“Kemasi barang-barangmu Dhaffin.” Edna berujar datar. Hanya perintah tersebut yang keluar dari mulutnya dengan tangannya yang merambat pada tangan Dhaffin. Mencengkramnya kuat sembari menarik tangannya agar mengikuti wanita itu dalam keheningan. Dhaffin kembali dilanda rasa tegang dan juga keanehan dari diri wanita itu. Terlalu kaku. Seolah semua perlakuan manis dan lembutnya telah direset. Seperti pertama kali mereka berdua bertemu. Sesuatu yang amat tidak disukai oleh Dhaffin dari diri Edna. Seperti sosok robot yang baru saja diberi program baru oleh tuannya. “Kenapa kau selalu seperti ini?” tanya Dhaffin miris, menepis tangannya yang dicengkram oleh wanita itu. Namun dirinya tidak bisa. Edna berhenti sejenak, berdiri tepat di depan pintu kamar. Kamar sementaranya. Wanita itu menengok