*** Abrisam Corporation,. Ruang kerja, Alvan,. Braaakkk Alvan melempar kasar ponsel pintarnya diatas meja kerja. Masih dengan punggung yang bersandar malas pada sandaran kursi kebesarannya, Alvan mulai memijat pelan pangkal hidungnya sambil memejamkan kedua matanya. Sesekali ia menarik kasar simpul dasi yang terasa seperti mencekik kuat leher nya. Kesal, lagi-lagi dia kembali berdebat dengan istrinya. Perempuan itu kembali mengungkit tentang perselingkuhannya. Lebih tepatnya, Diandra kembali menyindir dirinya. Alvan pikir, kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi, namun dia salah, karena sejatinya, dirinya lah yang kerap memancing emosi sang istri. Diandra sudah cukup berbaik hati dengan cara mau bertahan di sampingnya hingga kini. Bukan hanya bertahan saja, namun perempuan it