“Kau melemparnya dari atas balkon?” Marko menatap pada kakeknya yang duduk dengan tenang sembari menyesap sampanye. “Kau sudah tua dan berumur. Kenapa kau masih saja meminum minuman beralkohol itu?” Dominic mendengkus mendenga pertanyaan Marko yang mencoba untuk mengalihkan pembicaraan mereka. Padahal dia sudah bertanya pada Marko tentang lelaki itu melempar Hana ke bawah. Membuat Hana menangis dengan apa yang dilakukan oleh Marko padanya. Lalu dengan kurang ajarnya, Marko malah mencium Hana di depan semua anak buah yang ada di sana. “Kau jangan mengalihkan pembicaraan. Kenapa kau melemparnya? Kalau tidak ada trampolin di situ, maka nyawa istrimu melayang Marko. Atau yang paling mengerikan, bagaimana kalau dia sedang hamil?” Tanya Mr. Aberto pada Marko yang duduk dengan tenang. Mark