Aku berjalan dengan panik tapi juga kesal disaat bersamaan. Sementara di belakangku terdengar suara pintu yang ditutup lalu dikunci oleh Mike. Menolehkan kepalaku sesaat kepada Mike, ia hanya membalasku dengan mengangkat bahu acuh dan berkata, “Aku nggak mau orang lain masuk.” Aku tidak mengubrisnya dan melanjutkan langkahku sampai tiba di depan sebuah lemari gantung. Aku berjinjit, sedikit kesulitan untuk membuka pintunya tapi akhirnya berhasil setelah mengerahkan seluruh kemampuan elastisitas tanganku. Namun yang menjadi masalah adalah benda yang ingin ku ambil terletak di bagian atas sehingga aku harus kembali berjinjit. Aku hampir saja melompat ketika punggungku bersinggungan dengan tubuh bagian depan Mike. “Jangan lompat-lompat.” Aku yang masih kesal hanya bisa minggir dan membiar