Part 5

1199 Kata
  Di sebuah kafe yang terletak di daerah Manhattan tampak seorang pria yang mengamati gerak-gerik gadis yang tengah bercengkrama dengan seorang pria lain, Tatapan matanya seakan menggambarkan betapa teliti nya ia mengamati kedua pasangan itu, Dari arah yang cukup jauh namun strategis Joshua mencoba memikirkan berbagai cara untuk memisahkan mereka berdua hingga akhirnya ia mendapatkan sebuah ide yang tak terduga.   Di lain sisi, Jennie dan Eric memulai percakapan mereka dengan menanyakan kabar masing-masing, Menu yang mereka pesan sementara di buat sehingga alangkah baiknya mereka mengobrol ringan sejenak, Selang beberapa menit seseorang datang menghampiri mereka dengan masker dan topi berwarna hitam, Pramusaji itu menyuguhkan minuman pendamping kepada mereka, Namun saat hendak memberikan minuman pada Eric, Gelas tersebut tumpah mengenai pakaiannya hingga basah, Sontak Eric langsung bangkit dengan wajah kekesalan.   " Maafkan saya tuan, Mari saya antar ke toilet untuk membersihkannya." Ujar pramusaji itu namun Eric menolak dan akan ke toilet sendirian.   " Tunggu sebentar yah, Aku akan segera kembali. " lontar Eric pada Jennie.   Saat pramusaji itu hendak pergi, Jennie menahannya sebab ada yang mencurigakan dari pria itu, Namun pria itu mengatakan bahwa dirinya sangat sibuk sehingga harus kembali ke dapur.   " Aneh sekali, Dia terlihat seperti Joshua." Ucap Jennie dengan tatapan menerawang.   Setelah beberapa saat kemudian Eric datang dan pakaiannya masih lembab, Melihat hal itu Jennie merasa kasihan sehingga memberikan sweater nya pada Eric.   " Terima kasih yah." Ucap Eric menerima sweater Jennie dengan senang hati.   Dari kejauhan Joshua nampak kesal karena caranya kali ini tidak berhasil, Ia mengira kalau pria yang bernama Eric itu akan pulang setelah pakaiannya basah dan ternyata tidak, Kalau begini sia-sia dia berpura-pura menjadi seorang pramusaji sehingga Hal ini membuat Joshua kembali harus memutar otak, Saat pramusaji yang asli hendak mendatangi meja Jennie, Joshua tiba-tiba menyuruhnya untuk di gantikan dengannya, Awalnya dia menolak namun saat itu Joshua beruntung sebab salah seorang pelanggan kafe tiba-tiba memanggil pramusaji itu, Karena tak ada pramusaji lain maka dia terpaksa memberikan pesanan Jennie dan Eric pada Joshua.   " Oke, Kita beri sesuatu pada minuman pria itu. " Joshua memang sangatlah cerdik, Untungnya hari ini dia melakukan praktek medis dengan obat-obatan yang di mana ia dengan sengaja memasukkan obat tidur ke dalam minuman Eric dan setelah itu mengantarnya ke meja Jennie.   " Kau lagi? Belum puas buat teman saya kebasahan.? " Lontar Jennie ketus ketika Joshua datang membawa pesanan mereka.   " Sudahlah Jen, dia mungkin tidak sengaja, Aku sudah memaafkan nya kok." sahut Eric tiba-tiba mendapat tatapan sinis dari Joshua.   " Selamat menikmati menunya. " Gumam Joshua dan bergegas meninggalkan tempat itu.   Setelah meninggalkan kafe, Joshua terlihat tertawa kegirangan lagi-lagi ia akan berhasil menjauhkan seorang pria dari Jennie, Kebahagiaan ini membuat Joshua sampai tak sadar telah menabrak seseorang hingga membuat tas wanita itu jatuh dan sambil menunduk meminta maaf Joshua mencoba meraih tas itu dan menyerahkannya secara sopan.   " Maafkan aku. " Ucap Joshua pelan.   " Joshua. " Ucap wanita itu membuat Joshua terkejut melihatnya.   " Siapa dia.? " Tanya pria di sebelah wanita itu.   Kedua manik mata Joshua menangkap dua orang yang berdiri di hadapannya, Yang satu seorang gadis cantik yang membuat Joshua tiba-tiba tertegun dan satu lagi seorang pria yang tidak di kenal nya. Melihat dari gerak-gerik pria itu Joshua sudah tahu kalau dia adalah pacar dari si gadis yang tak lain adalah Sena mantan pacarnya.   " Joshua, apa yang.. " Belum sempat Sena melanjutkan omongannya Joshua langsung menjauh dan membuat Sena hanya dapat terdiam sesaat.   " Aku bilang dia siapa.? " Tanya pria di sebelah Sena yang saat ini menatapnya cukup serius.   " Dia mantanku. " Ucap Sena pelan dan hanya dapat melihat kepergian Joshua dengan tatapan nanar.                                                 ☘️       Sudah empat jam Joshua termenung di kamarnya pikirannya terfokus pada kejadian tadi sore saat ia menemui Sena di jalan, Melihat mantan pacar yang jalan bersama dengan pria lain membuatnya kesal, Saat itu Joshua sangat ingin protes pada Sena tentang penghianatan yang di lakukan nya padahal sudah tiga tahun mereka pacaran namun berkahir dengan cara yang seperi ini. Joshua sampai tak sadar di luar sudah gelap dan ia merasa lapar hingga berjalan keluar kamar sambil memanggil nama Jennie.   " Jennie.. Aku lapar, cepat buatkan makanan. " Ucap Joshua sambil membuka pintu kulkas kemudian mengambil air dan meminumnya dengan santai   Joshua terheran-heran karena tak ada jawaban dari Jennie, Dengan cepat ia pun menuju kamar gadis itu dan mendapati kamar yang masih dalam keadaan gelap, Joshua heran kenapa Jennie belum pulang padahal ia sudah memastikan rencananya berhasil. Joshua masuk ke kamarnya dan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Jennie.   " Perasaanku tidak enak. " Gumam Joshua mulai khawatir.   Sayangnya ponsel Jennie sedang tidak aktif sehingga mengharuskan Joshua untuk menghubungi Edith, Sambil mondar-mandir Joshua berharap Edith segera menjawabnya.   " Halo, Edith ini aku Joaquin, Apa kau tahu Jennie ada di mana.?" Tanya Joshua begitu panggilan nya terhubung.   " Seperti nya aku baru saja mengalami dejavu, Tadi sore kau bertanya hal yang serupa padaku, Memangnya Jennie tidak bilang kalau hari ini dia sedang kencan dengan tetanggaku. "   " Tetanggamu? Jadi pria itu adalah tetanggamu.?!"   " Iya dia tetangga ku memangnya kenapa? Jennie belum pulang ke rumah.?"   Joshua mengakhiri panggilannya dan langsung mengambil sweater hingga kunci motornya, Malam ini juga ia akan mendatangi rumah Edith untuk mencari Jennie di rumah tetangganya itu.                                                    Joshua tiba di rumah Edith dengan cepat untungnya ia sudah pernah mengantar Jennie ke sana sehingga ia tahu alamatnya, Pria itu kembali menghubungi Edith untuk menanyakan rumah Eric. Beberapa saat kemudian Edith muncul dengan terheran-heran sementara ekspresi Joshua sudah tidak bisa di ajaj bercanda lagi dan akhirnya Edith mengantar Joshua ke rumah Eric yang berada lima rumah dari rumahnya.   Di halaman rumah terdapat mobil Eric yang artinya pria itu sudah berada di rumah, Joshua mengetuk pintu rumah pria itu dengan keras sebanyak tiga kali namun setelah beberapa saat di tunggu nampaknya tak ada tanda-tanda seseorang akan membukanya sehingga Edith langsung menghubungi Eric untuk segera keluar.   Sayangnya ponsel Eric pun ikut sulit di hubungi sehingga membuat Joshua kesal dan kembali menggedor-gedor pintu itu dengan sangat keras sekaligus meneriakkan nama Jennie.   " Kau harus pelan-pelan Jo, takutnya tetangga akan mendengar keributan yang kau buat." Sahut Edith yang berusaha menenangkan.   " Aku tidak bisa tenang jika saudaraku ada di dalam bersama pria lain, Dia bahkan baru mengenalnya kemarin dan sudah berani pergi kencan, Awas saja kalau sampai terjadi sesuatu pada Jennie. " Balas Joshua ketus.   " Ok.. Ok.. Aku paham, Eric bukan orang yang jahat kok aku yakin dia dan Jennie baik-baik saja di dalam. "   " Apa dia tinggal sendirian.? "   " Siapa.?"   " Ya pria itu, apa dia tinggal sendirian.? " Ketus Joshua membuat Edith tersentak.   " Dia tinggal sendirian." Jawab Edith dengan wajah yang di sembunyikan oleh rambutnya.   Joshua menghembuskan nafas kasar sebelum akhirnya mendobrak pintu itu hingga terbuka lebar, Ia masuk dengan kesal dan memanggil nama Jennie di susul oleh Edith yang ikut panik.   Dari ruang ke ruang Joshua berusaha mencari keberadaan mereka, hingga akhirnya Joshua mencoba naik ke lantai dua setelah merasa bahwa Jennie ada di atas, Edith meminta Joshua untuk menenangkan diri dan tidak memberontak di rumah orang namun sayangnya Joshua tidak mendengarkannya.   Sesampainya di sebuah pintu kamar yang mencurigakan, Joshua membuka pintu tersebut dan seketika terkejut melihat apa yang terjadi di dalam sana, Begitu pun dengan Edith yang sudah berdiri di sebelah Joshua.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN