Emilia "Kerja lo cekatan sekarang?" tegur Wanda saat aku tak beranjak dari depan laptop sejak dua jam yang lalu. "Gue lambat lo komentar, gue cekatan lo komentar pula. Maha benar atasan dengan segala komentarnya," jawabku ketus tanpa sedikit pun menoleh meski untuk sekadar mencati tahu seperti apa wajah bossy Wanda. Prisil cekikikan dari balik kubikelnya. Mungkin Wanda malu atau tersinggung. Dia menggebrak triplek pembatas kubikel dengan tangannya. "Berisik!" hardik Wanda lalu pergi dari kubikelku. "Itu bocah memang kudu di skakmat sekali-kali. Biar nggak bossy-bossy amat," ujar Prisil. "Gue akan menampar dia dengan keberhasilan setiap project yang gue pegang." "Berat omongan lo, Mil. Seberat bobot badan lo." "b*****h lo!" Gara-gara tengil nih. Dia nggak rela banget katanya pacarny