PENYELIDIKAN DIMULAI

1139 Kata
"Ini foto orangnya. Dia bekerja di klub malam, King Cross. Dancer striptise dan dia sedang dekat dengan suami saya. Saya mau kalian mencari tahu di mana dia tinggal dan juga ikuti ke mana saja dia pergi apa saja yang dilakukan. Siapa saja keluarganya. Dan Ingat kalian tidak boleh sampai ketahuan oleh suami saya." Saat ini Kalina sedang berada di sebuah restoran. Di hadapannya duduk dua orang laki-laki bertubuh kekar dengan penampilan yang cukup menyeramkan. Tetapi Kalina sama sekali tidak takut. Dua orang itu adalah orang-orang yang biasa bekerja sebagai bodyguard atau juga pembunuh bayaran. Kalina berhasil mendapatkan kontak mereka dari salah satu kliennya. Kebetulan klien Kalina dulunya pernah dikhianati oleh suaminya sehingga dulu pernah memakai jasa orang-orang itu. "Apa saja yang harus kami lakukan selain itu?" "Kalian juga tolong cari tau informasi tentang wanita yang bernama Cintya. Saya tidak punya fotonya, tetapi suami saya membicarakan nama wanita itu.Kalian tidak perlu bertindak Jika saya tidak mengatakan apapun. Kalian cukup mengambil foto-foto dan video suami saya bersama wanita itu sebagai barang bukti nantinya di pengadilan. Laporkan kepada saya bukti sekecil apa pun. Saya mau kalian mengikuti mereka sampai ke lubang semut sekalipun. Terkecuali jika wanita itu ternyata tinggal di apartemen. Tapi, Kalian tentu tahu apa yang harus kalian lakukan bukan?" "Kami tahu, Nyonya. Kami akan melakukan perintah Nyonya dengan baik." "Bagus kalau begitu. Ini upah kalian saya bayarkan lima puluh persen di muka. Sisanya akan saya berikan jika kalian sudah selesai mengerjakan tugas kalian dengan baik. Saya mau dalam satu bulan ini saya mengumpulkan bukti-bukti tentang perselingkuhan suami saya dengan perempuan itu." "Kenapa harus menunggu sampai satu bulan, Nyonya?" "Satu bulan itu adalah waktu yang paling lama. Tetapi, jika sebelum sebulan saya sudah menemukan bukti-bukti yang kuat bahkan misalkan mereka mau menikah di bawah tangan maka saya akan segera bergerak. Sejauh ini bukti yang saya dapatkan masih sedikit. Suami saya juga tidak memiliki transferan ke rekening perempuan itu. Mutasinya bersih. Saya hanya berhasil mendapatkan foto-foto dia sedang berduaan dengan perempuan itu. Foto-foto tersebut mungkin bisa dijadikan barang bukti ke pengadilan. Tetapi saya butuh bukti yang lebih otentik lagi. Misalkan suami saya membelikan dia rumah mobil atau apartemen. Saya perlu semua itu. Dan kalau memang terbukti semuanya saya tidak akan segan-segan melemparkan dia kembali ke jalanan," kata Kalina panjang lebar. "Saya dan Yogi akan melakukan semua perintah Nyonya dengan baik. Kami pastikan kami akan mendapatkan bukti-bukti yang Anda perlukan untuk menggugat suami ke pengadilan." "Baik kalau begitu saya ucapkan terima kasih." Kedua orang bodyguard itu pun berpamitan. Kalina masih duduk dengan tenang di cafe tersebut. Dan tidak lama kemudian seorang wanita menepuk bahu Kalina kemudian duduk di hadapan wanita cantik itu. "Kenapa panggil aku ke sini Mbak?" "Kamu nggak kerja, Cha?" "Mbak ini nanyanya aneh deh. Adikmu ini mau bekerja tetapi kamu suruh aku ke sini. Ada apaan sih, Mbak?" Kalina menatap Echa sang adik. Wanita itu tampak berpikir sejenak sebelum dia menceritakan apa yang sudah terjadi dengan rumah tangganya. "Mama sama papa udah tahu, Mbak? Kamu belum bilang sama mereka?" "Mbak belum bilang apa-apa. Mbak baru saja menemukan bukti-buktinya semalam kok. Nih, kamu lihat sendiri foto-fotonya. Mending kalau dia selingkuh sama perempuan baik-baik. Ini lihat sama dancer striptis. Body kayak papan pengilesan cuman modal putih doang. Duh, muka-muka kayak gini sudah kelihatan muka pengeretan. Cuman mau harta orang aja." "Bukannya zaman sekarang perempuan-perempuan emang kayak gitu rata-rata, Mbak? Sukanya sama orang-orang yang mapan dan kayak nggak peduli mereka udah punya istri ya sikat aja selama masih bisa kasih kehidupan yang layak." "Ya emang kalau perempuan nggak tahu malu kayak gitu semua. Mbak udah hubungin dua orang bodyguard untuk menyelidiki mereka. Kamu tahu kan Ibu Ratu? Langganan Mbak yang istri pejabat itu? Waktu itu kan suaminya pernah selingkuh dia bayar jasa orang-orang itu. Makanya sekarang Mbak mau bayar orang-orang itu buat selidikin kakak ipar kamu yang nggak beres itu. Kalau didiemin kayak gini nggak akan bakalan betul urusannya. Enak aja dia mau morotin harta Mbak. Asal kamu tahu ya kemarin dia minta uang empat ratus juta cuman buat modal usaha. Padahal restoran pizza dia kan sekarang ini lagi berkembang. Omsetnya sehari bisa belasan juta. Paling sedikit lima juta." Echa terbelalak mendengar perkataan sang kakak. Dia sama sekali tidak menyangka jika Kakak iparnya itu berani berbuat hal aneh-aneh. Selama ini dia melihat Adit adalah tipe orang yang suka bekerja. Itu sebabnya restoran pizza yang dia beli secara franchise itu menghasilkan banyak keuntungan setiap bulannya. Echa tahu jika restoran itu berhasil dibangun karena modal dari sang kakak. "Benalu banget itu orang, nggak tahu diri. Apa dia lupa kalau semua modal itu kamu yang kasih. Kamu udah hubungi pengacara Mbak? Adik temanku kan pengacara. Mungkin dia bisa bantu." "Nggak usah lah. Mbak punya pengacara sendiri. Biar dia nanti yang bantu proses perceraian Mbak. Sementara Mbak mau mengumpulkan bukti-bukti dulu tentang perselingkuhan kakak ipar kamu. Mbak ke sini cuma mau minta tolong. Misalkan Mbak nanti lagi dalam proses perceraian. Kamu ajak si Cindy di rumah Ibu dulu ya. Aku nggak mau Cindy nanti lihat Papanya aku usir." "Kamu udah punya rencana mau ngusir Adit aja?" "Eh inget ya rumah yang kami tempati itu rumah punyaku. Rumah itu udah terlebih dahulu aku miliki sebelum menikah dengan Adit. Adit itu kan dulu nggak bawa apa-apa nikah sama aku. Cuma sebagai pegawai di bank aja. Itu pun jabatan dia juga nggak terlalu tinggi. Masih untung aku nikah sama dia terus aku mau jadi istrinya. Dia aja yang nggak tahu diri," kata Kalina panjang lebar. Echa hanya tertawa kecil mendengar curhat sang kakak. "Ini perempuan ya, Mbak ... bodynya kurus begini kok Mas Adit suka ya? Ini lagi foto yang ini ... ih norak banget sih. Kelihatan banget perempuan murahannya. Ya emang sih body dia body yang cocok pakai baju apa aja. Karena kurus gitu kan. Tapi nggak banget deh dibandingin sama mbak. Nggak ada kelasnya sama sekali. Kita kan bisa lihat orang dari cara dia berpakaian dan berpenampilan. Kalau ngeliat tipe-tipe kayak gini sih emang tipe-tipe pengeretan. Dia janda?" "Sebenarnya, nggak semua janda kayak gitu. Tapi, kalau jandanya cewek malam kayak begiLisnan sih udah nggak aneh kali. Itu kenapa orang tuh kalau punya predikat janda harus dijaga baik-baik. Jangan sampai jadi janda murahan kayak perempuan ini." Sementara itu di tempat lain Adit tampak sedang berada di dealer mobil bersama dengan Lisna. "Kamu kan janji beliin aku mobil yang bagus kenapa cuman mobil Ayla sih? Ini tuh mobil murah Mas. Mobil sejuta umat. Udah gitu belinya second lagi," omel Lisna. "Salah kamu sendiri kemarin belanja sampai mahal. Sekarang gini aja deh kamu mau ambil mobilnya atau enggak? Kalau misalkan mau nggak usah banyak bawel masih untung aku beliin kamu mobil. Dan mobil ini aku beliin cash lagi bukan kredit!" Lisna hanya bisa mengentakkan kakinya kesal. Tadinya, dalam pikiran Lisna, Adit akan membelikan dia mobil yang bagus dan juga baru. Tetapi ternyata hanya mobil second yang harganya juga nggak terlalu mahal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN