Hana menatap seluruh pesta yang dihadiri olehnya. Hufh… helaan napas sudah berulang kali keluar dari bibirnya. Hana tahu kalau dirinya tidak akan ada yang dikenal olehnya di pesta pernikahan ini. Hana ingin berbalik dan pergu saja ke halaman belakang. Namun tangannya dicekal. Matanya menatap tajam pada Jolly. Wanita itu balik menatapnya tajam. “Jangan permalukan Marko!” Peringat wanita itu. Yang begitu peduli pada Marko, padahal Marko sudah menolak cintanya. Masih saja peduli. Kalau Jolly jadi waniga itu. Maka dia tidak akan peduli lagi pada Marko. Malahan dirinya sudah mulai melupakan Marko. Lalu mencari lelaki lebih baik dibanding Marko. “Aku tidak mempermalukan Marko. Aku hanya tidak betah.” Hana menyentak tangan Jolly, agar tidak menyentuhnya. Jolly takut, kalau dia nanti akan te