Setelah semua usaha yang aku lakukan selama ini, akhirnya hari ini kabar bahagia itu mengobati rasa lelah yang selama ini aku rasakan. Sebagai penerima beasiswa penuh, ke luar negeri pula dengan jurusan yang membuat orang-orang tergiur tentu saja normal jika saat ini aku ingin melompat saking bahagianya. Tidak ingin menikmati kebahagiaan ini seorang diri, aku segera bergegas keluar dari ruang guru dan hampir berlari di sepanjang lorong untuk menemui Mike, sampai suara cowok yang sedang aku pikirkan itu terdengar melalui pengeras suara di sekolah. Langkahku langsung berhenti. Bahkan kupikir waktu juga ikut berhenti dan membeku. Mengikuti reaksi tubuhku yang langsung berdiri kaku bagai patung. Meski aku sadar bahwa saat ini semua mata menatapku terang-terangan, bahkan tidak sedikit yang l