Bab 9. Hubungan Intim

1057 Kata
Happy Reading. Tiga bulan berlalu, hari-hari Khanza hanya seputar Kendrick dan terapi kesembuhan suaminya. Dia merasa sangat senang melihat terapi suaminya berjalan dengan baik, karena Kendrick sendiri selalu menuruti apa saran dokter. Setiap dua kali seminggu rutin melakukan yoga dan berlatih berjalan di bantu dengan tongkat dan sekarang inilah hasilnya. Tiga bulan ini Khanza selalu memberikan support yang luar biasa untuk suaminya, sekarang pria itu sudah bisa berdiri memakai tongkat sendiri. Khanza dengan telaten membimbing Kendrick belajar berjalan dengan tongkat saat di rumah. Seperti saat ini, Kendrick berdiri dari kursi rodanya dan khanza langsung memberikan tongkat itu pada Kendrick. "Ini mas, hati-hati, ya?" Kendrick mengambil tongkat dari istrinya dan langsung meletakkan penyangga di bagian ketiak. Kendrick sangat hati-hati dan Khanza membimbingnya secara halus. "Gerakan kaki yang kanan dulu, melangkah saja pelan-pelan mas," instruksi Khanza. Kendrick patuh dan mengikuti instruksi sang istri. Dengan langkah tertatih, satu persatu Kendrick menapakkan kakinya di atas karpet bulu itu. Kendrick juga merasakan semakin hari otot-otot kakinya semakin ringan, bahkan dia merasa mudah melangkah menggunakan tongkat. "Nah, balik kesini Mas! Ayo pelan-pelan!" Seru Khanza. Kendrick berbalik dan berjalan kembali, melangkah perlahan sambil tersenyum lebar. Mama Valeria dan Papa Atmaja sangat senang melihat perkembangan putranya yang begitu cepat pulihnya. Ternyata Atmaja memang tidak salah menggantikan posisi Katrine dengan Khanza. Gadis cantik yang masih muda itu benar-benar telaten merawat Kendrick. Mereka juga bisa melihat ketulusan hatinya. "Pah, dari mana papa bisa mendapatkan gadis seperti Khanza? Dia bagaikan bidadari surga untuk putra kita," ujar Valeria. "Iya Ma, awalnya aku juga tidak kenal, tapi pernah melihat Khanza di rumah Iqbal, sejak pertama melihatnya Papa merasa gadis ini begitu baik dan santun, ternyata memang benar feeling Papa," jawab Atmaja. Mereka begitu mengagumi Khanza yang sangat tulus dan tidak pernah mengeluh sama sekali dalam menghadapi seorang Kendrick, di mana dulu Kendrick menjadi pria yang begitu dingin ketika ditinggal oleh Katrine di saat hari-hari akhir menjelang pernikahan mereka. Atmaja memang sengaja menguji Kendrick dengan menggantikan posisi Katrine saat itu. Undangan terlanjur tersebar dan semua biaya katering dan dekor sudah lunas. Meskipun sebenarnya jika semua rencana itu dibatalkan tidak akan ada pengaruh apa-apa untuk keluarga William. Karena bagi mereka yang penting adalah nama baik keluarga, sehingga Atmaja lebih memilih mencari mempelai pengganti. "Wah, bagus mas, latihan hari ini cukup dulu, mas pasti capek," ujar Khanza menyerahkan gelas berisi jus jeruk untuk suaminya. Kendrick mengambil gelas itu dan meminumnya hingga habis. Pria itu kini sudah dudu di kursi rodanya dan merasa sedikit lelah. "Terima kasih," ujar Kendrick menyerahkan kembali gelas itu pada isterinya. "Iya mas, sekarang kita mandi dan sholat Ashar dulu, sudah manjing 'kan waktunya?" Kendrick mengangguk, sejak mengenal Khanza, pria itu sekarang menunaikan ibadahnya sebagai seorang muslim. Kendrick sudah lama sekali tidak menunaikan sholat, entah kapan terakhir kali, mungkin ketika idul Fitri dan itu pun hanya setahun sekali. Kendrick memang sudah melupakan Tuhan-Nya. Setelah mandi dan sholat berjamaah, akhirnya Kendrick tertidur di pangkuan Khanza. Tadi memang Kendrick meminta sholat duduk di lantai, karena biasanya Kendrick sholat diatas kursi roda. Sekarang kakinya sudah lebih ringan dan bisa duduk selonjoran di karpet. Khanza menyisir surai hitam suaminya, dia tersenyum melihat Kendrick yang terlelap di pangkuannya. Dalam hati, Khanza selalu berdoa jika hubungan mereka bisa terus berjalan dalam mengarungi bahtera rumah tangga dan tidak akan ada kata perceraian. Meskipun Khanza tidak pernah tahu bagaimana perasaan Kendrick terhadapnya, yang pasti sampai sekarang Kendrick tidak pernah mengatakan hal-hal mengenai perjanjian pranikah atau nikah kontrak seperti di film-film atau di n****+-n****+ yang Khanza baca saat di rumah dulu. Khanza selalu menyelipkan nama Kendrick dalam do'anya, dia berharap agar suaminya diberikan kesembuhan dan dibukakan pintu hati untuk dirinya. Setelah puas mengamati wajah sang suami, akhirnya Khanza membuka ponselnya dan melihat-lihat sosial media. *** Malam harinya. Kendrick, Khanza, Atmaja, dan Valeria berkumpul di maja makan. Mereka sekarang sering makan malam bersama, Kendrick juga sudah membuka diri kembali dengan kedua orang tuanya. "Makan sayurnya mas," ujar Khanza menambahkan sayur sawi hijau yang di tumis ke piring Kendrick. Khanza sangat memperhatikan makanan suaminya itu. "Padahal setiap hari aku selalu makan sayur, tapi kenapa tetap suka, ya? Ini masakannya enak," ujar Kendrick. "Ini Khanza yang masak, mas. Semua sayur ini Khanza yang masak, hemm sekarang mas ketagihan masakan Khanza, ya?" "Eh, iya loh. Ternyata kamu memang pintar masak." "Iya, donk. Istri siapa dulu," jawab Khanza tertawa kecil. Jika dulu Kendrick banyak diam dengan aura yang dingin, sekarang pria itu mulai terbiasa dengan kecerewetan sang istri yang sepertinya menular padanya. Semua perhatian Khanza tidak luput dari pengamatan Atmaja dan Valeria, kedua orang tua itu tersenyum hangat melihat ketulusan dia wajah Khanza. Kendrick juga nampak sudah menerima keberadaan istrinya, sehingga pria itu juga terlihat lebih perhatian dengan Khanza. "Kendrick, sepertinya masa pemulihanmu begitu cepat, kalau memang sudah benar-benar sembuh, Papa ingin segera di buatkan cucu, iya kan, ma?" "Uhukk, uhukk!" Khanza tersedak saat mendengar ucapan mertuanya. Apa tadi yang Papa Atmaja ucap, ingin cucu? Khanza malu sekali, meskipun mereka sudah menikah selama Lima bulan, tetapi mereka belum pernah berhubungan intim. "Hati-hati, Khanza." Kendrick menyodorkan segelas air putih untuk istrinya. Atmaja dan Valeria sama saling pandang dan tersenyum. Setelah agak baikan, Khanza meletakkan gelasnya kembali ke atas meja. "Iya nak, benar kata papa, kita semua sudah ingin meminang cucu, jadi Mama harap kalau Kendrick sudah sembuh, gass lah!" ujar sang mama penuh semangat. Pipi Khanza langsung bersemu merah, sungguh dia begitu malu dan gugup saat mertuanya dengan terang-terangan mengatakan ingin cucu. Tentu saja Khanza merasa tidak enak dengan suaminya yang memang belum memberikan hak itu. Ya, tentu saja. Mereka sama sekali tidak berpikir ke arah sana. Mengingat bagaimana pernikahan mereka dan juga kondisi Kendrick. Khanza melirik Kendrick yang sejak tadi terlihat tenang saja, apakah suaminya itu merasa tersinggung dengan permintaan kedua orang tuanya? "Ah, pasti mas Ken tersinggung, dia kan tidak cinta sama aku, mana mungkin mas Ken mau berhubungan lebih intim denganku," batin Khanza. "Iya Ma, Pa, kita pasti akan memberikan kalian cucu, secepatnya kalau aku sudah sembuh," ujar Kendrick sambil memandang sang istri. Tentu saja hal itu membuat Khanza membelalakkan matanya tidak percaya. "Kok Mas ken menyanggupi sih?" batin Khanza masih tidak percaya. "Bagus, itu baru jagoan Papa!" seru Atmaja senang, begitupun dengan Valeria. Kendrick melirik Khanza yang terlihat malu, tentu saja dia berjanji akan memberikan hak itu ketika dia sudah sembuh. Kendrick sering memperhatikan Khanza diam-diam. Istrinya itu penyabar dan tidak pernah mengeluh hingga hatinya pun mulai bertaut pada istrinya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN