“Woy! Senyum-senyum mulu dari tadi.” “Kaget tahu, Ky. Kalau aku kena serangan jantung gimana?” Kyra malah tergelak. “Masih muda nggak akan mungkin kena serangan jantung.” “Kata siapa?” “Kata aku kan barusan.” Aku memutar bola mata lalu tersenyum kecil untuk menanggapi ucapan Kyra. “Ke mana aja? Baru kelihatan.” Aku hampir saja mendengus untuk menjawab Kyra, tapi kedatangan Mbok Marni untuk meletakkan sarapan di atas meja makan membuatku mengurungkannya. “Tumben kamu di rumah?” Aku bertanya kepada Kyra yang setelah hampir satu minggu ini aku tidak melihatnya puncak hidungnya. Sebenarnya itu jugalah alasanku ingin mendengus beberapa saat yang lalu. Karena pertanyaan Kyra lebih cocok diajukan kepada dirinya sendiri. Kyra tersenyum. “Aku lagi nggak ada pemotretan.” Aku tersenyum l