Hana yang sedang duduk di halaman belakang mansion. Matanya menatap pada bunga mawar yang tubuh begitu mekar dan indah sekali, Hana perlahan berdiri dari tempat duduknya lalu berjongkok di depan bunga mawar merah yang begitu indah tumbuh. Hana tersenyum melihat duri bunga mawar merah yang bisa melukai dirinya. Jari telunjuk Hana mendekati duri bunga mawar tersebut, menyentuhnya lembut. “Kau tahu, kau masih bisa membela dirimu dengan duri yang ada pada dirimu ini. Sedangkan aku? Harga diri saja tidak dimiliki lagi. Aku sudah tidak bisa untuk melawan. Tidak tahu caranya mau melawan seperti apa. Mau pulang ke rumah orang tuaku, tidak bisa. Aku rindu pada mereka.” Hana tersenyum sendu mengatakan hal tersebut. Hana mencoba untuk memetik satu tangkai bunga mawar merah yang ada di depannya. Ha