Hari ini Elena telah di jadwalkan untuk mengikuti rapat bersama PT Cipta Karya, namun Radit tidak ikut bersama Elena, ia langsung menuju ke kantor, sementara Elena meeting di sebuah restoran tak jauh dari lokasi perusahaan nya.
Selama menunggu klien nya datang, Elena berharap semoga Eggy hanya mengirimkan perwakilan dari perusahaan nya, ia masih enggan untuk bertemu masa lalu nya itu.
10 menit berlalu, akhirnya klien nya tiba, Elena beranjak dari tempat duduk nya menyambut klien nya tersebut.
"Selamat datang pak"
Elena menjabat tangan mereka, ada 3 orang yang datang menghadiri rapat itu.
"Silahkan duduk, oh ya.. ini sudah saya pesankan kopi terbaik di restoran ini"
Elena mempersilahkan, ia betul betul merasa lega karna Eggy tak nampak batang hidungnya.
"Oh iya bu Elena, itu atasan kami"
Salah satu klien nya menunjuk ke arah seorang lelaki yang tampak gagah dengan mengenakan set Jas berwarna hitam, yang baru saja turun dari mobil mewah nya.
Elena terkejut, sosok itu berjalan semakin mendekatinya.
"Selamat siang bu Elena, senang bertemu dengan anda kembali"
Eggy mengulurkan tangan nya, Elena terperangah melihat Eggy ada di hadapan nya. Eggy mengerlingkan mata nya, mengisyaratkan tangan nya yang menunggu untuk di sambut oleh Elena.
"Oh iya"
Elena menyambut jabatan tangan Eggy, lama ia menggenggam tangan Elena, Elena pun menarik tangannya kembali.
"Baik lah, kita mulai saja presentasi nya"
Staf Elena membuka pembicaraan, Elena mencoba untuk tetap profesional, ia menjelaskan dengan sangat detail, ia sengaja ingin menampakan kemahiran dirinya agar Eggy tak memandang nya rendah.
2 jam berlalu, meeting sekaligus makan siang pun telah usai, Elena dengan terburu berpamitan kepada klien nya.
"Elena.."
Eggy menarik lengan Elena.
"Ada yang ingin aku bicarakan"
"Maaf, rapat nya telah selesai, ku rasa tak ada yang perlu di bicarakan lagi, jika anda memerlukan bantuan silahkan menghubungi staf saya"
Elena berusaha melepas genggaman Eggy, namun tangan kekar Eggy begitu kuat mencengkeram lengan Elena.
"Aku takkan melepaskan mu, sampai kau mau berbicara berdua dengan ku"
Elena tak punya pilihan, ia kemudian meminta staf nya untuk menunggu nya di mobil.
"Ternyata kau makin cantik Elena, bertambah Elegan dan menarik"
"Jika itu yang ingin kau ucapkan, aku rasa kau hanya membuang waktu ku"
Elena begitu ketus, wajah nya mulai merah padam, ada rasa ingin meninju wajah tampan Eggy.
"Maaf kan aku Elena, aku tau kau pasti masih sangat kecewa pada ku"
Eggy mulai melembutkan nada suara nya.
"Tak perlu meminta maaf, aku sudah melupakan nya"
"Elena.. kembalilah bersama ku, aku berjanji akan menebus semua kesalahan ku"
Elena terkejut mendengar pinta dari Eggy, lelaki itu tanpa rasa malu malah meminta ia kembali kepada nya.
"Sudahlah Eggy... kita sekarang hanya sebatas hubungan pekerjaan saja, lupakan masa lalu kita, itu sudah tak penting lagi bagi ku"
"Tapi itu hal penting untuk ku Elena.. kau tak pernah tau perjuangan ku selama ini.. Aku masih sangat mencintai mu Elena.."
Elena tak menjawab sepatah kata pun, dalam hati nya pun ia masih merindukan Eggy, tapi di satu sisi ia tak bisa menerima atas menghilang nya Eggy tiba tiba seperti dulu, hati nya sakit, setelah Eggy meninggalkan nya.
"Aku terpaksa meninggalkan mu dulu, aku hancur Elena.. perusahaan ayah ku nyaris bangkrut saat itu, sehingga membuat aku harus bekerja keras membantu nya, aku tak ingin menyusahkan mu pada saat itu"
"Aku tak peduli, terlepas itu benar atau kau mengada-ngada" Elena melemparkan pandangan nya.
"Baik lah kalau kau tak mempercayai ku Elena.. akan aku buktikan bahwa aku bisa mendapatkan hati mu lagi"
Eggy beranjak pergi, meninggalkan Elena dengan seribu pertanyaan di hati nya. Elena terduduk diam, ia menangis sejadi nya, hati nya kembali terluka.
******
Elena kembali ke kantor, mata nya begitu sembab, ia pun segera memasuki ruangan nya. Radit melihat nya kemudian ikut masuk ke ruangan Elena.
"Elena.. kau habis menangis?"
Radit menghampiri Elena yang tengah menatap keluar kaca jendela ruangan kantor nya.
"Tak perlu memperdulikan ku"
"Bagaimana aku bisa tak peduli pada mu, kau istri ku Elena"
Radit menarik lengan Elena hingga Elena jatuh kedekapan Radit, mata mereka saling beradu.
Tanpa sadar Bibir Radit beradu di Bibirnya, begitu lembut, hingga Elena tersadar lalu menolak Radit.
"Apa yang kau lakukan!"
"Bukan aku, tapi kita.. kita yang ingin melakukannya"
Elena terdiam, ia benar benar telah kehilangan mood nya untuk meladeni Radit.
"Keluarlah dari ruangan ku, aku sedang ingin sendiri"
"Baiklah.. aku akan keluar, tapi dengarkan aku Elena.. berceritalah saat kau ada masalah, aku tak ingin kau menyimpan duka mu sendiri"
Radit beranjak keluar ruangan Elena, Siska melihat Radit keluar dari ruangan Elena, dengan wajah memerah.
"Radit, apa yang terjadi? ada apa kamu menemui bu Elena, aku liat kamu tak membawa berkas apapun"
"Aku meminta ia untuk menikahi ku, tapi ia menolak ku"
Radit berbohong, ia sangat senang menjahili Siska.
"Apa? kamu ngelamar bu Elena? kamu suka sama dia dit?"
"Hahaha..."
Radit tertawa terpingkal memegangi perut nya melihat wajah cemburu Siska.
"Kau menipu ku Radit?"
Mimik muka Siska berubah menggemaskan dengan bersidekapkan kedua tangan di d**a nya.
"Hehe.. habisnya ku lihat betapa cemburu nya wajah mu itu Sis.."
"Si..siapa bilang aku cemburu? aku cuma terkejut saja"
"Yakin? yahhh tak apa apa juga kalau kau cemburu Siska, sifat wanita memang terlahir seperti itu"
Siska tersenyum malu sembari mencubit perut sixpack milik Radit.
"Aduhhhhh... Astaga Siska, cubitan mu sampai terasa ke hati ku"
Radit memegangi d**a nya menggoda Siska, wajah Siska makin merona, ia tak dapat menyembunyikan warna merah merona dari wajahnya itu.
"Hmmmppp Radit.. apa kau punya waktu kosong pulang kerja nanti? Aku ingin mengajak mu keluar bersama ku"
"Aku kira aku tak melakukan kegiatan apa pun sore ini.. oke pulang kerja aku akan menemani mu"
Senyuman Siska kembali merekah, ini kesempatan nya untuk mengungkapkan isi hati nya ke Radit.
*******
Jam menunjukan waktu kerja telah usai, Radit segera keluar bersama Siska, ia berjalan menuju arah parkiran motornya, mereka tak menyadari bahwa Elena berada di belakang mereka yang sembari melihat Radit dan Siska bercanda bersama.
Elena menghembuskan nafasnya, ia hanya sedikit merasa aneh, Radit suami nya, namun ia malah membiarkanRadit pergi bersama wanita lain.
Radit sesegera mungkin memacu kuda besi nya itu dengan Siska membonceng dibelakang.
Siska perlahan melingkarkan tangan nya ke Radit dari belakang hingga membuat tubuh mereka tiada jarak.
"Hmmp Siska, maaf.. Aku tak nyaman jika kau memeluk ku seperti itu"
"Eh Sorry.."
Siska menarik kembali tangan nya. Radit hanya menganggap Siska sebagai teman, ia pun juga tetap menjaga dirinya sebagai pria yang telah beristri meski pernikahan tersebut di rahasiakan.
Kurang lebih hampir 30 menit perjalanan mereka telah sampai di tempat yang Siska tunjuk.
"Sis.. kenapa kau mengajak ku ke tepi pantai ini? kau tak lihat itu?"
Radit menunjuk ke beberapa pasangan sejoli.
"Hmmmp.. ada yang ingin aku bicarakan pada mu dit.."
"Ada apa?"
Siska terdiam sembari memanggil pelayan, mereka memesan lemon tea dan spagetty.
"Ada apa sebenarnya Sis?"
Radit mulai penasaran tak sabar.
"Radit.. mungkin kita memang baru sebulan lebih kenal, tapi..."
Perkataan Siska terputus, seperti ragu ingin melanjutkan, namun ia sudah terlanjur mengajak Radit ke sini, Bukankah ia harus gerak cepat agar Radit tak keduluan diambil orang?
"Tapi apa Sis?"
"Tapi.. aku mulai nyaman sama kamu dit, Akuuu..... suka sama kamu dit..."
Radit terkejut, ia tak menyangka Siska secepat itu menyatakan rasa suka nya.
"Kau bercanda?"
Di tatap nya mata Siska dalam dalam, ia tau Siska bukan orang yang suka bercanda seperti ini.
"Aku serius dit, Aku menyukai mu sejak awal pertama kenal dengan mu"
Siska menunduk, ia malu, ia bahkan terlalu malu dengan pernyataan cinta yang terlanjur keluar dari bibirnya itu.
"Sis.. Jangan salah faham dengan sikap ku.."
Siska mengangkat wajah nya, ia hampir menumpahkan air mata nya, ia bersiap untuk menjatuhkan air mata nya jika Radit menolak nya.
"Tolong.. jangan berikan aku jawaban sekarang..aku belum siap mendengar jawaban mu"
"Hmmmp baiklah.. kalau begitu kita makan dulu, setelah itu aku akan mengantar mu pulang"
Siska mengangguk, ia lega karna telah menyatakan perasaannya dengan Radit, walau ia pun tak tau apa jawaban Radit nanti.
___________