“Sepertinya Ibu nggak kuat pulang sendiri. Ifah bantu Ibu jalan dan temani pulang, ya.” Hanifah berkata pada Betty dengan raut wajah yang cemas. “I-iya, Fah. Terimakasih,” ucap Betty menerima tawaran Hanifah tadi. Keduanya lalu berjalan perlahan menuju ke rumah Betty lagi. Hanifah memapah Betty dengan sangat hati-hati. Ia terus melirik ke arah Betty karena takut Betty semakin lemah dan kemudian pingsan. Sebenarnya, Hanifah merasa sangat waspada karena keputusannya untuk membuat rencana ini tentu saja sangat beresiko besar. Tidak terlalu jauh berjalan, Hanifah dan Betty sudah memasuki pekarangan rumah yang besar dan mewah itu. Keduanya kemudian terus masuk dan duduk di ruang tamu. Di sana ada sebuah sofa yang sangat empuk dan suasananya tentu saja masih sama dengan yang dulu saat Mira ma