Bab 6 - Apa Kamu Takut Jatuh Cinta Denganku Lagi?

2009 Kata
Sepasang manik mata Arsen Sebastian—asisten Galaksi—melebar ketika melihat Helena dan Tristan yang terlihat seperti baru saja selesai b******u mesra di dalam ruangan. Ia langsung memalingkan wajahnya dan berdeham dengan canggung. “Ma-Maafkan saya, Bu Helena. Saya tidak tau kalau Anda dan—” “Arsen, tunggu! Ini tidak seperti yang kamu pikirkan,” sela Helena dengan cepat sebelum Arsen keluar dari ruangannya dan meninggalkannya bersama lelaki hidung belang seperti Tristan! Arsen menoleh sejenak. Ia melihat Helena yang telah mendorong Tristan menjauh dan mulai sedikit memahami situasi yang terjadi di antara mereka. Karakter seorang Tristan Rahardian memang sudah diketahui olehnya dan ia juga mengetahui alasan pria itu bekerja di Bamantara Group melalui penjelasan Galaksi sebelumnya. Arsen pun menutup pintu ruangan agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka bertiga saat ini. “Saya dan Tristan tidak melakukan apa pun,” ucap Helena yang berusaha menjelaskan posisinya saat ini kepada Arsen. Ia tahu jika tidak perlu menjelaskan apa pun kepada asisten atasannya itu, tetapi ia tidak ingin ada kesalahpahaman di sini. “Tolong katakan kepada Galaksi kalau saya tidak membutuhkan asisten seperti ini!” cetus Helena dengan tegas. Arsen menghela napas pelan. Sejak awal ia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi. Sebagai seseorang yang sering mendampingi Galaksi di setiap pekerjaannya, Arsen sering mendengar bagaimana reaksi Helena setiap berkaitan dengan Tristan. Kebencian wanita itu terhadap Tristan sangat besar dan Arsen berpikir keputusan Galaksi untuk menempatkan Tristan di sisi Helena bukanlah ide yang bagus. “Maaf, Bu Helena. Saya tidak bisa melakukannya. Kedatangan saya ke sini adalah untuk menyampaikan pesan dari Pak Galaksi agar Anda bisa menerima penempatan Tuan Muda Rahardian,” ujar Arsen dengan berat hati. Ya, Galaksi telah membuat keputusan tersebut dan Arsen juga tidak bisa membantahnya. Helena tercengang. Ia menatap Arsen dengan sorot mata tak percaya. Ia sempat berpikir jika ia sudah salah mendengar. “Arsen, apa atasanmu itu sudah tidak waras? Saya yakin kalau dia terluka di d**a, bukan di kepala,” cibir Helena dengan sinis. Arsen tersenyum tipis. Ia tahu jika Helena hanya melampiaskan kekesalannya saja dan tidak bersungguh-sungguh mengejek atasannya tersebut. “Arsen, sebenarnya apa yang terjadi pada Galaksi? Bagaimana bisa dia merekrut pria seperti ini untuk bekerja di perusahaan ini?” tanya Helena seraya mengacungkan telunjukanya kepada Tristan. Hati Tristan terasa berdenyut perih mendengar kalimat yang dilontarkan mantan kekasihnya tersebut. ‘Pria seperti ini? Sepertinya penilaianku di matanya sudah nol besar,’ gumamnya di dalam hati. Raut wajah sendu dan kecewa terpatri di wajahnya, tetapi Helena tidak memperhatikannya karena sibuk berbicara dengan Arsen. Lebih tepatnya, wanita itu memang tidak peduli dengan perasaannya. “Bukankah kamu tau kalau dia adalah putra dari keluarga Rahardian dan semua hal yang pernah dilakukannya kepada perusahaan ini beberapa bulan yang lalu? Kenapa kamu tidak membujuk Galaksi?” Helena masih mengajukan protesnya kepada Arsen dan mengungkit masalah mata-mata yang pernah diutus oleh Tristan untuk mencari informasi di perusahaan Bamantara ketika Tristan masih menjabat sebagai direktur perusahaan keluarganya. “Tentu saja saya sudah melakukannya tanpa Anda minta, Bu Helena. Saya juga sudah mengingatkan Pak Galaksi mengenai konsekuensinya. Tapi, Pak Galaksi yang memutuskan untuk merekrutnya menjadi asisten Anda,” tutur Arsen seraya menghela napas lelah. Seminggu yang lalu Arsen juga sangat terkejut ketika Galaksi memberitahunya bahwa Tristan akan menjadi karyawan Bamantara Group. Saat itu ia juga sudah meminta atasannya itu untuk memikirkan kembali konsekuensi yang akan terjadi dengan memasukkan Tristan sebagai bawahan mereka. Arsen masih mengingat betapa liciknya pria itu saat ingin menjatuhkan nama baik perusahaan mereka. Akan tetapi, Galaksi malah tersenyum dan berkata, “Lebih baik menambah teman daripada musuh, Arsen. Lagipula saya punya pemikiran saya sendiri atas hal ini. Kamu tidak perlu khawatir.” Helena tercengang mendengar cerita yang diucapkan Arsen. Ia langsung menoleh kepada Tristan yang telah memasang wajah angkuh untuk menutupi kesedihannya. “Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan, Tristan? Apa kamu sedang mengancam Galaksi?” cecar Helena. Suara kekehan kecil pun bergulir dari bibir Tristan. Arsen juga sempat memiliki pemikiran yang sama, tetapi ia tidak bisa menemukan hal apa yang bisa dijadikan sebagai bahan ancaman bagi Galaksi. Apalagi Arsen mendengar dari Galaksi jika Tristan dikeluarkan ayahnya dari perusahaan Rahardian! Arsen tidak tahu apakah hal tersebut hanyalah sekedar akal-akalan Tristan untuk mendapatkan kepercayaan Galaksi saja atau memang hal yang didengarnya itu memang sebuah kebenaran. Manik mata Helena memicing tajam. Ia memandang Tristan yang sedang tertawa geli di atas sofa ruangannya. Pria itu benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai atasannya. “Apa ada yang lucu, Tristan? Jadi memang benar kamu mengancamnya?” selidik wanita itu dengan kesal. Padahal ia hanya asal berbicara saja tadi. Tawa Tristan perlahan terhenti. Ia menyeka air mata di sudut matanya, lalu menatap Helena dengan datar dan berkata, “Apa menurutmu … Galaksi adalah orang yang bisa diancam dengan mudah, Helena? Sepertinya kamu tidak terlalu mengenalnya seperti yang aku pikirkan.” Helena tahu jika ucapan Tristan benar. Galaksi bukanlah sosok yang mudah terancam oleh Tristan. Namun, ia benar-benar tidak memahami maksud dan tujuan yang dilakukan Galaksi kali ini. Akhirnya ia pun mengambil telepon genggamnya dan mencari nomor kontak Galaksi untuk mendapatkan alasan yang bisa diterimanya. Akan tetapi, Arsen langsung menyelanya dan berkata, “Bu Helena, sebaiknya Anda tidak menghubungi Pak Galaksi sekarang. Tadi beliau sudah menyampaikan untuk tidak mencarinya sementara waktu.” Kening Helena pun mengerut. Ia meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap Arsen dengan penuh pertanyaan. Arsen berdeham canggung, kemudian berkata, “Untuk satu minggu ini beliau meminta untuk tidak mengganggunya kalau tidak ada masalah mendesak dan berkata kalau keputusannya sudah tidak dapat diganggu gugat atas masalah perekrutan ini.” Mulut Helena terbuka syok, lalu ia mengembuskan napasnya dengan kesal. “Benar-benar tak dapat dipercaya! Sepertinya kepalanya perlu diperiksa. Saya khawatir kalau dia mengalami gegar otak juga kemarin!” cetusnya dengan penuh amarah. Ia tidak peduli meskipun Arsen melaporkan hal tersebut kepada Galaksi karena saat ini Helena benar-benar tidak dapat menerima keputusan Galaksi dengan akal sehat! Arsen memijit pangkal hidungnya. Sebenarnya ia juga cukup pusing dalam menangani masalah ini, tetapi keputusan atasannya sudah bulat dan ia tidak bisa mencampuri ataupun mencari tahu. “Bukankah dia memintaku untuk membantunya sementara waktu? Tapi, sekarang dia malah memberikanku masalah sebesar ini? Apa dia sedang mempermainkanku?” Helena masih mengajukan protesnya. Ia melirik Tristan yang tidak lagi memberikan tanggapan apa pun dengan kekesalannya. Pria itu malah memasang wajah kecewa seolah dirinya terhina karena tidak diterima oleh Helena. ‘Ck, apa dia pikir dengan memasang wajah seperti itu, aku akan menerimanya dengan lapang d**a?’ batin Helena dengan kesal. Ia merasa tekanan darahnya semakin bertambah karena terus marah pagi ini. “Bu Helena, saya tahu kalau sulit bagi Anda untuk bekerja bersama man—” Arsen berdeham pelan, lalu meralat kalimatnya dengan cepat, “Maksud saya dengan Pak Tristan, tapi sebaiknya Anda melihat kinerja beliau terlebih dahulu. Saya yakin Pak Galaksi tidak mungkin mengorbankan perusahaannya seperti ini. Lagipula saya sudah melihat latar belakang pendidikan dan pengalaman Pak Tristan, beliau cukup berwawasan dan sesuai dengan kriteria permintaan Anda sebagai asisten. Meskipun beliau memiliki beberapa rumor dan skandal yang buruk tentangnya, tapi saya harap Anda bisa mengesampingkan perasaan pribadi Anda.” Manik mata Helena melirik Tristan kembali. Pria itu masih duduk di sofa ruangan seolah tidak terusik dengan segala caci maki dan penghinaan yang ditujukan padanya. Perlahan Tristan beringsut dari tempat duduknya. Ia tersenyum tipis, lalu berdiri di hadapan Helena yang telah membuang muka darinya dan berkata seraya meraih ujung surai wanita itu tanpa izin. “Ucapan Arsen tadi benar. Apa kamu tidak bisa menerimaku, Helena? Aku tidak tau kalau ternyata posisiku di hatimu memiliki pengaruh yang cukup besar sampai kamu merasa terancam seperti ini. Apa yang kamu khawatirkan? Apa kamu takut akan jatuh cinta denganku lagi?” Sontak, Helena menoleh dan mendelik tajam kepada Tristan. Pria itu malah mengecup ujung surainya dan mengulas senyuman penuh kemenangan. Mendengar tutur kata yang tenang dari Tristan, Helena merasa seperti orang bodoh yang tidak dapat melupakan pria itu seolah dirinya terjebak di dalam masa lalu mereka! “Ja-Jangan asal bicara!” Helena segera menarik surainya dari jemari Tristan dan memalingkan wajahnya yang memerah agar pria itu tidak menyadari kebodohannya. Akan tetapi, Tristan telah melihat ekspresi Helena yang baginya terlihat sangat manis. Arsen kembali menghela napas panjang. Ia benar-benar pusing melihat perdebatan sepasang mantan kekasih tersebut. Sebenarnya ia tidak ingin terlibat dalam hubungan mereka, tetapi karena ia mendapatkan titah langsung dari Galaksi untuk menyelesaikan hal ini, ia terpaksa datang menemui Helena. Sebelumnya Galaksi sudah bisa memprediksi bahwa keduanya pasti akan berselisih paham. “Kalau memang kamu tidak merasa khawatir, apa salahnya kamu menerimaku? Bukankah kamu kekurangan orang di sini? Kamu bisa melihat apakah aku memang memiliki niat buruk atau tidak terhadap Bamantara Group,” ucap Tristan dengan acuh tak acuh. Helena masih tidak menanggapi Tristan. Ia melirik Arsen yang kembali berkata, “Tuan Muda Rahardian, Pak Galaksi memang sudah menerima Anda. Tapi, beliau meminta agar Anda tidak melupakan bahwa saat ini status Anda bukan sebagai mantan kekasih Bu Helena.” Tristan menatap Arsen lurus-lurus. Ia dapat melihat ancaman dari ucapan asisten Galaksi tersebut. Ia tahu jika kehadirannya di perusahaan ini sulit untuk diterima mengingat perbuatan buruk yang telah dilakukannya dulu. Arsen sangat mewaspadainya sejak tadi meskipun ia terus berkata jika ia datang untuk menyampaikan maksud Galaksi. “Beliau juga meminta agar penyamaran Anda tidak terbongkar oleh para karyawan yang lain. Jika hubungan Anda dan Bu Helena terekspos, beliau tidak akan membiarkan Anda menetap di dalam perusahaan ini dan mengajukan tuntutan atas penipuan. Jadi sebaiknya Anda menjaga sikap Anda terhadap Bu Helena yang menjadi atasan Anda di sini. Pak Galaksi tidak akan memaafkan Anda jika berani mencoreng nama baik perusahaan Bamantara. Beliau tidak akan segan untuk membuat Anda menerima ganjaran yang setimpal!” lanjut Arsen dengan nada yang dipenuhi ketegasan. Semua yang diucapkan Arsen memang diperintahkan oleh Galaksi. Akan tetapi, ia sedikit melebihkannya di bagian menerima ganjaran untuk menyudutkan pria itu. Tristan sempat terkejut dengan ucapan Arsen, tetapi perlahan sudut bibirnya terangkat ke atas. Sebelumnya ia memang sudah berjanji kepada Galaksi untuk menggunakan identitas barunya tersebut dan niatnya untuk mendekati Helena kembali juga telah diketahui Galaksi. Mereka telah membuat satu kesepakatan bersama tanpa Arsen atau siapa pun ketahui. Tristan tahu jika Galaksi tidak akan semudah itu membiarkan dirinya bekerja di perusahaannya. Apalagi mendekati Helena demi tujuan pribadinya. Namun, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini karena hanya Galaksilah yang bisa membantunya saat ini. Demi bekerja di perusahaan Bamantara, Tristan sampai mengundurkan dirinya dari perusahaan ayahnya untuk membuktikan keseriusannya kepada Galaksi. Ia tidak peduli lagi dengan posisi dan harta yang pernah dimilikinya dulu. Saat ini di mata dan hati Tristan hanya ada Helena seorang. Ia ingin memperlihatkan keseriusan dan ketulusannya kepada wanita itu. Membuat Helena berpaling kembalinya bukanlah hal yang mudah, tetapi Tristan ingin mencoba melangkah ke dalam kehidupan wanita itu. “Tolong katakan kepada Galaksi kalau aku pasti akan menepati kesepakatan kami. Tidak perlu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu,” ucap Tristan kepada Arsen. Ia melengkungkan senyuman hangat di wajahnya, lalu menoleh kepada Helena yang sedikit demi sedikit mulai tenang. “Apa sekarang kamu bisa menerima saya sebagai asistenmu, Helena? Saya pasti akan menjadi asisten yang bisa kamu andalkan,” tutur Tristan seraya mengulurkan tangannya kepada wanita itu. Sorot matanya memancarkan kepercayaan diri yang sangat besar. Ia tidak peduli dengan penghinaan yang ditujukan padanya. Helena tertegun memandang tangan mantan kekasihnya itu. Meskipun masih ada penolakan dan kebimbangan di dalam hatinya, ia memutuskan untuk percaya dengan Galaksi kembali. Helena merasa atasan sekaligus sahabat baiknya itu tidak mungkin akan membuat keputusan besar tanpa memikirkan risikonya. Ia tidak tahu kesepakatan apa yang telah dilakukan kedua pria itu, tetapi ia berpikir hal tersebut tidak ada hubungan dengannya. Helaan napas berembus di bibir Helena. Akhirnya ia menjabat tangan Tristan dengan enggan dan berkata dengan sinis, “Panggil saya dengan sebutan Ibu kalau di kantor. Mau bagaimana pun, saya adalah atasanmu. Ingatlah posisimu, Tristan.” Senyuman di bibir Tristan semakin mengembang sempurna. “Baiklah, Ibu Ratuku,” timpalnya, sengaja menggoda dan mengecup punggung tangan wanita itu. “Kau!” Wajah Helena merona merah. Ia langsung menarik tangannya dari Tristan dan mengeratkan rahangnya dengan kesal. Arsen hanya bisa menggelengkan kepalanya dan bergumam, "Sepertinya perusahaan dan Bu Helena tidak akan tenang untuk sementara waktu ini."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN