Keduanya terjebak dalam keheningan, saling menatap dan mencoba meredakan perih yang berkecamuk. Dunia mereka seakan berhenti berputar. Padahal jarak mereka hanya beberapa langkah, namun terasa begitu jauh. Miris, bagaimana bisa mereka kembali ke titik awal setelah melalui hari-hari penuh kebahagiaan. Semua yang terjadi di antara mereka bagai mimpi yang telah berakhir. Saat terbagun, tak ada apa pun yang bisa mereka lakukan, selain menerima kenyataan yang menyakitkan. Jika bisa memilih, maka keduanya ingin selamanya terjebak dalam dunia mimpi. Tak pernah terbangun, untuk selamanya. “Apa itu benar-benar keinginamu, Chel? Aku pergi lagi dan meningalkanmu? Apa benar hatimu yang menginginkan itu?” Angga menatap ke dalam manik mata Chelsea, mencoba mencari kebenaran yang wanita itu coba sembuny