Lima

1295 Kata
Maaf banyak typo Lila gelapan dengan wajah yang telah putih. Ancama dari Mike membuat ia mematikan langsung telepon yang tersambung dengan anaknya tanpa pamit. Ancamannya begitu menakutkan, bagaimana bisa ia mendapatkan uang tiga puluh juta kalau laki-laki itu menyuruhnya untuk mengembalikan uangnya. Pesan dari Mike barusan sangat menyeramkan untuk Lila. Lila telah berada dalam mobil yang merupakan supir jemputan suruhan Mike. Keringat dingin tidak berhenti keluar dari tubuh Lila. Ia takut, ada apa laki-laki itu menyuruh ia untuk ke kantornya, padahal sebelumnya tidak pernah sama sekali laki-laki itu mengijinkan ia untuk sekedar keluar dari batas pagar besar tinggi rumahnya. Ternyata bekerja sebagai pembantu hanya kedok laki-laki itu. Pekerjaan yang sebenarnya, Lila harus melayani laki-laki itu di atas ranjang, pekerjaan haram dan apabila di lakukan mendapatkan dosa besar. laki-laki itu terlihat sangat memgingunkannya. Membuat Lila bingung, ia hanya gadis kampung, berwajah lusuh da jelek. Tidak ada hal menarik dalam dirinya, tapi sekali lagi, kenapa Mike sangat menginginkan dirinya? Dan untung saja ada tamu bulanannya yang menyelamatkan harga dirinya selama lima hari ini. Tapi setelah ini? Harga dirinya semakin turun di dasar jurang. Oleh laki-laki yang pernah menodainya dengan kejam 6 tahun yang lalu sampai ada hasilnya, yaitu anaknya, Pian. Janganlah kalian mudah percaya pada orang, walau orang itu berlabel teman sepiringmu! Lila telah di tipu mentah oleh Riri, yang selama ini selalu baik dan sangat dekat dengannya, tapi ia juga berterimah kasih pada Riri, anaknya akhirnya sudah di operasi tiga hari yang lalu dan anaknya telah sembuh sekarang walau masih di rawat inap di rumah sakit. Untuk proses pemulihan pasca operasi. "Pak...apakah kantor-nya masih jauh?"Tanya Lila pelan dan sopan pada supir paru bayah yang duduk di sampingnya. Dia gelisah sedari tadi. Apa tujuan Mike memanggilnya hingga harus menjemputnya segala. Sang supir melirik kearah Lila lewat ekor matanya karena fokus mengemudi dengan hati-hati, ia sudah di titah agar membawa perempuan muda di sampingnya dengan selamat pada Tuan Mike, "Sekitar sepuluh menit lagi sampe."jawab supir itu hangat pada Lila. Lila menganggukan kepalanya paham dan mengucap terimah kasih pada supir di sampingnya. "Nona sepertinya orang penting, ya? Hanya Nona dan mantan Nyonya yang pernah di bawah Tuan ke kantor-nya"beritahu supir itu sambil memandang takjub kearahnya. Lila terdiam mendengarnya. Otaknya sedang memproses tentang ucapan yang barusan di lontarkan oleh laki-laki paru baya didepannya. Beruntung? Mantan, Nyonya? Apakah Nona dan Nyonya sama? **** Mike mamandang sinis dan malas kearah teman karibnya ah sahabat karena orang yang tengah menyenyir lebar di depannya ini adalah teman Mike sedari ia masih memakai celana merah hatinya. Yang tidak lain dan bukan adalah Saka yang barusan membuka tak sabar dan tidak sopan pintu ruangannya. "Kenapa wajahmu suntuk dan merah? Apa-apaan itu? Oh astaga! Tanganmu tidak tau malu sama sekali!" Laki-laki itu memekik melihat tangan Mike yang tengah memegang 'miliknya' di depan mata kepalanya. s**t. Benar-benar sahabat yang tidak tahu malu dan maniak seks. "Oh dia menggeliat! Sialan! Enyahlah kau Mike, pergi ke kamar mandi dan jangan tidak tahu malu. cepat!" Saka Afrizal tertawa geli melihat 'milik' Mike yang tidak tau malu dan sikon bangun tanpa ada yang memancingnya. Oh astaga ! Saka sangat prihatin pada Mike. Pasti karena insiden itu, Mike ingin membalas dendam. Tapi langkah sahabatnya ini sangatlah salah. "Diamlah kau, setan sss! Enyah dari kantorku!"usir Mike sinis pada Saka dengan alis mencuram muram. Dia frustasi karena gair*h dan amarahnya belum ia uapkan dengan tuntas! Saka hanya menyenyir dan mendudukan dirinya di depan Mike tanpa permisi. Mike mendengus, "Siapa yang menyuruhmu duduk? Enyahlah! Uruslah ternak-ternak baumu itu! Jangan mengganggu waktu berhargaku!"lagi Mike berucap pedas dengan tatapan sinisnya. Saka masih bertahan dengan tawa dan kekehan gelinya. Sial! Mike masih memegang itunya di depan mata kepalanya. Sangat tidam tahu malu. Oh sungguh Saka sangat prihatin. Gara-gara wanita ular dan berbulu domba itu,sahabatnya jadi seperti ini! "Tenang saja, ayam, bebek, domba, serta sapiku sudah aku urus dan mandikan mereka dengan bersih sebelum aku datang ke tempatmu." Mike mendengus melihatnya. Oh sungguh Mike tidak menyangka kalau teman semasa kecilnya lebih memilih menjadi peternak di bandingkan meneruskan usaha resort keluarganya yang berjejeran banyak di pantai Lombok. Bodoh kau, Saka! Ejek Mika dalam hati. Mau saja laki-laki tampan di depannya ini berbauan dengan para ternak... "Sudah lima hari kau bagai di telan bumi, kemana saja kamu? Tumben nggak cari mangsa?"tanya Saka dengan raut serius kali ini. Mike terdiam sebentar, Saka belum tau saja kalau dia tengah sibuk menjinakkan mainan barunya. Huffftttt !!! Nanti saja ia menceritakan tentang Lila yang begitu sok jual mahal dan pembangkang padanya. "Bukan urusanmu! Pergilah aku ada meeting penting siang ini!"usir Mike dengan alasan dusta pada Saka. Meeting apanya ? ia ingin melakukan 'itu' pada Lila sampai bosan danmabuk siang ini. Tanpa di sadari oleh Saka, ada senyum licik yang terbit di kedua bibir Mike. "Aku rindu padamu, Lilo. Lima hari kita tidak bertemu dan bersapa. Tega sekali kau mengusirku dan lebih memilih meeting dari pada aku yang selalu menemanimu selama belasan bahkan puluhan tahun lamanya."Ucap Saka dramatis. Mike semakin memandang sinis kearah Saka. Ia mual mendengar guyonan hambar sahabatnya. Kring Satu pesan masuk dalam Hp Mike. Dengan cepat Mike merogoh ponselnya dam melihatnya. Mama❤ Pulanglah! Ada hal penting yang ingin mama tunjukan padamu. Sial! Mike menjambak kasar rambutnya. Kepalanya akan sakit sepanjang hari ini dan itunya akan sangat nyeri apabila ia tidak jadi menyentuh Lila hari ini, siang ini. Titah mamanya bagai raja, mustahil ia menolak permintaan dan perintah mamanya. "Ada apa?"tanya Saka bingung melihat wajah frustasi Mike. Tatapan Mike masih ada pada layar ponselnya. Siapa yang barusan chat Mike? Tanya hati Saka penasaran di dalam sana. "Pulanglah! Aku mau pulang, mama yang chat barusan. Kamu harus pulang! Nanti kantor aku bau karenamu." Plakk "Auhhhh!" Mike mendesis sakit. Saka tertawa senang di buatnya. Saka menggeplak kening Mike keras. Saling menggeplak bahkan saling menempelkan upil di mulut sudah menjadi tradisi persahabatan mereka sejak kecil. Keduanya sudah merasakan bagaimana asinnya air ingus antara keduanya. Keduanya saling mengejar untuk saling membalas dan pada akhirnya skornya sama antara keduanya sama, sama-sama merasakan. Mike hanya memandang sinis pada Saka. Mike beranjak dari kursi kebesarannya dan berjalan terburu meninggalkan Saka yang cengo. Laki-laki itu juga lupa, kalau ia telah menyuruh Lila untuk datang ke kantornya, Lila dan Mike berjalan di jalan yang sama dan jaraknya sangat dekat, Tapi Mike yang terburu tidak melihat Lila yang tengah jalan menunduk memasuki gedung perusahaanya. **** Lila mengatur nafasnya yang memburu. Sekertaris Mike telah menyuruh ia untuk jalan lurus menuju ruangan Mike yang terpisah jauh dengan sekertarisnya. Lila memandang lama pintu besar dan mewah yang berada di depannya. Ia ragu dan sangat takut untuk mendekat dan masuk pada pintu yang di tutup rapat itu. Di dalam ruangan yang pastinya sangat mewah itu, ada buaya darat dan penjahat kelamin. Lila bergidik di buatnya. Dengan langkah gemetar Lila menuju pintu itu pelan. Deggg Jantung Lila rasanya ingin melompat keluar melihat gagang pintu itu yang bergerak dan diputar dari dalam. Reflek Lila menghentikan langkahnya. Lila menahan nafas takut. Dengan cepat Lila bersembunyi di balik pilar besar yang pas menutupi tubuh mungilnya. Jantungnya berdetak menggila. Lila mengintip sedikit. Oh Tuhan! Lila mencoba mengenali wajah tampan yang tengah berjalan kearahnya. Jantungnya semakin menggila karena langkah laki-laki tinggi tegap dengan bentuk tubuh kurus itu telah begitu dekat dengannya. Lila menahan nafasnya kuat, Oh astagaaa...orang itu adalah____. Laki-laki itu temannya Mike. Lila ingat. Lila seketika gemetar dengan air mata yang telah mengalir deras membasahi kedua pipinya . "Aku harus kabur! Aku takut!"bisik Lila panik. Dengan cepat Lila berlari sekuat tenaga. Tapi sayang, langkah kakinya terdengar nyaring oleh laki-laki itu. Laki-laki itu ikut mengejarnya karena ia terlihat aneh dan asing di kantor ini. Dan pada akhirnya, Saka yang mencari Lila karena rasa bersalahanya selamab6 tahun ini sudah berhasil menemukan Lila bahkan sudah memegang kuat pergelangan tangan Lila saat ini... agar tidak kabur dan lari darinya. Dan Saka... "Akhirnya aku menemukanmu, Lila..." tbc m
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN