"Bangun, Cintaku." Satu kecupan ringan di bibir membangunkan Devita dari tidurnya. Devita membuka matanya perlahan, seraut wajah tampan dengan bekas luka bakar di pipi menyambutnya dengan senyuman. "Mmhhh" Devita menarik selimut sampai ke atas kepalanya. Ia merasa malu karena teringat apa yang sudah terjadi semalam. Devita bahkan merasa tidak mengenali dirinya sendiri. Ia yang selalu lembut, yang selalu menyembunyikan wajah dan tubuhnya dari tatapan orang lain, ternyata bisa seagresif itu terhadap suaminya. "Hey, ada apa Cintaku?" Tanya Adrian berusaha menurunkan selimut dari atas kepala Devita. "Malu" "Malu? Malu untuk apa?" "Yang tadi malam" "Ada apa dengan tadi malam, Devita Zulvana Ramadhan?" Adrian tersenyum menggoda meskipun ia tahu Devita tidak bisa melihat senyumannya. "Ehm