Tugas Kelompok

1532 Kata
Saat ini Arya telah berada di kelasnya karena jam istirahat telah usai. Sampai jam istirahat usai belum terlihat di sana Angga dan Ryan, sepertinya pak Samuel cukup lama menahan mereka dan kini Arya malah tambah mengkhawatirkan dirinya dan juga Sofia karena ia telah ikut campur. "Mereka belum kembali, ya? kayaknya pak Samuel cukup lama menahannya tapi, keadaan ini malah bikin aku tambah khawatir," ucap Arya nampak menyangga dagu menggunakan tangan kirinya. Seseorang nampak membicarakan tugas kelompok mereka yang harus dikumpulkan dua hari lagi, hal itu membuat Arya tersadar jika kelompoknya juga belum menyelesaikan tugas tersebut sehingga ia bermaksud untuk mengumpulkan anggota kelompoknya untuk membicarakan tugas tersebut. "Dua hari lagi, loh. Gimana dong?" suara seorang wanita mengalihkan perhatian Arya dan mendengarkan dengan seksama. "Biologi, ya? ya ampun gimana dong kan kita belum penelitian juga," ucap seorang lainnya yang nampak panik karena mereka belum mengerjakan tugasnya. Arya yang sedang memikirkan nasibnya ditangan Angga malah memikirkan nasibnya di tangan Bu Ani sang guru biologi yang terkenal sangat galak. "Duh iya juga, ada tugas biologi bikin laporan penelitian ya ampun, siapa kelompok ku? kenapa mereka diam aja? gimana ni?" gumam Arya dengan tatapan panik dan menjambak rambutnya sendiri menggunakan kedua tangannya. Seseorang mendekatinya tanpa Arya sadari dan itu adalah suara seorang wanita. "Arya tugas kita gimana? dua hari lagi dikumpulin, loh?" Arya yang mendengar seseorang menyebut namanya kemudian melihat ke arah orang tersebut yang berada di hadapannya. "Eh? Linda? kamu kelompok aku?" tanya Arya pada seorang wanita berbadan montok yang bernama Linda. "Iya aku kelompok kamu, kan waktu itu Bu Ani udah ngasih tau," ucap Linda. "Kapan? aku taunya dia ngasih tugas kelompok dan aku gak sempet milih kelompok," ucap Arya bingung. "Ya karena kamu emang gak pernah milih," ucap Florensia yang tiba-tiba datang. "Eh? Florensia? maksudnya gimana?" tanya Arya bingung. "Kita yang pilih kamu, jadi setiap anggota ada enam orang dan di sini kita satu kelompok. Menyenangkan, kan?" ucap Reza yang juga tiba-tiba muncul dengan senyuman manisnya. "Ketua kelas? ya ampun kenapa mereka gak ngasih tau aku dulu sebelumnya, sih? padahal seingat aku Bu Ani ngasih tugasnya udah dua Mingguan, deh," gumam Arya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Oh jadi begitu ya? apa kita satu kelompok? dia orang lagi siapa?" tanya Arya penasaran. "Aku juga bagian dari kelompok ini," ucap Agnes yang memiliki perawakan tinggi itu bahkan ia sering disebut si tiang listrik. "Oh gitu, satu lagi siapa?" tanya Arya penasaran. "Hari ini Viola gak masuk. Satu lagi harusnya Viola," ucap Florensia tersenyum. Mengetahui tim nya telah lengkap Arya kemudian menanyakan kapan mereka akan mengerjakan tugas. "Jadi, kapan kita akan mengerjakan tugasnya? apa sebelumnya kalian udah pernah kumpulan?" tanya Arya. "Kita kumpulan kok tapi bukan buat ngerjain tugas tapi, gosip hahaha," ucap Linda yang terlihat heboh sendiri. "Hehehe, maaf," ucap Linda merasa jika becandaannya tidak lucu. "Sial aku baru sadar jika anggota kelompok ku adalah orang-orang yang sering main dengan Florensia, bisa dibilang mete adalah salah satu geng di kelas," gumam Arya baru menyadari hal itu. "Karena waktunya tinggal dua hari, gimana kalo sekarang aja pulang sekolah," ucap ketua kelas. Mereka akhirnya membicarakan hal ini dan terjadi beberapa kali pembatalan karena jadwal mereka yang saling terbentur. "Aku setuju," ucap Florensia semangat. "Kalo sekarang aku gak bisa mau latihan paskibra," ucap Agnes. "Aku juga gak bisa kalo sekarang, ibu lagi sakit jadinya aku harus jagain ibu," ucap Linda. "Yaaah, gimana dong? masa gak bisa semua, kalo kamu, Arya? bisa gak kalo hari ini?" tanya Florensia. Arya kebingungan menjawabnya karena hari ini ia harus menemani Sofia membimbing anak kelas sepuluh tetapi, karena tugas tinggal beberapa hari akhirnya ia mengiyakan. "Kalo aku kapan aja bisa, waktuku juga senggang," ucap Arya nampak malu-malu. "Wah bagus-bagus, yaudah kan ada dua hari lagi besok sama hari Kamis, jadi hari ini kita kumpulin bahan besoknya kita bikin laporan. Gimana?" tanya Florensia cukup antusias. "Aku oke," ucap Reza juga tersenyum. "Yaudah kami berdua gak ikut dulu, ya? kalian kerjain yang bener," ucap Linda yang langsung pergi meninggalkan mereka. "Jangan lupa nama aku dicantumin, ya? kan aku juga bagian grup ini," ucap Agnes yang juga pergi meninggalkan mereka. "Jadi gimana? mau jam berapa Arya?" tanya Florensia. "Jam? oh iya bener, jam empat sore aja, ya?" ucap Arya asal menyebutkan waktu. "Oke jam empat, ya. Kamu gimana, Reza?" tanya Florensia. "Aku kalo kami siap, aku juga siap kok," ucap Reza tersenyum. Suasana itu membuat Arya sedikit muak karena walau bagaimanapun Arya sebenarnya sangat menyukai Florensia dan berharap menjadi pacarnya tetapi, ia harus menyaksikan pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat di sana. "Ya ampun, kenapa sih mereka harus kayak gitu di depan aku? gak bisa bayangin nanti kalo kami ngerjain tugas bareng, apa mereka bakal lebih meresahkan?" gumam Arya memalingkan wajahnya dengan sedikit melamun. "Arya? kamu kenapa? apa kamu keberatan?" tanya Reza penasaran karena Arya mengeluarkan ekspresi seperti itu. "Eh, enggak-enggak kok aku gapapa, ayo kita kerjakan dengan semangat," ucap Arya mengangkat satu tangannya ke atas. "Yeyeye kita kerjakan, hehe," Arya nampak salah tingkah saat kedua orang itu memandangnya seakan mata mereka mengatakan 'apa yang si aneh ini lakukan. "Hahaha kamu lucu juga ya Arya, yaudah sampai ketemu nanti sore ya Arya," ucap mereka berdua yang kemudian meninggalkan Arya di mejanya. "Ya ampun, kenapa mereka melakukan ini seenaknya, setidaknya beritahu aku sebelum kelompok ini terbentuk, sekarang semuanya seperti aku sedang dikejar-kejar tugas," gumam Arya menghela napasnya. Arya melihat handphonenya dan di sana Lucy nampak memberikan ia pesan. "Lucy? ya ampun dua puluh pesan, apa yang dia pikirin? Lucy cukup misterius juga, ya? aku harus kenal dia lebih jauh," ucap Arya kemudian membalas chat tersebut tetapi rupanya sinyal internet sedang tidak stabil sehingga pesan yang ia kirim belum bisa tersampaikan. Sepulang sekolah tiba-tiba Reza dan Florensia mengatakan hal yang mengejutkan dan membuat Arya sedikit kesal walaupun ia tak menunjukkan hal itu. "Arya, maaf kayaknya aku sama Reza juga gak bisa kalo hari ini, Reza mau antar aku ke mall buat beli barang, maaf ya," ucap Florensia menghadang Arya sebelum ia pergi meninggalkan kelas. "Maafkan kami, ya Arya? gak maksud begitu tapi kita juga gak lengkap, kan? yaudah besok aja ya kan masih bisa," ucap Reza tersenyum. "Apa-apaan ini? apa mereka gak mikirin tugas sama sekali? padahal waktunya udah mepet, gimana caranya selesein tugas kalo gak dari sekarang dikerjainnya?" gumam Arya kesal tetapi dalam kenyataannya Arya hanya berkata iya. "Oh gitu, yaudah gapapa kan masih ada besok hehehe," ucap Arya terpaksa mengatakannya. "Maaf ya kami duluan," ucap Reza meninggalkan Arya di sana. Arya hanya tersenyum walaupun ia iri akan kedekatan Reza dan Florensia yang bahkan sampai rela mengorbankan tugas. "Ya ampun kenapa mereka lebih mentingin hal itu daripada tugas? apa drama ngerjain tugas kelompok yang akhirnya jadi tugas individu terulang lagi?" ucap Arya memegang keningnya dan menghela napas. Suara teriakan seorang wanita membuat Arya langsung menoleh. Sofia rupanya sudah menunggu Arya di sana sehingga ia harus berteriak agar Arya melihatnya di depan kelas Sofia. "Arya! mau kemana? sini buruan," ucap Sofia dengan ekspresi kesal. "Ya ampun dia lagi, kenapa orang itu sangat galak? cantik-cantik kok galak," ucap Arya yang kemudian melambaikan tangannya. "Iya tunggu aku ke sana," ucap Arya melangkahkan kakinya ke arah Sofia untuk mempercepat kegiatan untuk hari ini. Mereka saat ini berada di ruang latihan yang memang dikhususkan untuk murid yang akan melaksanakan olimpiade tetapi, ada yang aneh di sana yaitu tak ada seorangpun yang duduk mengisi kursi kosong ruangan itu. "Pada kemana, ya? kamu bilang, kan? tadi pas bagiin selebaran? kalo sekarang kumpulannya?" tanya Sofia yang duduk di kursi paling depan. "Apa-apaan? apa dia bilang gitu? bukannya cuma disuruh sebar doang?" gumam Arya kebingungan. "Kenapa bengong? kenapa gak jawab?" tanya Sofia kesal. "Maaf, tapi kamu kan gak bilang kalo hari ini kumpulan, aku taunya cuma ngasih selebaran doang," ucap Arya merasa apa yang ia lakukan sudah benar. "Terus?" tanya Sofia menahan amarah walaupun ia tak pandai menyembunyikan ekspresi wajahnya. "Terus? terus apaan?" tanya Arya kebingungan. "Ya terus ngapain aku nyuruh kamu sebarin? buat apa juga kita di sini? ya ampun padahal sebentar lagi olimpiade mulai loh, beberapa Minggu lagi juga udah masuk ulangan tengah semester. Terus sekarang gimana?" tanya Sofia nampak panik dan marah. "Hah? kok jadi aku yang salah? aku kan udah bener," ucap Arya merasa benar tetapi, ekspresi wajah Arya seakan dia merasa bersalah. "Jadi? Kamu mau bilang kalo aku yang salah? kamu mau bilang kalo aku gak bisa apa-apa? atau kamu mau bilang kalo aku ini gak pantes jadi kakak kelas yang baik?" ucap Sofia dengan nada seperti seorang yang hendak menangis. "Ya ampun kenapa jadi gini? Iya iya aku yang salah, aku gak bilang kalo hari ini kumpulan maaf," ucap Arya terpaksa. "Gak, pokoknya kamu harus tanggung jawab, besok semua harus kumpul kalo enggak nih," ucap Sofia sembari menggesek lehernya sendiri dengan ibu jarinya. "Mati," ucap Sofia mengancam. "Buset serem amat, jangan gitu dong, ayolah maafin aku," ucap Arya memohon. "Gak ada, aku gak akan maafin kamu kalo kamu besok gak bisa kumpulin mereka," ucap Sofia kesal. "Besok, ya? tapi besok aku harus ngerjain laporan biologi Bu Ani," ucap Arya. "Apaan? Tugas biologi udah kelar, kan dua Minggu lalu dikasih tugasnya," ucap Sofia menentang argumen Arya. "Kamu bener tapi, aku baru tau sekarang kelompoknya," ucap Arya membuat Sofia terkejut. "Apa? hahaha," ucap Sofia malah tertawa. "Kenapa kamu ketawa?" tanya Arya bingung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN