Sorry banyak typo
Mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut dokter kandungan di depannya, membuat Ayu merasa lemas seketika. Tubuhnya yang tegang perlahan tapi pasti sudah merileks tapi dalam keadaan lemas tak berdaya.
Bahkan Ayu juga saking kecewanya dengan penjelasan dokter di depannya, meletakan atau membaringkan kepalanya di atas meja dengan sebelah lengannya yang menjadi bantalnya.
Dokter Kayla yang melihat kekecawaan Ayu sebisa mungkin menampilakn eskpresi dan senyum hangat yang menenangkan untuk Ayu.
Untuk Ayu yang sedang kecewa karena tidak ada tanda-tanda kehamilan pada dirinya, hasilnya jelas negative. Orang, Ayu dengan Alex baru tidur bersama 4 hari yang lalu dan dua anak manusia yang beda umur 6 tahun itu bahkan baru menikah 6 hari yang lalu. Bagaimana bisa coba kehamilannya bisa langsung terdeteksi?
"Jangan kecewa, Mbak. Kan baru 4 hari. Kehamilan dapat di deteksi pada minggu ke 2 atau 3 sejak Mbak dengan suami melakulan hubungan intim. Atau bisa, untuk mengecek kehamilan, apabila hari haid mbak lewat 2 atau 3 hari, bisa langsung cek menggunkan testpack di rumah."Ucap Dokter Kayla masih dengan nada hangat dan raut wajah yang menenangkan untuk seorang wanita yang dokter Kayla tebak umurnya baru 16 atau 17 tahun. Anak di depannya ini sepertinya menikah muda dan ingin segera memiliki anak.
Ayu? Gadis, ah bukan gadis lagi. Kan sudah di tiduri Alex suaminya 4 hari yang lalu. Ayu yang sudah menjadi wanita utuh, masih bungkam bahkan tidak menatap pada Dokter Kayla sedikitpun.
Benaknya sedang berkecamuk saat ini. Antara mau menanyakan dan tidak menanyakan tentang ia yang 30 menit yang lalu di recoki paksa oleh suaminya untuk memakan dan menelan pil Kb. Apakah misal dia hamil nanti akan membahayakan anaknya?
Ayu ingin sekali bertanya, tapi entah kenapa dengan sialannya, sisi hatinya yang lain di dalam sana, tidak rela dan suka b****k suaminya diketahui oleh orang. Kalau di ketahui mamanya, mungkin sedikit tidak apa-apa agar mamanya bisa juga menasehati dan bahkan mengancam Alex agar tidak menganiyanya lagi.
"Kakau Mbak mau cepat hamil. Ada tips dan cara yang akan saya berikan dan jelaskan pada, Mbak..."Ucap Dokter Kayla dengan nada suara yang di buat semangat.
Jelas membuat Ayu langsung duduk tegak. Tidak! Jangan salah paham, Ayu... Ayu bukannya sangat ingin punya anak dengan Alex. Mau siapapun suaminya, Ayu... Ayu memang ingin punya anak cepat agar hidupnya tidak menyedihkan dan selalu merasa sepi setiap harinya. Apa bedanya ia hamil dan tidak hamil? Keperawannannya sudah di renggut dan sekalian saja, Ayu juga ingin memiliki anak.
"Bagaimana caranya Dokter? Apa? Apa yang harus saya lakukan?"Tanya Ayu tidak sabar berhasil membuat Dokter Kayla tersenyum melihat ekspresi Ayu saat ini.
"Kalau boleh tahu, suami Mbak mana? Apakah tidak ikut. Harus ada suami Mbak juga yang mendengarkan tips dan caranya dari saya..."
Tubuh Ayu menegang kaku dan kedua matanya melotot lebar mendengar ucapan dokter Kayla barusan. Dan Ayu dengan kurang ajar, tanpa pamit langsung beranjak dari dudukannya meninggalkan dokter Kayla dengan wajahnya yang pucat pasih.
Alex ! Ayu baru ingat Alex. Alex tadi yang pingsan di kamar mandi setelah ia hantam kepalanya dengan sampo isi 900 ml. Lalu Ayu bawa ke rumah sakit dengan supir Alex.
Ayu ingin ikut masuk ke dalam, jelas di larang dokter. Ayu tunggu di depan pintu ruang perawatan Alex.
Tapi, 15 menit yang lalu, di saat Ayu jalan mondar mandir di depan ruang perawatan Alex.
Ada seorang wanita hamil tua dan Dokter Kayla yang jalan. Ayu yang penasaran apakah ia hamil atau tidak, langsung mengikuti dokter Kayla dan wanita lain yang hamil tua itu.
Sehingga Ayu terdampar di ruangan dokter Kayla sudah 20 menit berlalu yang sudah lewat.
*****
"Dari mana saja kamu, Ayu?"
Alex bagai cenayang, sumpah. Membuat Ayu terlonjak kaget di depan pintu ruangan Alex yang baru Ayu buka sedikit. Alex bisa menebak dengan benar, kalau ayu lah yang membuka pintu ruangannya dengan hati-hati, dan pelan-pelan barusan.
Dan demi Tuhan, Ayu... Ayu nggak suka dengan reaksi jantungnya akan ucapan dengan nada datar dan marah Alex barusan. Perasaan takut juga, tiba-tiba kembali melanda diri Ayu. Padahal Ayu di depan sudah mengobrol sebentar dengan supir, menanyakan keadaan Alex, dan kata supir itu, keadaan Alex baik-baik saja, kepalanya tidak mengalami cidera serius. Alex bahkan bisa pulang nanti sore, setelah infus yang ada dalam botol habis.
Alex pingsan karena Alex kelelahan, dan belum makan sejak kemarin siang. Bukan karena hantaman yang laki-laki itu dapatkan darinya.
"Ayu....,"Geram Alex tertahan.
Dan ajaib, dalam waktu seperkian detik. Ayu melangkah dengan menghentak kasar kakinya di lantai, mendekati Alex dengan wajah kusut yang hampir menangis. Raut takut dan rasa takut dalam sekejap lenyap dalam dirinya saat ini. Di gantikan dengan raut kesal dan kecewa.
Alex? Jelas mengernyitkan keningnya bingung melihat perubahan Ayu hanya dalam waktu seperkian detik. Dan Ayu saat ini, sudah mendudukkan dirinya kasar tepat di depan Alex.
"Kenapa?"
"Wajahmu terlihat kesal? Aku yang di sini yang seharusnya marah dan kesal,"Ucap Alex dingin dan wajahnya di buat sedatar mungkin oleh Alex agar bocah di depannya takut. Tapi, bocah di depannya tidak terlihat takut sedikitpun padanya saat ini membuat Alex menghela nafas kasar.
Demi Tuhan, akan Alex cari tahu apa kelemahan Ayu nantinya. Akan ia jadikan senjata untuk membuat bocah yang tidak sengaja ia tiduri 4 hari yang lalu takluk padanya.
Lihat saja. Sore inipun akan langsung Alex cari tahu apa kelemahan Ayu. Sumber keberanian dan sifat pede Ayu, melihat ayu yang dengan santai di saat ia merusak ponselnya tadi, Ayu biasa biasa saja, bahkan Ayu dengan berani merusak laptop pentingnya. Ayu berani karena merasa banyak uang dan bisa berlindung pada ketek kedua orang tuanya. Membuat Alex najis dan ilfeel apabila ia benar-benar mengkhianati Lisa hanya untuk perempuan seperti Ayu.
"Nyatanya aku ngga hamil kata dokter."cicit Ayu pelan.
Berhasil membuat tubuh alex menegan kaku dan otak pintar Alex langsung menyimpulkan. Ayu tidak ada tadi karena bocah itu sedang menemui dokter kandungan.
Dan perlahan tapi pasti senyum lega dan sumringah terbit begitu indah di kedua bibir sedikit tebal kecoklatan milik Alex. Hatinya tadi sangat sesak, dan saat ini rasa sesak itu sudah tidak ada lagi.
Alex tidak lah sekejam itu. Andai ia tidak ada kekasih, tidak masalah Ayu hamil. Anak itu akan ia ambil nanti dan besarkan sendiri. Tapi, masalahnya ia punya kekasih.
Dan di saat Alex memberi paksa pil itu pada Ayu. Tanpa Ayu tahu, hatinya, sumpah... nyeri sendiri di dalam sana. Tapi, untung saja. Ayu nggak hamil.
"Ingatkan aku nanti, Ayu. Aku akan mengadakan syukuran di panti asuhan selama 7 hari 7 malam. Sebagai bentuk rasa syukur dan haruku mengetahui kamu yang tidak hamil saat ini,"Ucap Alex dengan nada ceria yang tidak bisa laki-laki itu tutupi sedikitpun. Bahkan Alex sudah bangun dari baringannya saat ini.
Ayu? Wanita itu menatap Alex nanar saat ini. Melihat Ayu yang menatapnya dengan tatapan nanar, Alex reflek mengambil tapak tangan Ayu dan meremasnya lembut. Membuat tubuh Ayu menegang kaku mendapat perlakuan Alex barusan.
"Aku... kamu tahu, Ayu. Aku menikahimu karena terpaksa. Aku juga bukan laki-laki b***t. Aku hanya tidak mau, masa depanmu yang masih panjang hancur,"
"Sekali lagi aku katakan dengan tegas. Aku bukan laki-laki kejam. Apabila ada anak di antara kita dalam pernikahan paksa tanpa cinta ini. Kasian anak itu. "
"Kenapa kasian? Karena sebentar lagi kita akan berpisah. Aku akan menceraikanmu. Aku tidak mau anakku punya keluarga yang broken home. Kasian anak itu nantinya. "
"Selain itu, aku juga memiliki kekasih yang sudah menemaniku selama 5 tahun. Kekasih yang sangat aku cintai. Kekasih yang akan aku nikahi 3 bulan lagi. Tepat setelah aku menceraikanmu, Ayu...."
Tbc