10

1640 Kata
Iluna masih mandi, ini mungkin akan membutuhkan waktu yang lama karena jujur saja sekarang ini Iluna ingin semua dosanya larut dengan air yang mengalir. Ia ingin ingatannya tentang apa yang terjadi pada dirinya tadi ikut mengalir dan tak akan pernah ia ingat lagi. Namun semua itu sia-sia, faktanya ia masih bisa jelas mengingat bagaimana dia tadi terbangun dengan keadaan tak berbusana. Ia juga masih mengingat tentang bagaimana ia tadi bangun. Ia juga masih jelas mengingat bagaimana wajah lelaki yang telah m*****i dirinya tadi malam. Ia berharap lelaki itu tidak mengingatnya meskipun pasti ada tanda bahwa lelaki itu baru saja melakukan hal yang di luar batas bersama dengan seorang perempuan. Itu tidak bisa di bohongi. "Alfa, aku harus gimana? Kak Arga aku harus gimana sekarang? Kak Marga, apa kalo Kak Marga tahu aku kayak gini Kak Marga bakalan perhatian sama aku? Apa Kak Marga akan marah sama orang yang udah lakuin ini semua ke aku? Aku udah... hancur." ujar Iluna dengan lirih sekarang ini. Iluna tampak masih ada di kamar mandi sementara Alya sekarang ini sudah ketiduran dengan TV yang masih menyala. Sementara itu, sekarang ini. Noah masih tidak membawa mobilnya tanpa tahu arah dan tanpa tujuan juga. Mulai besok ia akan mencari siapa sebenarnya perempuan yang ia tiduri. Tampak sekarang ia berhenti di sebuah pantai, ada lumayan banyak orang disini dan kebanyakan mereka baru datang. Tentu mereka ingin melihat semburat jingga kala matahari akan terbit. Kebanyakan yang datang bersama dengan pacarnya sekarang. Noah terlihat aneh diantara mereka semua karena ia datang sendirian dan terlihat juga bahwa Noah terlihat seperti berantakan. Noah kini mendekat ke arah pantai, ada beberapa penjual juga disini. Disini memang sangat ramai, tapi bagi Noah mereka tidak terlihat ada. Bagi Noah ia berada di dalam kesepian sekarang. Ia berada pada kegalauan juga. Andai aja gua ga mabuk berat pasti semua ini ga akan terjadi. Andai aja waktu itu gua dengerin Uka sama yang lain pasti ga akan kayak gini. Argh siapa cewek tadi, kenapa gua baru pertama kali ngeliat dia ada di partynya Mahen dan kenapa dia datang sekarang kenapa ga do party selanjutnya aja biar semua ini ga terjadi. Malam ini gua berasa udah ngehancurin anak orang karena gua udah ngambil kesucian dia. Batin Noah yang terlihat frustasi. Sementara itu Alfa di dalam kamar inapnya sekarang entah kenapa merasa tak enak perasaannya. Ia terus menerus memikirkan tentang Iluna, ia hanya takut terjadi apa-apa kepada Iluna sekarang. Maka dari itu ia sekarang sedang mendial nomor Iluna tapi sudah ia coba beberapa kali tetap tak diangkat. Ia mulai benar-benar khawatir sekali sekarang ini juga. Ia takut. "Aduh kenapa Iluna ga bisa dihubungi ya. Kamu kemana sayang sekarang, kenapa ga angkat telfon aku? Apa kamu masih di party? Tapi ini udah jam segini, ga mungkin kan kamu masih di party?" tanya Alfa tersebut. Alfa sendiri di kamarnya sekarang karena seharusnya ia bersama dengan teman-temannya yang lain. Namun Joo dan yang lainnya sekarang ini mengikuti party tersebut. Lagi pula ia yang menyuruh mereka agar Iluna ada yang menjaga. Meskipun ia tahu bahwa disana ada Arganta, kakak Iluna. Ya meskipun Iluna masih punya kakak lain yaitu Marganta. Namun entah kenapa Marganta selalu tak menyukai Iluna dan juga tak menyukai Alga sama sekali. "Gua telfon Alya aja kali ya." ujar Alfa dan sekarang ini Alfa sudah menelfon Anya. Jika tadi handphone Iluna yang berkedip, sekarang giliran handphone Alya yang berada di sebelah handphone Iluna yang berkedip. Memang Iluna dan Alya selalu mematikan nada dering saat malam hari. Alfa sudah mendial nomor Alya beberapa kali tapi tetap saja tak bisa ia hubungi. "Argh kenapa ga ada yang ngangkat sih, kalo kayak gini kan gua jadi semakin khawatir sama mereka. Kalo ada gimana-gimana gimana." ujar Alfa. Kemudian sekarang Alfa memutuskan untuk menelfon Joo, ia yakin jika Joo yang ia telfon pasti Joo angkan mengangkat. Namun itu berlaku jika malam ini Joo tidak mabuk berat. Ia hanya berharap Joo masih bisa dihubungi. Sekarang ini tampak Alfa sudah mendial nomor Joo juga. "Hallo Joo, akhirnya ada yang angkat. Joo Lo masih di club?" tanya Alfa. "Engga sih, baru aja balik gua. Kenapa Lo?" tanya Joo kepada Alfa. "Ga papa gua cuman khawatir sama Iluna. Tiba-tiba aja perasaan gua ga enak, terus pas gua telfon juga Iluna ga angkat. Tadi gua telfon Alya juga sama ga diangkat sama dia. Mereka kemana sih?" tanya Alfa dengan khawatir. "Mereka udah balik kok, udah sampai rumah Alya. Mungkin udah tidur lagi." ujar Joo kepada Alfa membuat Alfa kini lega karena Iluna sudah aman. "Syukur deh kalo mereka aman. Gua lega." ujar Alfa tersebut saat ini. "But, Lo yang ga aman Al." tanya Joo memutuskan memberi tahu kepada Alfa tentang kejadian salah paham yang tadi terjadi di club malam tersebut. "Hah? Emangnya kenapa? Why? Apa yang terjadi emang?" tanya Alfa. Joo terdiam sebentar dan hal itu tentu saja membuat Alfa merasa sangat kesal pada Joo karena Joo membuatnya penasaran dan deg-degan. "Iluna salah paham sama hubungan Lo dan Cantika. Lo tahu sendiri kan kalo tadi itu pertama kalinya Iluna pergi ke partynya Mahen? Sementara kita ini udah yang kesekian kalinya kita gabung ke party Mahen. Selama party Mahen banyak yang salah paham karena taunya Lo masih sama Cantika. Mereka banyak yang ga tahu kalo Lo pacaran sama Iluna." ujar Joo tersebut. "Terus yang buat Iluna salah paham gimana?" tanya Alfa tersebut. Jujur saja saat ini Alfa takut bahwa Iluna akan marah kepada dirinya karena hal ini. "Ya karena almost all people on party ask about you and Cantika. Iluna tadi kaget bener karena Lo belum cerita apa-apa tentang Lo sama Cantika. Harusnya Lo bilang sama Iluna. Kalo gini kan Iluna jadinya yang mikir macam-macam sama Lo dan Cantika. Mana tadi juga Cantika tanya kemana Lo kok ga ada dan lain-lain. Parahnya dia bilang pas di depan Iluna karena dia ga tahu kalo Iluna cewek Lo." ujar Joo kepada Alfa dan sekarang ini tampak Alfa mengerti. Ini semua salahnya karena ia tak pernah berpikir sampai sini. Ia pikir bahwa Iluna dan Cantika tidak akan pernah bertemu, ia pikir juga Iluna dan Cantika jika bertemu akan terbiasa saja. Namun ternyata ia salah. Ia tak pernah berpikir bahwa Iluna akan seperti ini. Alfa pun sekarang mengucap terimakasih kepada Joo dan pada akhirnya sekarang ini mematikan panggilan itu. Alfa kini paham kenapa Iluna tidak menjawab panggilannya, ia tahu mungkin Iluna sekarang masih bangun tapi Iluna tidak menjawabnya karena ia sedang marah pada Alfa. Ah jika seperti ini ia jadi kesal pada dirinya sendiri. "Ah kenapa sih gua sekarang harus sakit kayak gini. Kalo ga ada di rumah sakit udah gua samperin ini Iluna. Apalagi dia di rumah Alya sekarang jadi ga akan ada Marganta yang selalu ga suka sama gua." ujar Alfa itu. Sementara itu, sekarang ini Iluna sudah keluar dari kamar mandi dan dirinya juga sudah berganti baju. Tampak ia melihat Alya yang sudah tertidur dengan TV yang masih menyala. Iluna menatap Alya dan ia memasangkan selimut kepada Alya dan setelah itu dirinya mengambil handphonenya itu. Tampak sekarang ini ia melihat di handphonenya terdapat beberapa panggilan dari Alfa. Sepertinya Alfa sudah tahu bahwa tadi ia mendengar hal yang mungkin Alfa tidak akan pernah mau Iluna mengetahuinya dan mungkin juga Alfa tidak mau jika Iluna tahu tentang hubungan Alfa dengan Cantika. Alfa, apa setelah kamu tahu semuanya kamu akan tetap kayak gini? Aku pikir engga ya, aku pikir baik kamu tahu atau enggak tentang ini pasti kamu akan tetap pilih Cantika ya Al. Secara Cantika cantik banget, udah gitu Cantika juga ga cacat kayak aku. Batin Iluna yang sekarang ini sedang ada di balkon kamar Alya. Ia tidak bisa tidur sama sekali sekarang. Ia memikirkan semuanya. "Kalo aku ga datang mungkin semuanya ga akan terjadi kayak gini ya. Harusnya aku tadi ga berangkat aja, aku tadi udah bingung mau berangkat atau ga tapi aku tetap berangkat. Harusnya aku tadi ga usah berangkat aja. Harusnya tadi aku di rumah saja karena Alfa ga bisa ikut juga." ujar Iluna. Ikut party ini aku jadi punya dua luka baru yang membekas dan aku ga tahu apa luka ku ini bisa sembuh atau akan semakin parah. Ia sama sekali tidak tahu dan tidak bisa menebak. Alfa, kenapa kamu harus sembunyikan itu semua dari aku?. Batin Iluna masih menyesali kenapa Alfa seperti itu. Ia sangat menyayangi Alfa, bahkan baginya Alfa itu segalanya. Bukan karena apa tapi setiap ia bersama dengan Alfa ia selalu merasa terlindungi, sama jika dirinya ketika bersama dengan Arganta. Ia selalu merasa bahwa ia sangat aman ketika bersama dengan mereka. Namun kini, sepertinya ia harus bersiap untuk kehilangan seorang Alfa. Sementara itu sekarang ini Marganta keluar dari kamarnya, ia dari tadi belum tidur karena ia menonton film dikamarnya. Kini ia haus dan akhirnya ia pun memutuskan untuk ke dapur untuk mengambil minum sekarang ini. "Hallo Joo, oh okay jadi Iluna udah ada disana ya? Siap deh kalo gitu gua udah bisa tenang." ujar Arganta yang mampu di dengar oleh Marganta yang sekarang ini baru saja kembali dari dapur setelah ia sudah minum tadi itu. "Marga, Iluna ada di rumah Alya. Dia nginap di rumah Alya." ujar Arga. "And so? Terus kenapa Lo bilang sama gua?" tanya Marganta itu. "Ya kan kita sebagai kakak harus tahu dimana adiknya, kita kan harus perhatian juga sama adik kita." ujar Arga kepada Marganta tersebut saat ini. "Adik gua cuman Lovina, gua ga punya adik selain Lovina. Jadi Lo ga perlu repot-repot bilangin ke gua tentang omong kosong itu karena gua sama sekali ga minat buat tahu. Gua ga perduli sama dia." ujar Marganta yang mana sekarang ini ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia meninggalkan Arganta yang menatap ke arahnya dengan pandangan yang sangat kecewa tapi juga ada sisi kesalnya karena Marganta sama sekali belum membuka hatinya. Arganta hanya bisa berharap bahwa Marganta akan membuka hatinya untuk Iluna tak lama lagi. Lalu ia juga berharap pada Lovina supaya bisa akrab dengan Iluna karena Iluna merupakan bagian dari keluarga mereka juga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN