Tiga kantung belanjaan penuh berisi pakaian berada di tangan Rado. Yah, dia tidak setega itu membiarkan Meyka membawa belanjaannya sendiri. Meski dia sempat bete karena wanita itu seolah tidak puas memilih baju. "Belanja segini banyak udah dihitung emang?" tanya Rado sambil bergeser ke Meyka. "Udahlah. Nggak tiap bulan juga gue belanja." "Bagus, deh." "Emang lo kira gue cewek matre?" "Gue nggak ngomong itu. Kan, sayang duitnya kalau impulsif." Meyka mengangguk paham. "Oke, mau minta traktir apa?" tanyanya begitu turun dari eskalator. Rado tersenyum. Dia meminta Meyka bertanggung jawab karena telah menjadikannya asisten. Padahal, wanita itu tidak bersalah. Dialah yang secara suka rela mengikuti dan membantu Meyka. "Laper." "Gue juga udah laper." "Daripada nunggu mereka nonton, mend