Pemaksaan

1911 Kata
Maaf banyak typo warning : khusus 18+ Kesal karena pintu kamar sudah di kunci Alex dari luar, laptop Alex yang ada di atas meja depan sofa menjadi sasaran kemarahan Ayu. Ayu membanting laptop itu kuat dan setelah laptop itu terpecah menjadi beberapa bagian, Ayu langsung meleset menuju balcon, menunggu Alex yang lewat di bawah sana, lalu... bangkai dari laptop itu akan Ayu lempari Alex di bawah sana. Tapi, sayang. 3 bagian laptop mahal yang sudah hancur itu tidak mengenai Alex sedikitpun. Alex dengan gesit menghindar, dan lebih parahnya lagi, melihat laptopnya yang sudah hancur dan pernah Ayu dengar 2 hari yang lalu, laptop itu banyak berisi file penting entah file apa. Alex... Alex tadi tidak terlihat marah sedikitpun, hanya menatapnya tajam sebelum laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya dan membawa sendiri mobilnya untuk ke apotik terdekat. Meninggalkan Ayu yang sedang merana, takut, dan bingung di depan pintu kamar yang sudah Alex kunci dari luar. Capek. Demi Tuhan, mulut Ayu capek dan tenggorokan Ayu sangat sakit di dalam sana. Teriakan minta tolongnya tidak di sambut oleh para pembantu yang ada di luar sana, di bawah sana. Ah, tidak. 2 menit yang lalu, dapat Ayu dengar, ada suara Mbak Mini yang meminta maaf karena tidak bisa menolongnya. Apabila menolongnya, maka wanita parubaya itu akan mampus di tangan Alex. Alex memecatnya maka Mini tidak bisa makan dengan anak dan cucunya. Mini yang sudah tua, akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan lagi. Mendengar ucapan lirih dan tak berdaya Mbak Mini, membuat Ayu sadar kalau ia berteriak di rumah yang jaraknya dengan rumah tetangga yang lumayan jauh, tidak ada artinya sedikitpun. "Nggak, mama nggak mau kamu cacat atau mati misal sudah ada kamu yang sudah dan sedang tumbuh dalam rahim mama saat ini. " "Mama nggak mau kamu terluka karena obat sialan itu! Nggak akan mau, Nak!"Ucap Ayu dengan geraman tertahannya. Kedua tangannya semakin memeluk erat dan possesive perutnya yang masih rata. Ayu tidak mau menjadi ibu yang lemah , membuat anaknya harus mati di tangan Papanya sendiri lewat pil kb sialan itu. Sejak kecil, Ayu sudah menggila dengan bayi dan anak kecil. Hidup bertiga dengan mama dan papanya, dan selalu di tinggal pergi ke luar kota membuat Ayu merana dan kesepian setiap saat. Dan peduli setan, Alex mau menalaknya, mau mengusirnya, dan tidak suka dengan bayinya. Tidak masalah. Toh, ia tidak akan mati. Masih ada mama dan papanya yang bisa Ayu mintai tolong. Ia hidup tidak kekurangan selama ini, malah lebih. 10 bayipun bisa Ayu besarkan dan rawat. Dan kedua mata Ayu yang bulat, berbinar bahagia di saat Ayu... Ayu melihat ada ponsel jadul yang ada di atas meja di depan sofa, ponsel jadul yang letaknya bersampingan dengan laptop yang sudah Ayu hancurkan tadi. Bagai anak peluru, tanpa membuang waktu, Ayu meleset mendekati meja itu, dan saat ini ponsel jadul itu sudah ada dalam genggaman tangan Ayu. Ponsel jadul yang beberapa kali pernah Ayu lihat di gunakan Alex entah untuk menelpon siapa tadi malam dan 2 hari yang lalu. Dan Ayu dengan senyum haru dan lega, dengan lihay memasukan nomor mamanya yang sudah Ayu hapal mati. Ya, peduli setan mamanya tahu betapa bejatnya Alex. Ayu... Ayu akan minta tolong dan bantuan pada mamanya agar supir atau bahkan polisi datang menjemputnya di rumah Alex. Tapi, semenit berlalu. Senyum lega dan haru luntur di kedua bibir dan raut wajah Ayu di saat panggilannya malah di jawab oleh operator. Nomor mamanya tidak aktif. Tapi, Ayu tidak menyerah. Dengan jantung yang sudah berdegup kencang di dalam sana, Ayu... Ayu memasukan nomor papanya. Nomor papanya yang sudah Ayu hafal mati juga. Tapi... "Kenapa harus nggak aktif !!!"Teriak Ayu kesal dan marah. Dan ponsel jadul itu sudah Ayu buang tak tentu arah. Karena baik nomor mama dan nomor papanya sama-sama tidak aktif. "Bodoh! Kenapa aku harus main sendiri, nggak ada teman di sekolah? Andai ada pasti sudah aku hubungi mereka..."Ucap Ayu dengan raut yang semakin kesal dan marah. Kesal dan marah pada dirinya sendiri. Yang selama ini, sok menjauh dan merasa tidak nyaman apabila ada teman-teman sekelas atau lain kelas yang ingin berteman dengannya. Dan dalam waktu seperkian detik, raut kesal. Raut marah di wajah Ayu kini berganti menjadi raut menahan sakit dan perih. Bekas tamparan Alex baru terasa saat ini. Di tambah, dengan perut bagian bawahnya yang entah kenapa bisa sakit dan terasa kram secara tiba-tiba saat ini bahkan membuat tubuh Ayu perlahan tapi pasti ingin terjatuh di sofa Tapi, belum sempat b****g Ayu menyentuh sofa. Suara mobil jeep tua milik Alex yang suaranya yang berisik membuat b****g Ayu hanya melayang di udara. Wajah Ayu pucat pasih, dan Ayu mengabaikan rasa sakit di pipi dan perutnya dalam sekejap sudah berlari menuju kamar mandi. Untuk sembunyi sesaat dan mencari cara agar ia bisa melumpuhkan Alex nanti... ***** Tidak ada benda tumpul atau tajam yang ada dalam kamar mandi Alex , membuat Ayu takut dan frustasi saat ini. Gunting? Tidak ada juga. Hanya ada handuk dan keperluan mandi yang lainnya, benda ringan yang tidak berarti apa-apa apabila Ayu gunakan untuk melumpuhkan Alex. Tapi, Ayu yang duduk meringkuk di depan pintu saat ini sudah memeluk erat dan kuat sampo ukuran 900 ml yang masih baru dan belum di buka segelnya. Beratnya lumayan dan akan Ayu gunakan untuk menghantam kepala Alex di saat laki-laki itu dengan b***t menyuruhnya untuk memakan pil kb sialan itu. Dan Ayu memejamkan kedua matanya kuat di saat Alex yang sudah mengetuk pintunya sejak 1 menit yang lalu sudah kembali bersuara... "Aku akan benar-benar mendobrak pintu sialan ini, Ayu. Tidak peduli kalau ada kamu di depannya,"Ucap Alex dengan nada suara yang sangat mengancam membuat Ayu takut. Takut laki-laki itu akan melakupan ucapannya. Menampar seorang perempuan saja, laki-laki itu lakukan pada dirinya tadi. "Oke, Ayu. Kamu nggak mau menghindar. Aku akan tetap mendobrak pintu ini..."Ucap Alex dengan nada yang serius bahkan sangat serius membuat Ayu semakin memejamkan kedua matanya erat dan Ayu bangun dengan perlahan. Berdiri di pinggir pintu. Di saat Alex dobrak dan pintu terbuka, pasti Alex akan sedikit tersungkur ke depan. Lalu ... lalu dengan cepat Ayu hantam kepala Alex kuat lalu kabur secepat mungkin. Tapi, kedua mata Ayu terbuka lebar di saat Ayu mendengar.... Ceklek Ada suara pintu yang di buka dari luar, tapi bukan pintu yang Ayu sandari sedari tadi. Asal suara bukan dari pintu itu. Dengan jantung yang rasanya ingin meledak di dalam sana, dengan gerakan kaku Ayu menoleh keasal suara. "Alexxx...."Ucap Ayu benar-benar kaget dan tidak menyangka. Ayu ingin melangkah mundur, takut melihat Alex yang tumben melempar senyum manis dan hangat untuknya saat ini. Tapi sial! Tubuh Ayu mentok dengan pintu dan tembok. "Ya, ini aku istri kecilku. Aku.... bisa saja sudah masuk dari tadi. Tapi, aku mau main-main dulu sama kamu. Mau tahu seberapa keras kepala dan membangkangnya dirimu...."Ucap Alex dengan langkah lebar yang mendekati Ayu yang saat ini kedua matanya sedang menatap tidak percaya kearah pintu warna putih bersih kayak tembok itu, dan Alex yang melihat arah pandang Ayu, terkekeh lucu saat ini. "Ya. Kamar mandi ini punya 2 pintu kalau kamu mau tahu,"Ucap Alex masih dengan kekehan lucunya dengan Ayu yang tersentak kaget di saat Ayu baru sadar kalau Alex sudah berdiri tepat di depannya saat ini hanya dengan jarak hanya beberapa inci saja. Dan dalam waktu seperkian detik, tubuh mungil Ayu sudah Alex tarik agar duduk di lantai, bukan hanya Ayu yang sudah duduk di lantai saat ini. Tapi, Alex juga dan karena shock dan takut yang lebih mendominasi. Di saat ada benda lembut dan hangat yang menempel di pipi bekas tamparan Alex tadi. Ayu berjengit kaget. "Bodoh kamu, Ayu. Seharusnya dari tadi pipimu di kompres, tapi kamu sungguh sangat keras kepala." "Kamu kira aku sebejat ucapanku tadi? Nggak. Nggak Ayu! Aku nggak sebejat itu."Ucap Alex dengan nada sedangnya dengan tatapan yang menatap fokus pada pipi Ayu yang kemerahan dan kedua sudut bibir Ayu yang sedikit robek saat ini. Ayu masih diam membatu dengan apa yang ia lihat dan rasakan saat ini. Dan Alex menghembuskan nafasnya lega di saat pipi dan kedua sudut bibir Ayu sudah Alex tempeli lembut dengan es batu. Agar rasa perih, nyeri dan sakit tidak terlalu di rasakan Ayu. Ayu... Ayu yang saat ini tercekat dan menegang kaku di saat kedua bibir Alex yang terasa hangat dan keras mengecup pipinya, dan mengecup pelan kedua sudut bibirnya. "Sudah selesai, mandi lah. Aku yang akan mengantarmu ke rumah kedua orang tuamu," Mendengar ucapan Alex di atas. Sumpah, jantung Ayu di dalam sangat menggila saat ini dan Ayu tersentak kaget di saat Alex ... "Karena sudah mengobati pipimu, boleh kah aku minta satu ciuman saja padamu, kali ini aku nggak mau munafik. Lihat bibirmu yang mungil barusan. Aku... aku ingin mencicipi rasa bibirmu. Hanya ciuman singkat,"Ucap Alex dengan nada rendahnya dan laki-laki itu tanpa menunggu persetujuan dan jawaban dari Ayu yang masih shock. Kedua bibir Alex sudah menempel dengan bibir Ayu. Alex... laki-laki itu bohong. Bagai orang yang lapar, Alex mencium Ayu menggebu dan Ayu yang kaget reflek membuka mulutnya yang di gunakan Alex sebaik mungkin untuk memasukan lidahnya ke dalam mulut Ayu.... tapi... bukan hanya memasukan lidahnya. Di saat raut wajah kaget dan shock Ayu tadi, kini terlihat mengernyit dan ingin muntah di saat Ayu merasa lidah dan ludahnya pahit di dalam sana. Dan tidak hanya itu saja, Ayu... Ayu merasa ada butir kecil sebesar pil antimo yang pernah Ayu makan di saat Ayu di ajak mama dan papanya untuk ke Italia 1 tahun yang lalu agar tidak mabuk mengingat ia yang tidak pernah kemana-mana selama ini. Dan bukan hanya ada 1 butir. Tapi, ada sekitar 5 butir membuat Ayu meronta panik saat ini di saat Ayu sadar kalau Alex sudah menjebaknya. Dan rontaan Ayu terhenti di saat Alex meremas agak kuat, dan menyekik lembut lehernya membuat pil-pil pahit itu dalam sekejap sudah masuk ke dalam kerongkongan Ayu. Sudah Ayu telan. Bukan hanya pil-pil itu.... tapi yang membuat Ayu mual. Alex... Alex dengan kurang ajar memindahkan salivanya yang terasa pahit pada mulut Ayu lalu Ayu terpaksa telan saliva itu karena batang lehernya masih di genggam tangan besar dan lebar Alex. "Akhirnya pil sialan itu sudah masuk ke dalam mulutmu dan sudah kamu telan Ayu..."ucap Alex dengan nada rendahnya. Tapak tangannya yang lebar membersihkan pinggiran mulutnya dari campuran salivanya dan saliva Ayu yang sedang terengah dengan air mata yang sudah mengalir dalam diam saat ini. Dan Alex, melihat Ayu yang sudah menangis. Membuang wajahnya kearah lain, dan bangkit dari dudukannya. Alex ingin mandi lagi dan sikat gigi dua kali bahkan tiga kali. Apakah pil kb harus sepahit tadi? Tapi, belun sempat Alex melangkah... Bugh Bugh Bugh Tiga pukulan bertubi yang sangat kuat Alex dapatkan di tengkuk 2 kali lalu di atas puncak kepalanya sekali. Dua pukulan 2 di tengkuknya membuat Alex... seketika jatuh terduduk di atas lantai. Matanya berkunang, dan puncak kepalanya sangat sakit saat ini, dan rasanya kesadaran Alex ingin hilang, tapi Alex menahannya sebisa mungkin, dan dengan gerakan lemas. Wajah dingin, marah yang tidak berdaya. Alex menatap tajam dan marah pada Ayu yang terlihat menggigil takut di tempatnya saat ini. Dan Alex.... "Aku nggak akan mati karena 3 kali hantaman yang kamu berikan pada kepalaku, Ayu. Ini lebih baik dari pada hati Lisa semakin terluka apabila aku memiliki anak denganmu, dan ingat dan dengar baik-baik ucapanku..... Aku anggap 5 pil Kb yang paten itu sudah membunuh anak itu apabila apa yang kulakukan 4 hari yang lalu padamu ada hasilnya. Misal kamu hamil anakku. Dan kalaupun kamu hamil, aku nggak akan mengakui kalau itu adalah anakku. Anakku sudah terbunuh dan gagal terbentuk karena 5 butir pil Kb itu...." Tbc! :)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN