"Baik, kan? Lebih baik dari bokap gue." Meyka memilih tidak menjawab. Dia mengedarkan pandang, melihat beberapa meja yang kosong sekarang mulai ditempati pengunjung yang baru datang. Kemudian dia menatap ke pegawai yang mulai kelelahan. Tetapi, ekspresi ramah tidak pernah lepas dari wajah mereka. "Semoga restorannya lancar." "Ini, Bapak kasih spesial." Pak Hamdan keluar dengan nampan berisi cangkir bulat tanpa pegangan. "Silakan." Dia memindahkan benda itu ke Rado dan Meyka. "Wah, cawan musi?" tanya Meyka. "Tadi, kayaknya nggak ada di menu." "Ada kok. Kakaknya kurang teliti kayaknya." Pak Hamdan memindahkan alat makan di samping gelas tadi. "Silakan." Meyka mencoba makanan itu lalu tersenyum. "Enak banget, Pak." Rado juga mencoba, lalu mengacungkan jempol. "Juara." "Bisa, dong, reko