11

1650 Kata
Iluna masih berada di balkon kamar Alya. Ia benar-benar tidak bisa tidur, rasanya ia benar-benar menyesal telah turut serta dalam party yang diselenggarakan oleh Mahen. Dalam hal ini Mahen sama sekali tidak salah, ia tidak mau menyalahkan siapa pun disini karena yang salah adalah dirinya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak emosi tadi malam hingga membuatnya menjadi meminum minuman beralkohol yang selama ia hidup, ia sama sekali belum pernah mencicipi setetes pun. Baru tadi malam ia mencobanya. Karena itu adalah pertama kalinya, Iluna merasa sangat pusing karena ini bisa dibilang pertama untuk dirinya. Ini merupakan yang pertama baginya. Ini sudah jam 8 pagi tapi Alya sama sekali belum bangun dari tidurnya, sepertinya Alya terlihat sangat lelah karena pasti tadi malam ia berkumpul dengan yang lainnya sampai hampir pagi mungkin. Iluna tidak tahu pasti kapan Alya dan yang lainnya pulang dari party yang diadakan oleh Mahen itu. "Andai aku ga pergi dan ga jauh-jauh dari kamu ya Aal, mungkin semua ini ga akan pernah terjadi sama aku." ujar Iluna yang kini menatap ke arah Alya. Saat Iluna masih ada disana, ia mendapatkan telefon dari Arganta. Ia tidak langsung mengangkat panggilan dari Arganta, ia membiarkan handphonenya berkedip beberapa kali hingga Arganta memutuskan panggilan itu dan mulai berkedip lagi karena Arganta mengulangi panggilan tersebut. Jujur saja Iluna tidak siap, ia tidak akan pernah siap untuk berbicara pada Arganta setelah ia mengalami kejadian tadi malam. Ia juga tidak akan pernah siap berbicara pada Lovina maupun Marganta karena jika mereka mengetahui tentang malam kehancuran hidupnya ini pasti mereka akan semakin marah dan semakin membenci Iluna. Ia yakin akan hal tersebut. "Aku belum siap Kak, aku harus gimana kak?" tanya Iluna sekarang pada dirinya sendiri smebari masih menatap handphonenya yang berkedip-kedip. Ia takut Arganta akan kecewa kepada dirinya karena dirinya tidak bisa menjaga diri. Ia merasa bahwa sekarang ini dia sendiri karena ia tidak mau dan tidak bisa bercerita kepada siapa-siapa. Ia tak mau mereka semua mengetahuinya. Tuhan, aku mohon. Tolong sampai sini saja, jangan lanjutkan lagi. Aku akan diam, aku akan lebih baik lagi dalam menjalani hidup jika Engkau mengehentikan ini semua sampai disini. Aku mohon Tuhan. Batin Iluna itu. Tak lama setelah itu Iluna melihat nama di handphonenya itu berganti, nama lain berganti menelfonnya sekarang ini. Nama yang sangat ingin ia hindari di dalam hidupnya setidaknya untuk beberapa saat ini. Ia ingin tidak berhubungan dengan dia, ia takut kecewa dan ia juga sangat takut mengecewakan. Ia benar-benar takut sekali sekarang ini. Ia hanya menatap. "Maaf Alfa, untuk sekarang ini aku lagi ga mau bicara sama kamu. Aku lebih baik berbicara sama Kak Arganta daripada sama kamu." ujar Iluna. Iluna melihat panggilan itu berhenti sebentar tapi timbul lagi yang mana membuatnya tidak bisa membiarkan seperti ini. Akhirnya sekarang ini ia akan menelfon Arganta saja setelah itu supaya Alfa berhenti menelfon dirinya. Sementara itu di dalam salah satu kamar rumah sakit itu sekarang ini Alfa sedang uring-uringan sendiri. Ia menelfon Iluna tapi tidak diangkat oleh Iluna. Ia sebenarnya ingin meminta maaf dan menjelaskan semua ke Iluna. Ini semua hanya sebuah kesalahpahaman yang memang berasal dari kesalahan dari Alfa. Maka dari itu ia ingin Iluna mengangkat panggilannya, mengingat sekarang ini Alfa sedang tidak bisa menghampiri Iluna karena dia di RS. "Argh kamu kenapa ga angkat panggilan aku sih Iluna. Apa kamu semarah itu sama aku? Kalo kamu marah sama aku berarti kamu cemburu ya sama aku hihihi." ujar Alfa yang sekarang ini malah senyum-senyum sendiri karena ia tahu bahwa Iluna cemburu dan itu artinya Iluna sayang padanya. "Selamat pagi Mas Alfa, wah kayaknya lagi bahagia ya. Ini sarapannya dimakan ya mas." ujar seorang pelayan yang masuk ke dalam kamar Alfa. Pelayan itu melihat saat Alfa tadi senyum-senyum sendiri, Alfa jadi malu. "Hehhee jadi malu ini. Makasih ya sus." ujar Alfa tersebut sekarang. Alfa memang terlihat sangat bahagia dan terlihat seperti orang yang paling bahagia di dunia ini. Intinya jika tentang Iluna, ia merasa bahwa hidupnya di penuhi oleh berbagai macam bunga. Hidupnya sangat berbunga-bunga. Kini Alfa mencoba menelfon Iluna lagi, ia yakin pasti Iluna akan luluh setelah ia menelfon berkali-kali. Kini Alfa menelfon lagi tapi saat ia menelfon sekarang ini bukan lagi ia tidak diangkat tapi operator mengatakan bahwa nomor yang sedang dituju sedang sibuk yang mana artinya Iluna sekarang ini sedang menelfon orang lain. Siapa sebenarnya yang di telfon oleh Iluna? Kenapa ia malah menelfon orang lain padahal tahu bahwa Alfa menelfon. "Argh siapa sih yang kamu telfon sekarang Iluna? Kenapa kamu kayak gini sama aku. Aku tahu aku salah dan kamu cemburu tapi aku nelfon juga mau ngejelasin semuanya sama kamu Na." ujar Alfa merasa frustasi saat ini. Ia tidak tahu kenapa Iluna sampai segininya, ia pikir Iluna tidak akan pernah semarah ini hanya karena hal sepele seperti ini. Namun sepertinya ini bukan hal yang sepele bagi Iluna karena Iluna sepertinya benar-benar sangat marah kepada mereka semua sekarang. Terutama kepada Alfa juga sekarang. Sementara itu Iluna sekarang telfonan bersama dengan Arganta itu. Ia memilih untuk menelfon Arganta saja, ia tidak berani untuk telronan dengan Alfa, bahkan mendengar suaranya saja ia tidak akan sanggup untuk itu. "Kamu baru aja bangun Na? Gimana tidur kamu baik-baik aja kan? Ga ada masalah kan sama kamu Na?" tanya Arganta yang entah kenapa sejak tadi bangun ia kepikiran terus dengan Iluna makanya ia menelfon Iluna terus. Sebenarnya sejak tadi malam ia merasa tidak enak perasaannya tapi tadi malam ia sudah bisa tidur karena mengetahui kabar dari Iluna jadinya ia sudah tenang. "Aku ga papa kok Kak, iya aku baru aja bangun. Ini masih di rumah Alya. Alya masih tidur heheh, mungkin Alya kecapekan tadi malam." ujar Iluna. Kemudian sekarang terjadi hening, Iluna teringat bahwa mungkin ini adalah party pertama baginya tapi bukan bagi Lovina, Marganta dan juga Arganta. Mereka bertiga sudah berkali-kali mengikuti party Mahen karena beberapa kali juga Arganta selalu mengajaknya tapi Iluna tetap tidak mau. Kini Iluna berpikiran bahwa pasti Arganta juga sana seperti yang lainnya, Arganta sudah mengetahui hubungan Alfa dan Cantika tapi ia tetap diam saja juga. "Kak Arga, Iluna boleh tanya?" tanya Iluna kepada Arganta tersebut. "Iya Ma, kenapa?" tanya Arganta dengan sangat halus sekali sekarang. "Iluna cuma mau tanya, kenapa kakak diam aja? Kenapa kakak ga bilang sama Iluna kalo sebenernya selama ini Alfa di partynya Mahen selalu sama Cantika yang notabene adalah mantannya? Iluna tahu pasti Kakak juga tahu tentang kedekatan mereka tapi kenapa kakak cuman diam aja?" tanya Iluna. Sekarang ini Arganta bingung mendengar pertanyaan seperti itu karena jujur saja sekarang ini ia juga terkenal ketika Iluna belum tahu kedekatan antara Cantika dan Alfa padahal ia pernah mengatakan pada Alfa untuk mengatakan pada Iluna tentang kedekatan antara mereka berdua itu tapi sepertinya Alfa belum membicarakan atau Alfa sepertinya lupa akan hal itu. "Bukannya kakak ga mau bilang sama kamu Na, tapi kakak pikir Alfa udah bilang sama kamu sebelumnya." ujar Arganta kepada Iluna tersebut. "Tapi faktanya? Iluna sama sekali ga tahu apa pun kak. Iluna merasa dibohongi sama orang-orang terdekat Iluna sekarang kak. Kakak, Alya, Joo dan pastinya Alfa. Aku udah mulai percaya sama kakak dan juga yang lainnya tapi kalo yang aku dapat kayak gini, apa aku harus tetap percaya kak? Ini berat buat aku kak." ujar Iluna yang merasa sangat sesak ketika ia sekarang sedang membicarakan tentang hal ini. Jujur saja ia benar-benar bingung juga. Selain itu ia takut sekali sekarang, tapi ia tidak mau mengatakan kepada siapa-siapa. Anggap saja bahwa Iluna sangat pengecut, tapi ia benar tidak mau semua orang tahu bahwa ia sudah cacat sekarang ini. Ia tidak mau. "Tapi Na, kamu harus tahu kalo apa pun yang dilakukan sama Alfa itu ga semuanya sesuai sama pemikiran kamu. Kamu harus tahu kalo Alfa itu sayang banget sama kamu." ujar Arganta tapi Iluna hanya diam saja saat ini. Kalo Alfa sayang banget sama aku, dia ga bakalan kayak gini kak. Dia pasti akan fokus hanya sama aku, tapi ini enggak kan kak? Batin Iluna itu. "Kak, Iluna kayaknya mau mandi deh. Iluna matiin dulu ya." ujar Iluna tersebut, sekarang ini dirinya mematikan panggilan itu bahkan sebelum Arganta menjawabnya. Ia tidak mau mendengar apa pun dulu dari kakaknya. Sementara itu sekarang ini Joo sedang bersama dengan Galih, mereka sedang berada di salah satu warung makan untuk sarapan. Rencananya setelah ini mereka akan pergi ke rumah sakit untuk menemani Alfa tentunya. "Gua ga nyangka kalo Iluna sama sekali ga tahu apa-apa tentang Alfa sama Cantika. Bahkan tahu Cantika itu mantannya Alfa aja ga. Gimana bisa kayak gitu sih Joo? Jujur gua penasaran banget sih." ujar Galih kepada Alfa. "Gua juga ga tahu karena gua pikir Alfa udah ngasih tahu sama Iluna dan ternyata belum sama sekali. Ga tahu deh gua, mending kita nanti nanya ke Alfa langsung setelah makan kan kita ke rumah sakit." ujar Joo tersebut. "Gua ikut, udah gua tebak pokoknya kali Alfa itu sakit pasti. Kenapa dia? Sakit apa kok bisa masuk ke rumah sakit?" tanya Cantika yang tiba-tiba saja muncul di dekat mereka berdua yang mana membuat mereka kaget sekali. "Lah kenapa bisa ada Lo disini? Lo ngapain Weh?" tanya Joo ke Cantika. "Loh kenapa? Ini kan tempat umum? Lagi pula gua juga ga tahu kalo Lo berdua kesini kok. Gua kesini mau makan eh malah denger berita kayak gitu jadinya gua mau ikut. Gua rasa yang lain belum tahu kan?" tanya Cantika itu. "Ck, Alfa ketusuk pas tawuran kemarin. Ya udah habis ini Lo ikut tapi jangan buat story' atau apa pun itu. Karena ga banyak yang tahu." ujae Joo dan Cantika mengangguk. Kini mereka makan bersama dahulu disana, setelah lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan sekarang ini mereka memutuskan untuk langsung pergi ke rumah sakit dan kini mereka sudah berada di jalan. Untung saja jalanan sekarang tidak terlalu macet. Jadinya tidak butuh waktu yang lama mereka bertiga sudah sampai di parkiran rumah sakit. Mereka pun sekarang langsung berjalan ke dalam. Cantika tampak berjalan di belakang Joo dan Galih karena sekarang ini karena ia juga belum tahu dimana ruangan tempat Alfa dirawat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN