"Ya ampun, Kak! Sepertinya member Byte memang gay deh." Ha Na mengetuk – ngetuk ujung pulpen berbulunya ke layar notebook yang sedang ia pelototi. "Lihat, lihat!" Ah Ra tertarik dan menggeser kursinya mendekat pada meja Ha Na, sementara Paul tampak bosan mendengar berita tersebut dan mengekspresikannya dengan kuapan panjang yang berisik. Kujulurkan kepala, menengok berita yang terpampang di monitor yang kini terhalang rambut blonde Cho Ah Ra. "Kita tidak bekerja dengan orientasi seksualnya. Biarkan itu menjadi privasi mereka!" Aku mengingatkan. "Waahh sayang sekali wajah – wajah tampan itu jika menyukai sesama jenisnya sendiri." Ah Ra berdecak prihatin. "Hei! Tidak baik membuat opini seperti itu. Jika memang itu pilihan mereka, kita tidak berhak menghakiminya." Omelku pada dua gadis ya