THE LEGEND OF THE HIDDEN KNIGHTS episode 16 : Zulfikar
Rambut potongan bowl cut, jubah putih berkibar dan tidak lupa pita putih mengikat keningnya, sebenarnya pita tersebut hanya untuk menutupi tanda bulan bintang dan alif di keningnya. Tak seorang pun boleh tahu kalau dirinya adalah seorang kesatria laingit, Zein Zulkarnain.
“Zulfikar.”
Zein mengerutkan kening, perasaan di antara orang-orang yang akan menjadi rombongannya tidak ada orang yang bernama Zulfikar, lalu siapa yang dipanggil pengawal pribadinya tersebut.
“Kau memanggil siapa?” tanyanya penasaran.
“Kamu, Zein. Satria Dirgantara Mahardika sudah tidak aman lagi, aku yakin orang sini juga sudah banyak yang mengetahui kalau kau adalah Zein Zulkarnain. Karena itu aku harus mengganti namamu, aku harap kedua temanmu juga akan memanggilmu Zulfikar . tapi ngomong-ngomong, mereka ada dimana?” balas Mahesa penasaran.
“Masih bersiap.” Zein mengambil pedangnya, sekalipun itu hanya pedang biasa. Mahesa memperhatikan pedang tersebut, sepertinya pedang itu sangat tidak cocok untuk seorang calon pemimpin seperti putra mahota Bintang Tenggara tersebut.
“Pangeran, Zein. Aku rasa kamu harus memiliki sebuah senjata yang lebih baik. Pedang itu sangat tidak cocok untukmu.”
“Apakah senjata tersebut termasuk pusaka langit?” tanya Zein memastikan.
“Benar, kamu harus mendapatkannya. Salah satu pedang pusaka langit tersebut adalah, pedang naga langit. Dewa angin, ultra violet, pedang pelangi, pedang matahari. Semua pedang itu harus kamu miliki, karena semuanya memiliki fungsi sendiri-sendiri.” Mahesa membayangkan sosok nama pedang pusaka yang harus dimiliki oleh salah satu kesatria langit.
Zein menatap pengawal pribadinya itu tidak mengerti, ia sama sekali tidak mengerti nama pedang tersebut. Baru kali ada namanya sebuah pedang bernama pelangi dan matahari, mirip nama 7 warna di langit.
“Aku sama sekali tidak mengerti, tapi kemana kita harus mencarinya?” tanyanya langi.
“Lintang timur, kita akan pergi ke kerajaan Lintang timur. Di sana ada sebuah desa yang bernama Kemangi, di desa itu ada sebuah hutan bernama Wisa. Di lereng hutan Wisa itu ada sebuah rawa, dalam rawa itu ada sesosok raja buaya putih. Pedang itu ditunggu oleh raja siluman buaya putih,” jelas Mahesa.
Zein tidak mengerti sama sekali, kenapa ada sebuah tempat seperti itu untuk menyembunyikan sebuah senjata? Dia sama sekali tidak tahu tentang desa tersebut, meski begitu ia tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkannya.
“Baiklah, kapan kita berangkat?”
“Sekarang.” Arya dan Yuda bersamaan memberikan jawaban, mereka berdua sudah siap dengan sebuah buntilan berisi pakaian, untuk bepergian.
“Kami sudah mengerti harus memanggilmu siapa, jadi kamu tidak perlu khawatir kalau rahasiamu akan terbongkar.” Arya memberi tahu.
“Itu benar, kami akan selalu menjaga rahasiamu. Zulfikar,” timpal Yuda.
Zein menatap dua orang pria yang akan menjadi rekan seperjalanannya, sekalipun dirinya merasa heran, tapi tidak ada salahnya untuk percaya.
“Baik, terserah kalian mau memanggilku dengan nama siapapun. Tapi aku tetaplah Zein Zulkarnain.”
“Tentu saja. Setelah kau mendapatkan 5 pedang tersebut, kita akan segera menyusun rencana untuk merebut kembali kerajaanmu. Jadi bersiaplah, kita akan berangkat sekarang.” Mahesa membalikkan tubuh, ia menatap langit biru, cerah secera iris mata pangeran Bintang Tenggara tersebut.
**
Lintang Timur.
Sebuah kerajaan dengan sistem mengedepankan seorang wanita, pria dianggap tidak memiliki derajat sedikit pun. Bahkan wanita bisa menikah dengan lebih dari 5 orang pria. Di pimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Arisandi, selain cantik, ratu tersebut juga ahli dalam hal pengobatan. Hanya saja kecantikannya tidak sebandaing dengan busuknya hati sang ratu tersebut, banyak kekejaman yang telah dilakukan. Hukum tak pernah diterapkan selalu bersikap dzalim terhadap rakyat kecil.
Perbuatan b***t dan tak berprikemanusiaan sering dilakuan, seperti hari ini. Dia menyururuh pengawal untuk mengebiri seorang pria hanya karena pria tersebut tidak bersedia menjadi selirnya.
“Ampun, Yang Mulia Ratu. Tolong jangan lakukan itu, saya tidak ingin meninggalkan anak dan istri saya.” Pria 40 tahun tersebut berlutut sambil mohon ampun, tapi sang ratu sama sekali tidak perduli. Tubuh sudah babak tersebut sama sekali tidak mengubah pandangannya dan menumbuhkan sifat welas asih.
“Pengawal! Kebiri pria tidak tahu diri tersebut.” Ratu Arisandi memerintahkan pengawal kerajaan untuk mengebiri pria malang tersebut di depan banyak orang, tidak perduli anak dan istrinya menangis memohon belas kasihan sang ratu.
**
Zein, Arya, Yuda dan Mahesa baru saja tiba di kerajaan Lintang Timur, tapi mereka dikejutkan oleh tindakan dzalim sang pemimpin kerajaan tersebut. Tanpa banyak bicara Zein berjalan cepat menghampiri kerumunan tersebut, bahkan Mahesa tidak sempat untuk mencegah pangeran Bintang tenggara tersebut.
Satu persatu pakaian pria 40 tahun tersebut telah dilucuti di depan banyak orang, hanya tersisa celana dalam saja. Dan hampir saja tangan pengawal tersebut hendak menelanjanginya tapi sebuah tangan lain mengehentikannya.
“Tidak pantas bagi seorang wanita mempermalukan seorang pria di depan umum.” Zein Zulkarnain mencekal tangan mungil tersebut. Pengawal wanita tersebut berusaha untuk memberontak dan hendak melepaskan diri dari cekalan pria tersebut, tapi tenaga pangeran Bintang Tenggara tersebut jauh lebih kuat, membuat pengawal wanita tersebut merasa heran. Baru kali ini ada seorang pria yang mampu menghentikan dirinya.
Ratu Arisandi terkejut, ia mengalihkan perhatiannya pada pria tersebut. Bagaikan langit bertabur bintang, ibarat kata di mara ratu tersebut banyak gambar waru.
“Kamu tampan sekali.” Sang Ratu langsung menghampiri Zein dan hendak memeluk pria tersebut tapi Zein keburu menghindar.
“Maaf, nona. Tolong jaga martabat anda sebagai seorang wanita.”
Ratu Arisandi tercengang, pria tampan itu menghindar dengan cepat bahkan sebelum dirinya berhasil untuk menyentuh,”hei! Apakah kamu ingin dikebiri juga?!” geramnya.
Zein masih menatap sang ratu datar, hanya saja dia tidak tahu kalau wanita tersebut adalah seorang ratu Lintang Timur,” silahkan kalau kau mampu. Bahkan menyentuhku pun kamu belum tentu mampu, pria adalah pemimpin kau perempuan. Tuhan telah melebihkan para lelaki di atas kaum wanita. Hendaklah seorang wanita bersikap lebih hormat dan menghargai seorang lelaki, bukan merendahkannya seperti ini.”
Ratu Arisandi geram, ia bahkan semakin ingin menjadikan pria itu selir. Akan sangat menyenangkan jika mampu menaklukkan pria tersebut,” kamu berani menantangku? Apakah kamu tahu siapa aku?”
“Tidak, dan aku juga tidak ingin tahu. Aku hanya tahu kalau kamu adalah seorang wanita tak memiliki harga diri. Seorang wanita yang ingin menelanjangi seorang pria di depan umum, menurutku itu hanya seorang wanita tak memiliki harga diri,” balas Zein tenang.
Yuda, Arya dan Mahesa terperangah melihat sikap putra mahkota Bintang Tenggara tersebut. Kenapa harus melakukan tindakan bodoh seperti itu? Kalau ingin pergi ke desa Kemangi juga harus dapat izin. Tapi kalau sudah seperti ini, bagaimana cara izinnya?
“Apa, Fikar sudah gila? Apakah tidak bisa bermain cantik? Masak baru datang sudah membuat keributan dengan penguasanya,” keluah Yuda.
