Aini Aditya sedang sarapan dengan suaminya di ruang makan mereka yang mewah. Mulutnya manyun tak bisa tersenyum karena yang disediakan bibik hanya roti tawar dengan selai. Suaminya tampak membaca-baca koran terbitan dari perusahaan mereka.
“ Aku susah deh Pa, nggak ada Ratna lagi yang mengatur pembantu untuk masak. Baru dia pergi beberapa hari, masakan pembantu , jadi roti-roti saja. Bima itu benar-benar nggak bisa mikir deh. Kalau dia memang tak pernah mencintai Ratna seperti katanya, seharusnya jangan Ratna diceraikan, toh dia bisa jadiin si dokter itu istri simpanan, atau jadiin aja istri kedua karena mereka uda terlanjur punya anak. Aku yakin, Ratna nggak berani nolak. Kalau Bima mau beristri dua. Orang dia mampu dan bisa berprilaku adil kok. Sekarang ini, aku juga yang susah. Tiap
