Tak sekalipun Angga melepaskan tangan Chelsea. Ia menggenggamnya erat dan mereka berjalan layaknya sepasang kekasih yang dimabuk cinta. Awalnya, Chelsea merasa canggung, namun kelembutan lelaki itu mencairkan kecanggungan yang sempat merasuki bathinnya. Setelah mencetak tiket yang sesudahnya mereka pesan vian online, Angga mengajak Chelsea untuk berkeliling dan melihat-lihat. Film mereka akan diputar dua jam ke depan, hingga masih ada waktu untuk berkeliling mall. “Kamu pengen apa, Chel?” Chelsea menggeleng. Aneh, betapa dulu ia tak bisa menahan hasrat berbelanja, namun kini ia tak selera melihat barang-barang bermerk yang dulu selalu diincarnya. Kini mengeluarkan ratusan ribu hanya untuk sepotong pakaian saja ia tak mau. Sayang uangnya. Angga menarik Chelsea memasuk toko sepatu ternam