episode 15

1088 Kata
Melompat ke udara dengan menyabetkan pedang membela udara, pendaratan yang sempurna, ketika melatih ilomu keringanan tubuh. Di semak-semak dua orang mengintip seorang putra mahkota melatih ilmu bela diri,”aku tidak percaya meski dalam keadaan terluka, dia masih bisa selincah itu.” “Itu benar, aku tidak pernah mengawasi Satria belajar ilmu bela diri. Aku bahkan terkejut disuruh mengawasinya,” timpal seorang wanita. “Pimpinan sungguh tidak masuk akal, kenapa tidak Avei atau Merik saja? Aku rasa mereka lebih bisa diandalkan.” Ayu pamungkas, seorang pria yang selalu dikira wanita hanya karena nama Ayu di depannya. Zein Zulkarnain melirik ke arah semak-semak, ia menyeringai tipis melihat dua orang pimpinan devisi sedang memperhatikannya diam-diam, sebenarnya biosa saja langsung melihat tanpa harus bersembunyi. Tak Pria itu menapakkan kakinya di tanah dengan sempurna, sengaja tidak mengatakan bahwa kebaradaan dua kepala devisi setersebut sudah diketahui, dia berjalan menuju sebuah pondok kecil lalu mendudukkan tubuh lelahnya di salah satu meja kecil. “Tidakkah para ketua merasa seperti seorang penguntit?” Ayu pamungkas dan Puspita sari terkejut, mereka tidak menyangka ternyata pria itu telah mengetahui keberadaannya, merepun keluar dari persembunyiannya, berjalan menghampiri Zein. “Ternyata mata elang itu memiliki penglihatan sangat tajam,” celetuk Ayu Pamungkas. “Hn, elang terbang ke udara mencari mangsanya. Ayam hanya bisa bersembunyi dibalik tumpukan nasi busuk,” balas Zein dengan senyum menyebalkan. Ayu menggeram kesal mendengar sindiran pria tersebut, untung saja ada puspita. Gadis itu berusaha menenangkan Ayu agar pria dengan nama mirip wanita tersebut tidak gegabah dengan menyerang murid sendiri. “Satria, kami ditugaskan untuk menjagamu. Setelah pertandingan selesai, kamu akan pergi mencari 7 pusaka langit bersama Yuda dan Arya. Nanti kami akan mengenalkanmu padanya.” Puspita menjelaskan dengan senyum seramah mungkin. “Kenapa aku harus mencari 7 kesatria langit tersebut? Aku tidak ada urusan, mintalah pimpinan untuk mencari orang lain. Aku hanya ingin setelah lulus dari sini merebut kembali kerajaan Bintang Tenggara,” jawab Zein. “Justru karena itu, Satria. Kami sudah tahu kalau kamu adalah salah satu dari kesatria langit itu adalah dirimu, Zein Zulkarnain. Kita harus mengunpulkan 7 kesatria langit, dengan begitu dunia ini akan terjaga dengan baik.” Ayu pamungkas menepuk pelan bahu Zein. “Aku tidak mengenal mereka, lagi pula tidak ada hubungannya denganku. Aku harus kembali, mohon maaf untuk ketua devisi tidak menguntit saya lagi.” Zein bangkit dari tempat duduknya dan terbang meninggalkan kedua kepala devisi tersebut. Ayu dan Puspita tercengang melihat sikap kurang ajar manusia satu itu, main pergi begitu saja,”kenapa kita harus membimbing manusia seperti itu?” keluah Ayu. “Aku juga tidak tahu, rasanya dia tidak akan bisa menjadi pemimpin dunia. Jangankan menjadi pemimpin dunia, memimpin negara saja tidak akan bisa,” balas Pusputa sari kesal. “Lebih baik kita melapor saja pada pimpinan,” balas Ayu pamungkas. ** Zein Zulkarnain tidak suka dengan rencana pimpinan perguruan ini, ia tidak suka kalau harus ditemani kedua manusia tersebut, karena dia akan pergi bersama Mahesa dan kedua temannya untuk menjelajah dunia, menemukan 7 pusaka itu sendiri tanpa ada ikut campur tangan dari siapapun. Pria itu pergi menuju paviliun pimpinan perguruan rajawali, tanpa permisi ia langsung menendang pintu kamar Genzo. “Kau pikir kau siapa bisa mengaturku?! aku tidak memerlukan dua ketua devisi itu! Sebaiknya kau tidak perlu ikut campur lagi dengan urusanku, aku disini hanya sampai ujian