Aiyra POV “Kak Aiyra itu bisa gak sih jangan ceroboh! Kapan dewasanya, Kak? Bisa ya hal sepenting dan sesensitif gitu diungkap? Papa seharusnya menyesal sudah mengatakan rahasia itu sama Kakak! Kakak itu gak seharusnya dikasih tahu hal penting!” urai Ara dengan penuh emosi. Benar, malam ini pukul 00, Ara melampiaskan semua emosinya padaku. Aku dikunci di dalam kamar bersamanya. Dia menunjuk dan memarahiku. Aku yang merasa bersalah hanya bisa diam dan menunduk. Aku tak berani menatap wajah cantik adikku yang sedang emosi itu. padahal pintu kamar sudah diketuk berulang oleh papa, mama, dan Kak Gathan. Ara menawan dan menyidangku. “Maafin kakak, Dek! Aku bener-bener gak sengaja melakukannya. Kamu boleh marah, Dek,” aku pasrah saja bisanya. Tak ada gunanya melawan ganasnya tarin