“Dia tidak gila, hanya menunjukkan bahwa dirinya seorang pria. Kita harus membantu, bukan hanya mengeluh tidak penting,” sahut Arya. Pria tersebut segera melangkahkan kaki menghampiri Zein, dia tidak ingin mendengarkan keluhan kedua pria yang sedari tadi bersamanya.
Arya memberikan sebuah jubah untuk menutupi tubuh pria 40 tahun tersebut, ia membantunya berdiri lalu mengantarkannya pada keluarga. Setelah itu ia kembali menghampiri Zein dan ratu Arisandi.
“Yang Maulia Ratu, Zulfikar. Aku rasa lebih baik masalah ini kita bicarakan secara baik-baik saja, tidak perlu harus menumpahkan darah. Fikar, kita harus ingat tujuan kita ketempat ini. Dan Ratu Arisandi, mohon maaf. Tapi sahabat saya bukan seorang pria yang bisa anda melikiki sesuka hati.”
Zein tidak bereaksi, dia hanya diam menanti apa yang akan dilakukan oleh ratu tersebut. Kalau sang ratu bersedia untuk manahan diri, ia pun sama sekali tidak keberatan.
Ratu Arisandi mengangguk, dengan congkak ia membalikkan diri,”kalian akan aku terima di keerajaanku, asalkan pria tampan itu bersedia mengenakan mahkota pemberianku. Aku akan menjadikanya pengeran kerajaan Lintang timur.”
“Tidak perlu, aku tidak butuh gelar itu,” tolak Zein tanpa basa-basi. Ratu tersebut tersenyum, ia akan bersabar untuk pria tercintanya tersebut, siapa tahu saja nanti bisa mendapatkan pria tersebut.
“Aiya.. kamu susah sekali didekati, tapi itu akan membuatku semakin tertarik. Pengawal, perlakukan kekasihku dengan sangat baik. Ingat! Jangan satu pun ada yang berani menyentuhnya. Dia hanya akan menjadi rajaku, bukan hanya selirku.”
“Baik, Ratu.”
Arya menebuj pelan bahu Zein, dia tidak ingin pria itu kembali tersulut emosi. Lebih baik mengalah selama itu tidak merugikan sama sekali. Yuda dan Mahesa saling berpandangan, ternyata pangeran Arya sangat ahli dalam menjinakkan harimau dan rubah betina,” sebaiknya kita ikuti mereka,” kata Mahesa. Yuda mengangguk, mereka berdua pun mengikuti Zein dan Arya.
Ratu Arisandi membawa Zein dan teman-temannya masuk ke dalam istana Lintang Timur, ia memperlakukan putra mahkota Bintang Tenggara dengan sangat spesial. Dia menyuruh para dayang untuk menjamunya, semua perlakuan sang ratu membuat Zein tidak nyaman. Ia ingin selalu menyingkirkan para wanita tersebut.
“Bisakah kamu singkirkan semua wanita ini?!” Zein menepis semua tangan para wanita yang berusaha untuk menyentuhnya.
Melihat kesucian junjungannya terancam, sebagai seorang pengawal, Mahesa tidak akan bisa tinggal diam. Ia pun langsung menjadi perisai untuk sang junjungan, bahkan melepaskan pedang dari sarungnya.
“Tidak ada seorang pun yang boleh mengganggu Raden Zulfikar.”
Zein sedikit terkejut melihat pengawal pribadinya tersebut, apa yang dilakukan pria itu membuat dirinya teringat akan kenangan masalalu ketika masih berada di Bintang tenggara. Mahesa selalu melindunginya, mempertaruhkan nyawa untuk kerajaan.
“Tidak perlu, ayah. Ayah tidak perlu repot-repot mencabut pedang ayah dari sarungnya, kita kesini hanya untuk meminta izin. Bukan untuk berlama-lama menikmati pemandangan atau jamuan wanita aneh itu.”
Mahesa mengangguk, ia pun menyarungkan pedangnya kembali,” baik.”
Ratu Arisandi kesal, pria itu masih saja sombong, bahkan menolak kebaikannya. Sepertinya, ia harus melakukan sesuatu untuk membuat pria incarannya bersedia menerima semua kebaikannya.
Terimakasih telah membaca n****+ ini..
Kira-kira kebaikan apa yang dimaksud ratu Arisandi?
Apakah Zein Zulkarnain akan tunduk pada ratu tersebut?…