Your Wife 8

1248 Kata
“Yaaa,,, dirinya telah melihat semua bagian intim tubuhku, lagipula pennis miliknya begitu kecil, jadi kupikir tak apalah jika pennis itu beberapa saat mencari kenikmatan di kemalluanku. Sekali merangkuh dayung dua pulau terlampaui, itulah pikirku, dengan memenuhi keinginannya aku bisa mendapatkan cutiku dan jabatan yang baru,”   “Aku membuka kedua pahaku dengan lebar, mempersilahkan tubuhnya yang tambun untuk merapat di selangkannganku dan melakukan penetrasi di kemalluanku. Awalnya dia memintaku untuk melepas rok dan seluruh pakaian atasku, tapi aku malu, tapi kurasa cukup dengan melepas celana dalam dan mengangkat rokku hingga ke pinggul, dia dapat dengan bebas menyetubuhiku dan melakukan apapun yang dimaunya dengan selangkannganku,”   “Seperti yang kuduga, dengan mudah batang itu berhasil memasuki vagginaku, dan menggoyang selangkannganku dengan kasar. Namun aku harus kecewa, perutnya yang buncit ditambah pennisnya yang begitu pendek membuat batang itu berkali-kali terlepas dari vagginaku, dan Pak Santo menangkap kekecewaanku,”   “Agar dia dapat menuntaskan nafsunya dengan cepat Aku mencoba membuka blus dan bra ku, dan membiarkan bibirnya bertandang didaddaku, namun apa yang dilakukannya itu justru membuatku semakin terangssang, lidahnya menjilat dan menggigiti puttingku ini. Namun usahaku tak juga membuahkan hasil, pennisnya tidak menunjukkan tanda-tanda akan selesai,”   “Akhirnya, aku harus pasrah ketika Pak Santo memintaku mengangkat kedua lenganku untuk melepas blus ketat ini, tapi dia agak kesulitan ketika harus melepas rokku yang telalu ketat, sehingga aku harus melakukannya sendiri dengan berdiri membelakanginya, tapi belum sempat rok ini jatuh menyentuh lantai aku merasakan lidah yang basah berusaha menyelusup dibelahan panttatku,”   “Ooowwgghhh,,, sayaaang itu benar-benar suatu pengalaman yang sangat menggairrahkan, seorang atasan yang memiliki wajah galak dan selalu menggerutu kepada semua staf bawahanya, tengah mendengus penuh nafsu menjilati lubang annusku. Aku membungkukkan badanku mencoba memberi ruang untuk lidahnya yang menjelajah annus dan vagginaku, dan entah kenapa aku marasa sangat puas ketika melihat matanya diantara belahan panttatku memohon sedikit kenikmatan dari tubuh istrimu ini sayang,”   “Pak Santo mencoba posisi yang lain, dia memintaku untuk menduduki pennisnya dengan cara membelakangi tubuhnya, Ooohhh,, tahukah kau sayang? aku sangat malu dengan kondisi dan apa yang sedang kulakukan saat itu, aku merasa bagaikan seorang p*****r yang bersedia melayani apapun yang diinginkan pelanggannya. Tapi posisi itu tetap saja sulit, pennis itu selalu terlepas dari vagginaku, bahkan beberapa kali pennis itu menusuk-nusuk liang annusku karena salah sasaran.”   “Lalu Pak Santo kembali menanyakan keinginanku akan jabatan baru yang ditawarkannya, dia telah berhasil membuatku telanjjang di hadapannya bahkan pennisnya telah menjajal vagginaku tentu saja aku tidak ingin rugi, karenanya aku mengangguk dengan cepat,”   “Tapi lagi-lagi Pak Santo membuat kejutan, yang sebenarnya lebih cocok dengan mencurangi diriku,,” erang Rianti.   “Mencurangimu?, memang apa yang dilakukannya?” kening Rangga berkerut.   “Ya,,, dengan sedikit kasar dia menghentak tubuhku ke belakang, pennis nya yang tepat berada di bawah liang annusku menumbuk dengan keras, aku berusaha untuk menghindar tapi karena tak mampu menjaga keseimbangan tubuh, pennisnya yang sudah sangat basah oleh cairanku justru semakin tenggelam dalam annuskuuu,,,”   “Dan lagi-lagi dia berhasil mendapatkan yang diinginkannya, dengan sedikit hentakan annusku menelan semua batang itu, tapi yang membuatku heran aku tidak merasakan sakit sedikitpun, eeentah karena pennisnya yang terlalu kecil atau mungkin juga nafsu yang telah menguaaasaiii,,kuuu,,,,”   “Dan sungguh tak kuduga aku sangat menikmati posisi itu. Aku menggoyang tubuhku mengikuti irama hentakan pennisnya yang semakin dalam, aku mencoba mencari orggasme ku sendiri, tapi aku lagi-lagi harus kecewa saat pennis itu menyembur dengan cepat, membasahi liang annuskuuu,, aku hampir tertawa ketika tangannya memeluk tubuhku dengan kuat dan memantapkan posisinya pennisnya yang menghamburkan bibit benihnya di annusku, dia mengaku kalah dan mengakui kehebatan jepitan kedua lubangku”   “Aaawww,,,pelan sayaaang,” cerita Rianti terpotong oleh jeritannya sendiri, ketika Rangga kembali menghentak dengan kasar, menggedor dinding rahimnya dengan keras.   “Berarti kau telah melayaninya dengan annusmu, Apakah kau menikmatinyaaa sayaaaaang,,,” Tanya Rangga dengan suara mendengus bagai banteng.   “Maafkan aku sayaaang,,, tapi itu benar-benar nikmat, aku bahkan menunggu pennisnya kembali mengeras dan rela memasukkan pennis itu kedalam mulutku agar kembali mengeras, dengan sedikit memaksa untuk menusuk annusku lagi, dan rasanya sungguh nikmaaaat, berkali-kali aku merasakan orggasme dan berkali-kali pula Pak Santo memuji lubangku ini, katanya diriku adalah tubuh ternikmat yang pernah disetubuhinya,”   “Mungkin kau juga perlu mencoba pintu belakangku iniii,,” tawar Rianti, masih subur diingatannya bagaimana eforia kenikmatan saat dirinya mengayuh pennis kecil pak Santo pada liang annusnya, dan kini dirinya ingin kembali menikmati hal itu dengan batang yang lebih besar, milik suaminya. Rangga menghentikan pompaannya, dan mencabut pennis yang diselimuti selai putih. Rianti mengangkat paha jenjangnya dan memeluk lututnya hingga menyentuh payyudaranya. Dan tampaklah vaggina yang merekah basah, dirembesi sperrma dari orggasme Rangga sebelumnya yang mencoba keluar dari lorong sempit vaggina, namun bukan vaggina itu yang menjadi perhatian Rangga saat ini, tapi lubang mungil yang mengerucut imut yang ada tepat di belakang vaggina lah yang menjadi perhatiannya. Rangga tidak yakin pennis besarnya dapat menerobos lubang yang masih tertutup rapat itu.   “Ayolah Saaayaa,,ang,” erang Rianti merayu.   Rangga mencoba memasukkan telunjuknya untuk sedikit membuka, telunjuk itu bermain-main keluar masuk dengan lembut, dan kini jari tengahnya ikut ambil bagian, terdengar desahan Rianti yang semakin keras.   “Saayyyaaaannng,, lakukanlah sekarang, ceeepaaattt,,,” teriak Rianti yang semakin erat memeluk lututnya membuat lubang panttatnya begitu menantang untuk dihujam.   “Aaaarrrgghhh,,, aarggmmhhhh,,,” Rangga mengejangkan otot pennisnya agar dapat memasuki lubang sempit itu.   “Eeeemmhhhh,,, Iyaaaa,,,yaa,, yeeeaaahhh,,” batang yang perlahan namun pasti mulai tenggelam dan terus memenuhi setiap rongga anaaal Rianti. Istrinya menggeram, menjerit dan berteriak dengan keras.   Tidak seperti yang dirasakannya saat menerima pennis Pak Santo tadi siang, batang milik Rangga jauh lebih panjang dan besar. Dan kini batang itu terus masuk semakin dalam membuat anaaalnya begitu penuh. Setelah dirasakan pennisnya menyentuh pangkal bagian terdalam, Rangga menghentikan hujamannya, dirasakannya dinding annus yang tergencet oleh batangnya berkedut-kedut.   “Aaaahhh,,, sayaaang,,, ini jauh lebih nikmaaat, mulailah mengayuh tubuhku.”   “Yaaa,,, ini sangat sempiiit,,, sangaaatt nikmaaat,,,” sahut Rangga dengan napas mendengus liar. Rangga mencoba mengayun pennisnya namun lubang itu bukannya melebar tapi semakin menyempit akibat kontraksi birrahi yang terjadi pada otot anaaal. Dan itu benar-benar menghasilkan sebuah kenikmatan. Sofa kecil yang menampung dua tubuh mannusia itu mulai berderit ketika Rangga mengayuh semakin cepat. Rianti tidak lagi memeluk lututnya, selangkanngannya telah terbuka lebar. Sementara jemarinya kini aktif mengusap dan menusuk-nusuk liang vagginanya yang kosong. Tampaknya vagginanya yang melompong menuntut pula untuk diisi, meski hanya dengan jemari Rianti. Sempat terbesit diotaknya, membayangkan kenikmatan bila kedua lubangnya itu diisi oleh dua pennis sekaligus, tak peduli pennis siapapun itu.   “Aaaahhh,,,,” gara-gara fantasinya Rianti jadi semakin liar, jemarinya mengobok-obok vagginanya dengan cepat. Rangga mencoba mengimbangi dengan mengayun batangnya dengan lebih cepat. Seluruh otot vaggina dan anaaal Rianti berkontraksi dengan dahsyat dan,,,,,,   “Aaaaggrrrgghhhh,,, aaahh,,,” vaggina Rianti menghambur kalenjar cintanya, membanjiri telapak tangannya yang masih menstimulasi dinding vaggina, sebuah orggasme yang begitu dahsyat.   “Yeeeaaahhhh,,, saaayyyaaaa,,,anng,,,” pennis Rangga berkedut dengan cepat menghantar bermili-mili sperrma. Pennisnya berkali-kali menghentak hingga keujung lorong.   Tak lama, tubuhnya ambruk menindih sang istri tercinta. Bersahutan napas mereka memburu udara sekitar, paru-paru mereka memaksa untuk diisi setelah dibiarkan kosong saat mereka terus mengejan menghamburkan cairan cinta.   “ini jauh dari yang aku bayangkan selama ini,” bisik Rianti.   “Ya,, milikmu memang selalu nikmat,” sambung Rangga.   “Jadi, kau tidak marah aku melakukan itu?”   Rangga terdiam, hRangga dirinya sebagai seorang suami tengah dipertanyakan oleh sang istri. “Hhhmm... Mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi, aku marahpun takkan berguna karena aku sadar kau melakukannya demi kita,” ucap Rangga, berusaha untuk tersenyum.   ***  Bersambung....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN