Your Wife 10

791 Kata
Rangga hanya bisa tersenyum kecut, ketika kedatangannya disambut oleh kicauan Niko dan Ivan. Tapi setidaknya pria itu bisa bernapas lega karena bis wisata yang mereka carter belum datang. Rangga menurunkan istrinya beserta tas dan koper dan memarkir mobil di basemen gedung. Setelah meyakinkan tidak ada yang tertinggal dimobil, Rangga bergegas untuk berkumpul dengan teman-temannya.   Dari kejauhan Rangga melihat Rianti sedang asik berbincang dengan Zahra dan Bu Sonya tepat didepan pintu masuk kantor. sementara di samping mereka Raditya bersama istrinya Andini yang masih sangat muda sedang bercengkrama dengan Mulan, rupanya diam-diam Raditya mencoba menjalin keakraban antara Andini dengan Mulan.   Tak jauh dari mereka, Pak Wisnu, Ivan dan Niko asik mengisap rokok mild, tapi yang membuat Rangga jengah adalah tatapan ketiga cowok itu yang tak pernah lepas dari tubuh para wanita, khususnya Rianti yang mengenakan celana jeans ketat selutut dipadu kaos lengan panjang yang cukup kebesaran untuk tubuh rampingnya.   Sambil berjalan mendekati Aira, Istri Ivan yang duduk terpisah di samping gedung, Rangga mengeluarkan rokoknya. Aira mencoba tersenyum ketika melihat Rangga mendekat namun kemudian kembali asik dengan Smart Phone yang dipegangnya.   Rangga mencoba menilai-nilai wanita di sampingnya, Ivan sering bercerita tentang istrinya yang pemalu dan agak kuper dalam bersosialisasi. Tak heran jika dirinya menyendiri agak jauh dari yang lain. Namun yang membuat Rangga terkesima adalah dandanan Aira yang sedikit nakal dari yang biasa dikenakannya. Rok putih lebar yang sangat pendek dipadu kaos merah menyala tanpa lengan yang ngepres dibadannya.   “Kostum yang bagus untuk liburan,” seru Rangga sambil memantik api ke rokoknya.Aira langsung mengangkat kepalanya, dengan wajah memerah Aira mencoba mengapitkan kedua lengannya untuk melindungi daddanya yang menjadi pemandangan indah bagi Rangga, tapi payyudara itu justru semakin membusung.Rangga yang ikut kikuk karena komentarnya sendiri tertangkap basah melototi dadda istri temannya itu.   “Kamu semakin terlihat cantik dengan baju itu, dan saya rasa liburan ini akan semakin menarik dengan kehadiranmu,” ucap Rangga berusaha membuat suasana lebih santai.   Wajah wanita berkacamata dengan lesung pipit dikedua pipinya itu semakin memerah, namun apa yang diucapkan Rangga membuatnya sedikit rileks. “suami saya yang memilihkan baju-baju ini, karena tidak ingin dirinya malu dihadapan teman-teman,” kata Aira jujur.   “Hei, apakah itu gambar mu,” sela Rangga ketika melihat sebuah gambar kecil dengan pose yang menantang di sebuah laman jejaring sosial pada HP yang tengah dipegang Aira.   Aira sontak tertawa dan dengan cepat menyembunyikan HP nya kedalam tas, “Hahaha,,, kau tidak berhak untuk melihat ini” “Lalu siapa yang berhak, ayolah,,, sepertinya banyak sekali komentar yang kau kumpulkan untuk gambar itu, pasti gambar itu benar-benar menarik minat para lelaki,” seloroh Rangga penasaran.   “Tidak juga, hanya beberapa gambar request dari beberapa teman yang tidak ku kenal,” jawab Aira dengan sedikit ragu menyerahkan HP nya ke telapak tangan Rangga. Dengan cepat Rangga menyambut, dan dengan cepat pula decak kagum mengalir dari mulutnya seiring jempolnya yang mengekplorasi beberapa gambar menantang lainnya.   “Aku tidak percaya, kau dapat berubah menjadi begitu menggairrahkan, lihatlah ratusan komentar yang kau dapat, sepertinya kau benar-benar memikat mereka,” ucap Rangga ketika mendapati sebuah gambar yang begitu menantang, tubuh montok dengan rambut yang masih basah dan hanya mengenakan handuk.   “Mungkin,,, tapi dalam dunia nyata aku tetap saja menjadi seorang pecundang, dan tidak akan pernah mampu menyaingi istri mu atau bu Zahra yang selalu menjadi pusat perhatian, dan begitu mudah bergaul dengan siapa saja.” lirih wanita berkacamata itu.“Dan kau dapat melihat sendiri, hanya didunia maya aku berani berekspresi, karena disitu tidak seorang pun yang mengenal jati diriku sebenarnya,”   Ada nada kecewa akan keterbatasan yang dimilikinya sebagai wanita desa yang dipinang oleh perjaka Kota dan harus bergaul dengan istri-istri suaminya yang selalu tampil modis dan percaya diri. Tepat seperti yang diceritakan Ivan, Ivan sendiri sudah ratusan kali berusaha membangkitkan kepercayaan diri istrinya itu.   “Saya tidak melihat satupun cacat pada diri mu yang dapat membuat mu malu, bahkan bibir mungil dipadu dengan lesung pipit yang manis, dan mata lentik berhias kacamata yang manis itu dapat membuat para lelaki tergilaaa-gilaaa pada mu, yaa,, seperti aku ini,,”   Aira tertawa “Hahaha,,, kamu bisa saja, lelaki mana yang melirik wanita yang sudah beranak satu ini, bahkan suami ku pun kini sudah jarang memuji, apalagi sampai memuji tubuh yang sudah mulai berantakan setelah melahirkan,”   “O, ya? Maaf, bolehkah saya meminta anda untuk berdiri sebentar,”Dengan ragu-ragu Aira mengikuti permintaan pria yang sempat beberapa kali diajak oleh Ivan untuk bertamu ke rumah mereka. “Eemmmhhh,,, bisakah kamu berdiri agak tegak, yaaa,, mungkin kamu dapat sedikit membusungkan dadda mu, yaa begitu,,” Rangga terus memberi intruksi, matanya tak melihat adanya gumpalan lemak pada perut yang ramping itu, bahkan bukan hanya payyudaranya saja yang menggairrahkan, kakinya yang membunting padi dengan pangkal paha yang sekal membuat gairrah Rangga semakin menggelitik.  *** Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN