Jennie pulang dalam keadaan lelah setelah seharian mengerjakan proyek desain nya, Ia mendapati Joshua sedang asyik bermain game di ponselnya, Melihat ekspresi Jennie yang seperti itu Joshua mengehentikan gamenya dan menatapnya sambil menopang dagu.
" Wajahmu kenapa.? " Tanya Joshua setelah Jennie menjatuhkan tumbuhnya di sebelah Joshua.
" Capek, mata kuliah kali ini lebih berat dari sebelumnya. " Jawab Jennie ringan.
" Gimana? Kapan si Arnold itu menyatakan perasaannya ke kamu. ? " Tanya Joshua dengan senyum penuh mengejek.
" Tunggu dulu.., Kenapa kau tiba-tiba bertanya soal ini padaku? Kenapa tidak dari kemarin? " Ucap Jennie merasa ada yang aneh dengan pertanyaan dari Joshua barusan.
" Karena aku baru sempat menanyakannya, Memangnya salah yah, aku kan cuma penasaran dengan hubunganmu dengannya.?" Sambung Joshua sambil mengerlingkan matanya.
" Aku tidak melanjutkan kedekatan ku dengannya." Lanjut Jennie pelan.
" Kenapa? Apa dia membuatmu terluka? Apa jangan-jangan dia sudah punya pacar dan menjadikanmu sebagai pelampiasan. "
" Ah aku tidak tahu, aku capek mau istirahat. " Lanjut Jennie beranjak dari kursi dan segera menuju kamarnya.
" Yes, aku berhasil. " Ucap Joshua tersenyum kemenangan.
Joshua kembali merasa senang akhirnya ia bisa menggagalkan hubungan Jennie dengan pria yang bernama Arnold itu, Sebelumnya ia berpikir kalau yang ia lakukan tadi pagi akan gagal ternyata tidak.
♥
Ting nung.. Ting nung.. ( Bunyi dering ponsel )
Jennie yang sedang asyik mendesain model busananya segera meraih ponselnya dengan cepat dan berhasil mendapat pesan dari Edith yang memberitahunya soal rencana untuk memenangkan taruhan nya bersama Joshua.
" Aku sudah mengenalkan mu dengan seseorang, Mungkin sebentar lagi dia akan menghubungi mu jadi bersikap baiklah padanya, oke. " Tulis Edith pada pesan tersebut.
Jennie mulai membalasnya " Apa kau yakin dia bisa suka sama aku? " Balas Jennie dan beberapa saat kemudian balasan dari Edith masuk.
" Jangan khawatir, Aku yakin dia sangat menyukaimu, kebetulan dia itu tetangga aku dan suka banget lihat kamu kalau main ke sini, Ya aku iseng-iseng menawarkan bantuan untuk mendekatkan kalian berdua. "
" Boleh aku lihat fotonya. " pinta Jennie cukup penasaran.
Sebuah pesan baru berisi foto pria itu baru saja masuk, Jennie membuka pesan Edith dengan rasa penasaran yang tinggi. Dan melihat wajahnya yang sangat manis entah mengapa membuat Jennie langsung setuju jika benar hal ini bisa membantunya dalam taruhannya bersama Joshua.
" Oke, aku akan mencoba dengannya." Balas Jennie sebelum mengakhiri percakapan pesannya dengan Edith.
Beberapa saat kemudian telepon dari nomor tanpa nama masuk dan membuat Jennie mendadak gugup untuk menjawab, Sebelum menjawabnya Jennie mengatur nafas dan nada suaranya agar terkesan lebih lembut lalu setelah itu ia menjawab panggilan tersebut dengan tenang.
" Halo, Apa ini dengan Jennie? Teman kampus Edith.? " Sahut seseorang di seberang sana.
" Benar, Ini siapa yah.? " Balas Jennie berpura-pura.
" Aku Eric, tetangga Edith yang kebetulan ingin mengenalmu. " Sambung Eric tanpa rasa canggung sama sekali.
Percakapan mereka berjalan cukup lancar, Pria yang bernama Eric itu sangat ramah dan humoris membuat Jennie nyaman berbincang dengannya lama-lama, Hingga si Joshua masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu membuat Jennie terperonjak kaget dan memberikan tatapan isyarat yang mengatakan untuk apa dirinya datang.
" Aku lapar. " Sahut Joshua sambil memegang perut.
" Kamu kan bisa masak sendiri, Jangan ganggu aku dulu.. Sana.. Sana.. " Usir Jennie membuat Joshua pasrah.
Namun saat pria itu hendak menutup kembali pintu kamar Jennie, Ia sempat mendengar suara seorang pria dari ponsel Jennie, Joshua mulai penasaran dengan siapa Jennie berhubungan sampai mengusirnya seperti itu. Ia tersenyum jahat kemudian kembali membuka pintu kamar itu dan membuat Jennie lagi-lagi terkejut.
" Sayang, Aku lapar... Ayo kita makan bersama.!! " teriak Joshua sehingga berhasil membuat Jennie menatapnya tajam dan membuat Eric ikut berpikiran lain mendengarnya.
" Kamu mau apa sih, Aku kan sudah bilang jangan ganggu aku. " Sahut Jennie ketus sambil menjauhkan ponselnya agar Eric tidak mendengarkan keluhannya.
" Itu siapa Jen.? " Tanya Eric yang membuat Jennie kembali menempelkan ponsel ke telinganya.
" Adikku, Aku lupa memberitahumu kalau aku punya saudara laki-laki yang beda 3 menit denganku, Yah bisa di katakan kami kembar emas. " jawab Jennie kemudian.
Joshua merebut ponsel Jennie dan mulai menjawabnya " Bohong!!! Aku bukan saudaranya Jennie, tapi aku pacarnya. " ucap Joshua cepat.
Jennie mulai kesal dan berusaha untuk merebut kembali ponselnya namun tubuh Joshua yang tinggi membuatnya kesulitan menggapainya sehingga Joshua menjauhkan ponsel miliknya.
" Joshua, kembalikan.!!! " titah Jennie.
" Jennie ini sudah punya pacar tapi masih saja cari perhatian cowok lain, Harap maklum yah. " Ucap Joshua lagi.
Jennie melompat cukup tinggi hingga berhasil merebut ponselnya kembali, Ia mengakhiri panggilannya dengan Eric secara sepihak kemudian menarik tangan Joshua keluar kamar.
" Keluar.!! " Usirnya dengan ketus dan membanting pintu kamar dengan keras.
Di luar, Joshua terlihat tertawa penuh kemenangan lagi-lagi ia berhasil menggagalkan rencana Jennie untuk pdkt dengan pria lain.
" Sampai kapanpun aku akan terus menggagalkannya rencana-mu itu Jennie. " Gumam Joshua segera menuju kamarnya.
♕
Pagi keesokan harinya, Joshua tampak heran di perhatikan baik-baik oleh Jennie saat sedang sarapan pagi, Tatapan Jennie yang sulit di artikan membuatnya penasaran dan langsung melontarkan pertanyaan.
" Kenapa kau melihat ku seperti itu? Aku tahu kalau aku ini tampan tapi kau tidak perlu melihatnya sampai seperti itu. " Ujar Joshua sontak membuat Jennie terpingkal.
" Aku curiga padamu, " Sahut Jennie tiba-tiba.
" Curiga? Padaku? Soal apa.? " lontar Joshua berusaha terlihat tetap santai.
" Lupakan saja, Oh iya nanti sore aku ada kencan dengan seseorang kau bisa makan sendirian kan malam ini? Soalnya aku akan langsung pergi nonton dan mungkin akan pulang malam." Lontar Jennie seketika membuat Joshua membeku.
" Kencan dengan siapa? " Tanya Joshua penasaran.
" Rahasia. " jawabnya cepat.
" Beritahu aku atau aku akan melaporkannya pada orang tua kita. " Ancam Joshua.
" Kok kamu gitu? Waktu kamu pacaran sama Sena aku tidak pernah memberitahu mama papa. "
" Itu lain lagi ceritanya, Aku kan anak cowok sementara kamu anak cewek, Sebagai saudara laki-laki tentu aku harus tahu dengan siapa kamu pergi kencan, Paling tidak aku tahu kalau pria itu adalah cowok baik-baik. " Lanjut Joshua kemudian.
" Pokoknya aku tidak akan memberitahumu, " Jennie bangkit dari tempat duduknya kemudian meletakkan piring bekas makannya di wastafel begitu saja.
" Hari ini tugasmu untuk cuci piring, aku mau siap-siap ke kampus." lanjutnya dan berlalu begitu saja.
" Oke.., Kalau kau tidak memberitahu ku maka aku sendiri yang akan mencari tahu. " Batin Joshua sungguh-sungguh.
♕
Jam sudah menunjukkan pukul 15:30 dan sampai saat ini profesor yang mengajar di kelas Joshua belum menandakan akan mengakhiri mata kuliahnya, Alhasil Joshua di buat was-was karena takut kehilangan jejak Jennie yang katanya akan pergi kencan dengan seorang pria yang belum ia ketahui itu.
" Kau kenapa.? " Bisik Joaquin di sebelhanya.
" Aku harus segera pergi, Jennie akan bertemu dengan seorang pria jahat." Balas Joshua pelan.
" Hah? Pria jahat? Kenapa kau tidak langsung keluar saja. "
" Kau mau membantuku? " lirik Joshua pada Joaquin.
Joaquin dan Joshua mulai berakting di mana Joshua langsung berpura-pura sakit sehingga Joaquin harus mengantarnya ke unit kesehatan kampus, Profesor pun mengizinkan dengan begitu rencana mereka sukses untuk membuat Joshua pergi.
Setelah menjauh dari kelas, Joshua mengucapkan rasa terima kasihnya pada Joaquin karena telah membantunya, Ia pun bergegas menuju kelas Jennie dengan harap gadis itu masih di sana sehingga ia dapat dengan mudah membuntutinya.
Setibanya di kelas Jennie, Kedua mata Joshua sibuk mencari sosok gadis itu namun tidak ada, Hanya ada Edith sahabat dekat Jennie sehingga membuat Joshua langsung menghampirinya dan menanyakan keberadaan Jennie.
" Jennie sudah pergi lima menit yang lalu. " Jawab Edith dengan polos.
Tanpa babibu lagi Joshua segera berlari mengejar, Ia semakin mempercepat larinya tak peduli dengan beberapa orang yang tak sengaja ia sambar begitu saja.
" Ketemu. " Itulah yang di katakan Joshua saat melihat sosok Jennie yang tengah menunggu seseorang di luar gedung perkuliahan.
Semenit kemudian sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di hadapan Jennie dan gadis itu langsung masuk ketika di persilahkan oleh seorang pria yang ada di dalam, Joshua mulai mendekat dan memperhatikan mobil itu, Tak menunggu waktu lama ia pun bergegas mengambil motornya dan mengejar laju mobil pria yang membawa Jennie bersamanya.
" Aku tidak akan membuatmu jalan berdua dengannya. " Lontar Joshua penuh semangat.