Jolly masih memegang pipinya yang berdarah dan dia sedang diobati oleh Dokter yang sudah dipanggilkan oleh Mr. Aberto untuk dirinya. Ia tidak menyangka kalau Hana akan melakukan itu padanya. Dia kira Hana adalah wanita yang lemah dan tidak berani untuk melakukan sesuatu yang seperti itu padanya. Namun salah. Kini pipi Jolly terluka oleh Hana. Ia memegang pipinya kembali ketika merasakan perih diinjak oleh Hana. Wanita itu memang melakukan hal yang membuat dirinya merasakan sakit dan tidak berani melawan Hana yang bisa membunuh dirinya kalau saja tidak ditolong oleh Mr. Aberto. “Kau hampir saja mati di tangannya.” Jolly menatap pada lelaki tua yang menolong dirinya tadi. Jolly mengangguk, ya. Dia hampir mati oleh Hana. Ya Tuhan … ia tidak bisa membayangkan kalau tumit dari sepatu milik