selesai.” Genzo Millinium Ring mengambil cangkir di mejanya dan menyesap teh dengan tenang, sepertinya kedua kepala devisi itu tidak berhasil membuat Zein Zulkarnain percaya. Nyatanya pria itu sekarang marah-marah. Setelah mengatakan kalimat tersebut, Zein langsung membalikkan tubuhnya lalu meninggalkan paviliun tersebut. Ia kembali ke paviliun para murida tingkat 8, rasa dongkol membuatnya ingin menghancurkan pavilun tersebut. Arya dan Yuda merasa heran dengan Zein, datang-datang wajahnya sudah sangat keruh,”apa yang terjadi denganmu, Satria?” tanya Arsy. Zein melirik pria berwajah putih tersebut, baru kali ini pria itu berbicara dengannya. Biasanya juga selalu menghindar,”kau siapa?” balas Zein. “Satria, kamu keterlaluan sekali. Dia ini Arya, pangeran dari kerajaan tetangga. Kalian memang tidak saling kenal akrab, tapi masak teman sekamar kamu tidak tahu,” tegur Yuda. “Aku memang tidak kenal.” Zein menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, matanya menatap langit-langit mengingat kedua kepala devisi menyebalkan tadi. “Setelah keluar dari sini, aku ingin pergi menjelajah dunia. Apakah kalian bersedia menemaniku?” Arya dan Yuda langsung bangkit dari tempat tidurnya, ia menghampiri Zein Zulkarnain dan mendudukkan diri di tepi rajang pria tersebut,”kamu ingin pergi bersama kami? Tapi kamu tidak kenal Arya, apa kamu yakin bisa berjalan denganya?” sangsi Yuda. “Setidaknya aku tidak akan pergi bersama dua orang menyebalkan tersebut, aku akan pergi mengunpulkan 7 pusaka langit. Kak Ring sepertinya sudah tahu rencanaku sekalipun aku belum berbicara, dia mengutus dua kepala devisi untuk menamiku. Aku tidak membutuhkan rombongan, cukup 4 orang saja.” Zein mengalihkan perhatiannya peda dua pangeran tersebut. “Aku, Arya, kamu. Satunya siapa?” tanya Yuda bingung. “Mahesa Jenar, pengawalku sekaligus bupati Pemis dan ayah angkatku. Sekalipun dia sangat meneyebalkan, tapi dia selalu menjagaku dan melindungiku,” jawab Zein. “Aku bersedia, aku akan ikut kamu Satria,” balas Arya cepat. “Aku juga ikut,” sahut Yuda penuh semangat. Zein Zulkarnain tersenyum penuh ambisi, ia senang mendengar kedua manusia itu setuju, sekarang tinggal fokus pada ujian kenaikan tingkat. ** “Apa?!” Mahesa terkejut mendengar berita dari orang suruhannya tentang Genzo yang sudah tahu tentang 7 pusaka langit tersebut, pimpinan perguruan tersebut bahkan membicarakan pada para petinggi perguruan. Ini semua tidak bisa dibiarkan, kalau sampai rahasia siap Zein teruangkap. Orang akan banyak yang membuat permusuhan, ia harus segera membawa pangeran Bintang Tenggara tersebut pergi dari perguruan rajawali dan mencari nama baru serta penampilan baru orang anak angkatnya tersebut. “Aku harus segera kembali keperguruan rajawali dan memberi tahu Zein.” Mahesa segera pergi kekamarnya lalu mengambil pedang miliknya, ia tidak akan pernah membiarkan Zein dalam bahaya. ** “Jadi, kamu ingin membawa Satria pergi?” tanya Genzo, ia tidak menyangka kalau bupati Pemis itu akan datang lagi untuk membawa Zein Zulkarnain setelag mendengar kabar bahwa dirinya telah mengetahui semua rahasia pria tersebut. Mahesa mengangguk,”benar, aku mintak maaf dan terimakasih telah menjaganya.” “Tidak apa, aku tidak keberatan. Tapi kenapa kamu harus membawa Arya dan Mahesa juga?” tanya Genzo heran. “Aku tidak ada niat untuk membawa mereka, Zein yang ingin membawanya. Sekali lagi aku permisi untuk membawa junjunganku,” balas Mahesa. Genzo mengangguk, perjalanan awal menuju perbutan Bintang Tenggara telah dimulai, apakah nanti Zein Zulkarnain mampu untuk merebut kembali kerajaan peninggalan kedua orang tauanya?.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN