Cris begitu teliti membaca buku yang ia pinjam di perpustakaan tadi. Sampai - sampai ia tak memesan makan siang di kantin karena Cris hanya ingin tau isi dari buku itu. Sedangkan Dinda sudah menghabiskan semangkuk bakso dan segelas jus jeruk. Dan kini Dinda akan memesan satu porsi siomay untuk makanan penutup. Cris tidak menghiraukan keramaian dan orang yang lalu lalang disekitarnya. Cris tidak merasa terganggu dengan keramaian di kantin sangking penasarannya Cris dengan buku tersebut.
Dinda datang kembali setelah mengembalikan mangkuk dan gelas milik kedai di kantin dan Dinda membawa sepiring siomay untuk ia santap sebagai makanan penutup.
"Cris makan dulu nanti kamu lapar," ucap Dinda mengingatkan Cris.
Tanpa mengalihkan pandangan dari buku itu, Cris menarik piring berisikan siomay milik Dinda lalu melahapnya satu per satu.
"Terima kasih ya, Din kamu emang temen aku yang paling baik," ujar Dinda dengan mulutnya yang penuh dengan siomay.
Raut wajah Dinda berubah kesal melihat tingkah Cris karena sudah memakam siomay miliknya. Dinda menarik kembali piring siomay miliknya yang sudah berkurang jumlahnya itu.
"Makan aja tuh buku," ujar Dinda meledek. Lalu Dinda menyantap siomaynya sambil memainkan telepon genggamnya.
"Cris, Cris liat deh!" Dinda menunjukan handphonenya kepada Cris.
Cris sontak melihat layar handphone Dinda yang menampakan akun i********: Hafiz yang baru saja memposting foto dirinya.
"Ya ampun benerkan, Din Hafiz tuh ganteng ngga ada obat," ucap Cris yang merebut handphone Dinda untuk memandang foto Hafiz lebih dekat.
Hafiz memposting foto dirinya di i********: bersama seorang kiyai disebuah masjid.
"Aku jadi ngebayangin kalau nanti aku bisa foto bersebelahan dengan Hafiz," ucap Cris tidak berhenti memandang postingan baru milik Hafiz di i********:.
"Hey! Ngga boleh ngebayangin seseorang! Itu bisa jadi dosa zina loh, Cris. Kasihan Hafiz nanti kalau kena penyakit ain," ucap Dinda lalu merebut paksa handphone miliknya.
Cris menatap Dinda dengan tatapan aneh dan Dinda merautkan wajah menyesal dengan ucapannya sendiri karena Dinda tahu pasti Cris akan menanyakan maksud dari ucapannya itu dengan paksa.
"Duh," ucap Dinda pelan.
"Bukannya zina itu kalau perempuan dan laki laki yang bukan suami istri melakukan hubungan s*x ya, Din?" tanya Cris memberitahukan Dinda arti zina yang ia ketahui.
"Zina bukan sekedar berhubungan intim aja, Cris. Dalam islam yang dimaksud zina itu banyak macamnya. Contohnya zina mata, zina hati, zina telinga, zina perasaan," jawab Dinda.
"Kok bisa sebanyak itu?" tanya Cris bingung.
"Terus penyakit ain itu maksudnya apa, Din?" tanya Cris lagi.
"Kalau penyakit ain ini penyakit yang diakibatkan karena terlalu suka atau terlalu benci kepada seseorang," jawab Dinda.
"Jadi kita ngga boleh terlalu mengaggumi seseorang?" tanya Cris.
"Kita harus mengucapkan 'masya allah' biar dia ngga kena penyakit ain karena sesungguhnya semua isi dibumi ini ciptaan Allah maka dari itu kita harus memuji penciptanya dulu gitu, Cris paham?" ucap Dinda.
Cris menganggukan kepalanya sambil mencerna ucapan Dinda tadi.
Entah sudah berapa istilah - istilah dalam islam yang sudah Dinda jelaskan kepada Cris. Tapi, Dinda senang karena temannya ini ingin menjadi pribadi yang lebih baik walaupun atas dasar cinta. Kalau nantinya Cris benar benar bertekad bulat untuk masuk islam, Dinda adalah orang pertama yang mendukung hal tersebut.
