MAKAN MALAM BERSAMA

766 Kata
Kirana berjalan di samping Leon dengan semangat. Sesekali mereka tertawa dan saling melempar kan joke- joke lucu. Karena mereka belum makan malam, maka LIlian berinisiatif membawa mereka ke restoran milik Kirana saja. Saat mereka bertiga datang Meira segera menyambut bosnya itu lalu mengantarkan ke meja di sudut ruangan. Meja itu paling nyaman karena dekat dengan ac dan memang di peruntukan untuk tamu- tamu khusus resto tersebut. “Mei, siapkan menu barbeque dan shabu-shabu saja,ya," kata Kirana spontan. Ia merasa saat ini ia sedang bersama Leon. Dan, Leon memang sangatv menyukai menu itu. “Bagaimana kau tau kalau aku suka barbeque dan shabu?” tanya Sean sambil mengerutkan dahinya. Kirana tersentak, namun ia segera tersenyum dan berusaha menguasai dirinya. “Hanya kebetulan saja, dan itu adalah salah satu menu andalan di rumah makan ini. Mertua dan kakak iparku juga suka menu itu,” jawab Kirana. “Mertua? Kamu sudah menikah?” tanya Sean. "Iya, aku sudah menikah." “Suamimu?” Mendengar pertanyaan yang diajukan Sean,sontak membuat ekspresi Kirana berubah sedih. Hal itu jelas tertangkap oleh Sean yang langsung menyentuh punggung jari Kirana. "Oh, maaf jika pertanyaanku terlalu pribadi. Aku...." “Its okey, suamiku meninggal enam bulan yang lalu. Dia seorang pilot pesawat terbang, dan enam bulan lalu ….” “Owh, maafkan aku,” potong Sean sedikit menyesal. Kirana tersenyum manis. “Aku tidak apa- apa. Sudah 6 bulan ini aku bisa melewati nya dengan baik. Tentu dengan dukungan dari keluarga suamiku,” ujar Kirana. Kirana pun akhirnya bercerita tentang kehidupan nya. Termasuk tentang Leon dan keluarganya. Sesekali Lilian pun ikut menimpali, sampai akhirnya makanan yang mereka pesan pun datang. “Hmm, ayo kita makan dulu. Kamu pasti lelah mendengar ceritaku,” ujar Kirana. Sean tertawa geli. “Aku tidak merasa bosan, justru aku merasa sangat familiar dengan gayamu bercerita. Mengingatkan aku pada seseorang yang anehnya aku sendiri tidak ingat siapa.” Mendengar jawaban Sean, Kirana dan Lilian pun saling pandang, namun akhinya mereka pun makan dengan gembira' "Aku senang makan di sini. Entah mengapa saat pertama aku makan di sini rasanya tidak asing di mulutku dan aku suka. Hanya saja Geisha sering protes , katanya sejak aku sadar dari koma, aku jadi banyak berubah. “Koma?” Sean menghela nafas panjang. “Aku baru 3 bulan ini sadar dari koma, penyebabnya karena kecelakaan mobil. Dan aku kehilangan ingatanku.” "Kirana tersedak seketika saat mendengar perkataan Sean. “Kau tidak apa-apa Mbak?” tanya Lilian sambil menyodorkan segelas air minum “Aku tidak apa- apa,Li," jawab Kirana setelah meminum airnya. “Maaf , kalau cerita ku membuatmu sampai tersedak.” “Tidak apa-apa. Ceritamu mirip sinetron," ujar Kirana asal. “Sebenarnya aku juga sedang mencari jati diriku. Selama tiga bulan ini aku merasa asing bahkan kepada istriku sendiri. Aku … Entahlah, tapi saat bersama kalian aku justru merasa begitu dekat.” "Kirana tersedak seketika saat mendengar perkataan Sean. “Kau tidak apa-apa Mbak?” tanya Lilian sambil menyodorkan segelas air minum “Aku tidak apa- apa,Li," jawab Kirana setelah meminum airnya. “Maaf , kalau cerita ku membuatmu sampai tersedak.” “Tidak apa-apa. Ceritamu mirip sinetron," ujar Kirana asal. “Sebenarnya aku juga sedang mencari jati diriku. Selama tiga bulan ini aku merasa asing bahkan kepada istriku sendiri. Aku … Entahlah, tapi saat bersama kalian aku justru merasa begitu dekat. Kirana dan Lilian hanya bisa saling pandang. Mereka merasa syok dan kaget dengan pengakuan Sean. Lelaki di hadapan mereka ini kehilangan ingatannya akibat kecelakaan enam bulan yang lalu. Dan enam bulan yang lalu adalah saat Leon dinyatakan meninggal bersama awak kabin dan penumpang yang lain. “Terimakasih atas jamuan makan siangnya. Aku merasa kenyang sekali. Sekaligus aku merasa bahagia bisa berbincang- bincang dengan kalian berdua. Aku merasa mendapatkan chemistry. Selama 3 bulan ini, jujur aku bingung. Geisha memang banyak bercerita tentang aku . Dia sering memutar video pernikahan kami.Namun, aku merasa lelah setiap kali aku mencoba mengingat itu semua. Dan hari ini entah mengapa aku merasa begitu nyaman.” Kirana tersenyum mendengar penuturan Sean yang begitu tulus itu. “Kamu boleh menyimpan nomor teleponku dan boleh menghubungiku jika kamu butuh kawan untuk bicara,” kata Kirana sambil memberikan kartu namanya. Sean pun tampak sumringah sekali. Ia langsung menyimpan kartu nan Kirana di dalam dompetnya setelah terlebih dahulu menyimpan nomor Kirana di dalam kontak ponsel miliknya. “Kamu menyimpannya di ponsel dan juga menyimpan kartu namaku di dompetmu?” komentar Kirana bingung,Sean hanya tertawa kecil. “Tidak apa-apa. Hmm … Apakah jika aku menghubungimu kau akan merasa terganggu?” “Tergantung, aku akan terganggu jika kau menghubungi aku saat aku sudah lelap tertidur,” jawab Kirana geli.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN