Suasana sepi kembali menemani Sang profesor. Setelah kepergian John Smith, Profesor Ligius Arthus begitu kehilangan semangat hidupnya. Pria itu menjatuhkan kepalanya pada meja penelitian dengan sangat lesu. Mau tidak mau dia harus bisa menikmati sisa hidupnya yang mungkin akan terus terjebak dalam markas Mafia kejam ini. Air matanya mulai meleleh setiap kali mengingat wajah istri dan putrinya. Sungguh dia tak berdaya untuk melindungi mereka. Jangankan melindungi mereka, melindungi dirinya sendiri pun tak mampu. Srrriiiinggggg... Suara pintu laboratorium terbuka mulai terdengar. Namun tak menggugah Sang profesor untuk bangkit. Pria itu masih sibuk merenungi nasibnya. Menenggelamkan wajahnya di meja dengan air mata yang terus berderai. Hatinya terlampau sakit, sungguh luka yang tak berda