Criszya sudah berada di kamarnya dan sekarang masih pukul 5 sore. Hari ini Criszya tidak menghadiri majlis karena takut Papanya marah lagi seperti kemarin. Criszya sedang berada di kasurnya, berbaring sambil lanjut membaca buku yang ia pinjam di perpustakaan. Criszya mulai kagum dengan sosok Fatimah di dalam buku ini. Fatimah sangat pantas menjadi wanita idaman karena akhlaknya yang sangat mulia.
Tiba - tiba terdengar suara pintu kamar yang diketuk. Sontak dengan cepat Cris langsung menyembunyikan bukunya di balik bantal dan langsung memainkan handphonenya. Benar saja yang masuk ke dalam kamar itu adalah Mamanya.
"Cris kamu lagi apa?" tanya Mama Cris saat masuk dan menghampiri Cris yang ada di dalam kamar.
"Biasa, Ma Cris lagi main hp. Kenapa, Ma?" ucap Cris. Lalu Mama Cris duduk di ranjang tempat tidur Cris.
"Mama cuma mau bilang jangan masukin ucapan Papamu ke dalam hati ya. Maafkan ucapan Papa kamu karena mau bagaimana pun itu adalah Papa kamu yang selalu sayang sama kamu, Cris."
"Iya, Ma Cris paham kok. Cris juga tau tujuan Papa marah sama Cris kan karena kesalahan Cris juga," jawab Cris.
Mama Cris pun tersenyum saat mendengar jawaban dari Cris lalu Mamanya mengelus dengan lembut kepala Cris dengan penuh kasih sayang. Setelah memastikan Mamanya sudah benar - benar keluar dari kamarnya, Cris mengambil kembali buku yang tadi sedang ia baca. Cris menyimpan buku itu di dalam totebagnya dan berniat untuk membacanya lagi nanti malam.
Cris keluar dari kamarnya untuk menghampiri Mama yang sedang menyiapkan makan malam di dapur. Cris membantu Mamanya menyiapkan makan malam untuk keluarganya.
"Ma, Cris boleh tanya ga?" ucap Cris sambil membantu Mamanya.
"Boleh dong. Emangnya kamu mau tanya apa?" saut Mama.
"Cris boleh ngga kagum sama laki - laki yang ngga seiman sama kita?" ucap Cris.
Criszya sudah tidak tahan menanyakan pertanyaan ini yang mungkin bisa membuat Mamanya marah. Namun, jika Cris tidak bertanya, Cris tidak akan tahu jawaban dari Mamanya itu. Mama membalikan tubuhnya ke arah Criszya anak semata wayangnya itu lalu menatapnya dengan tatapan lembut.
"Kalau hanya sekedar mengagumi saja tidak ada salahnya, Cris. Namun, rasa kagum biasanya akan semakin besar seiring berjalannya waktu. Jadi, Mama pikir sebaiknya jangan pernah mengagumi seseorang yang tidak seiman dengan kita," jawab Mama Cris sambil tersenyum.
Criszya terdiam mendengar jawabannya dari Mamanya itu. Apa yang dikatakan Mamanya itu sangat benar. Rasa kagum Cris semakin hari semakin besar terhadap Hafiz. Lalu bagaimana caranya Criszya memberitahu Mamanya itu tentang perasaanya terhadap seorang pria muslim yaitu Hafiz?
Mama menghampiri Cris yang terdiam setelah bertanya macam itu. Seakan Mama mengerti apa yang ada di dalam pikiran Criszya.
"Ada yang mau diceritain?" tanya Mama yang seakan tahu isi pikiran Criszya.
"Hmm...." Criszya sangat bingung. Cris tidak tahu harus menjawab apa. Apakah sebaiknya Cris jujur saja dengan Mamanya soal pria pujaan hatinya itu atau tidak?
"Pria yang tidak seiman dengan kita memang biasanya lebih menarik kan, Cris? Terlebih lagi pria muslim. Mereka terlihat gagah dengan mengenakan baju ibadahnya itu," ucap Mama Cris.
Jantung Criszya seakan berhenti sepersekian detik. Cris tercengang mendengar ucapan Mamanya itu. Dan menduga kalau sebenarnya Mamanya sudah tau perihal ini.