4

1772 Kata
Saat ini mereka semua juga mengerjakan hal tersebut secara bersama-sama. Dan Nathan pun masih membaca sembari beberapa kali ia melihat teman-temannya yang sedang mengerjakan tugas mereka itu. Nathan sebenarnya tidak ingin berada disini. Karena pastinya Indi juga sama dengan dirinya yang tidak mau bersama-sama di dalam satu ruangan yang sama dengan waktu yang lama karena akan canggung. "Eh habis ini nongkrong yuk di Star Caffe. Eh btw bakalan ada Caffe baru loh di deket FEB. Deket banget, lebih deket daripada Star Caffe itu. Besok kalo udah buka kita kesana ya kali aja kan disana ada promo besok tuh wkwkw kan mayan. Tapi yang sekarang mah kita ke Star Caffe dulu kuy" ajak Raya dengan semangat sekali mengajak teman-temannya semua. "Wahh boleh tuh. Kebetulan gua juga mayan dah laper nih. Gas lah abis ini kan selesai ngerjain terus ngumpul tugas abis itu berangkat deh" ujar Natya kepada mereka semua itu. "Nath lo wajib ikut ya ntar" ujar Samuel mengajak Nathan tersebut yang mana saat ini membuat Indi dan Nathan menjadi terkejut sekali. Nathan pun merasa seperti nya semua temannya ini memang sengaja ingin mengumpulkan Nathan dan Indi secara terus menerus. "Eh gua ga bisa ikut ntar. Gua mau balik nanti, lampu kontrakan kan belum gua hidupin juga ini. Ntar malah gelap-gelapan ini nanti kontrakan" ujar Nathan mencoba untuk beralasan. "Halah alesan lo Nath, masa di kontrakan kalian berdua ga ada yang lainnya sih. Lha si Andre, Mike, Gilang sama Rafa pada kemana woy. Ga mungkin lah mereka ga balik kan ya. Udah deh Nath ikut aja lah lo itu. Biar ga ribet lo iyain aja dah" ujar Raya. "Nah bener banget tuh katanya Raya woy Raya, lo kok pinter banget sih sekarang wkwkwk. Pertahankan kepinteran lo itu ya. Kalo perlu lo adu pinter deh sama Kakak tingkat yang tadi debat sama lo, siapa itu? River. Ya River. Tuh ya Ray, kalo mau ribut itu robut kepintaran aja ya jangan ribut pakek bacotan" ujar Samuel. "Anjir ya lo malah ngingetin gua sama manusia sungai itu lagi. Sebel gua sama dia tuh. Ga tau malu emang dia tuh" ujar Raya dengan sangat kesal sekali padanya. "Udah-udah woy mending sekarang gih cepet lah kalian semua itu selesaikan tugasnya biar bisa cepet di kumpul woy" ujar Faris dan mereka semua pun saat ini melanjutkan tugas mereka itu. Tak lama kemudian, mereka semua pun sudah selesai mengerjakan tugasnya tersebut. Mereka semua pun saat ini bersama-sama mengumpulkan tugas itu. Mereka tidak jadi menyuruh satu orang untuk mengumpulkan dan saat ini mereka semua pun sudah sampai ke Kantor Jurusan Manajemen Bisnis dan mereka pun mengumpulkan di meja Pak Adhi saat ini itu. Saat ini mereka sudah selesai mengumpulkan tugas mereka, dan saat ini adalah waktunya mereka untuk pergi ke Star Caffe. Mereka pun menggunakan beberapa mobil karena memang letak Caffe Star yang lumayan jauh dari FEB dan setelah itu mereka juga akan pulang ke rumah dan kost mereka masing-masing. Awalnya tadi Nathan dan Indi akan di jebak supaya mereka berdua bisa satu mobil untuk pergi ke Star Caffe. Namun untung saja mereka bisa berkilah dengan alasan bahwa mereka berdua sama-sama membawa mobil ke kampus. Dan dengan alasan itu, mereka berdua pun saat ini bebas untuk berangkat sendiri ke Star Caffe. "Aduh kenapa sih pakek ada Nathan segala. Kalo gini caranya gimana dong gua bisa ngelupain kejadian yang kemarin-kemarin sama dia. Bakalan susah ini mah. Atau gua sekarang kabur aja kali ya. Alasannya dibuat nanti aja lah enak kali ya kalo gini mah. Bikin aja nanti alasan sakit perut atau apa gitu" ujar Indi tersebut dan pada akhirnya Indi pun sepakat dengan dirinya sendiri untuk kabur dari acara mereka itu. Untung saja saat ini dia sendirian di mobilnya. Karena tadi sebenarnya Raya ingin ikut dengan mobilnya, tapi tidak jadi karena ia bareng dengan Natya dan Anjani. Untung saha Raya tidak jadi bareng dengannya. Jika jadi, ia tidak akan bisa kabur. Dan saat ini mobil yang dikendarai oleh Indi itu benar-benar memisahkan diri dengan rombongan teman-temannya. Karena saat ini teman-temannya itu berbelok ke arah kanan, sementara Indi saat ini berbelok ke arah kiri menuju ke apartement nya. Ia pun saat ini sudah merasa aman karena ia berhasil untuk pergi dari temannya. Tinggal nanti sewaktu ia sampai di apartement ia akan membuat alasan untuk teman-temannya itu. Ya semoga saja nanti teman-temannya itu tidak ribut padanya. Indi pun akhirnya sampai juga di apartement nya. Ia langsung ke basement untuk memarkirkan mobilnya. Dan setelah sudah memarkirkan mobilnya, ia pun naik lift untuk sampai ke lantai unit apartement nya. Saat ini ia mulai membuka handphone nya dan ternyata teman-temannya sudah banyak yang menghubunginya. Grup Manajemen Bisnis 2020 Anjani: Woy Indi, lo kemana heh? Ga papa kan lo? Kok ga sampe kesini lo? Faris: Iya Ndi, lo kemana deh. Lo ga kecelakaan atau apa gitu kan? Eh astaghfirullah ga boleh gitu Faris. Ga boleh ngomong gitu. Omongan adalah doa. Samuel: Woy Indi lo kabur ya. Ya elah lo mah. Dicariin Nathan ni wkwkwk Raya: Tau tuh gua yakin ini mah pasti Indi kabur aja. Salah sih tadi dia dibiarin mobilan sendiri jadinya kabur deh. Coba tadi ada orang yang sama dia kan. Jadinya ga kabur. Beneran ga kepikiran dah ya kita semua tuh tadi. Ya udah lah ya guys. Indi: Gua balik, perut gua sakit guys. Sorry yaa. Btw have fun guys nya yaa. Dan setelah itu semakin banyak chat dari teman-temannya. Namun Indi saat ini tidak membalas chat tersebut dan ia pun memilih masuk ke dalam apartement nya itu. Ya memang Indi tinggal di apartement sendirian. Karena ia pikir apartement akan lebih nyaman ketimbang kost. Sebenarnya paling nyaman adalah kontrakan karena bisa seperti rumah sendiri, tapi sayangnya Indi tidak memiliki teman yang bisa di ajak untuk mengontrak rumah. Karena tidak mungkin ia tinggal di kontrakan sendiri juga. Saat ini Indi sudah berada di dalam apartement nya. Ia sedang melihat televisi. Yang pastinya ia tidak melihat sinetron saat ini. Melainkan ia melihat reality show. Ya walaupun sebenarnya ia tidak benar-benar melihat karena ia sangat bosan sendirian. Ia pun mulai merasa menyesal karena tadi kabur dan tidak ikut teman-temannya itu bermain dan nongkrong bersama di Star Caffe. Namun jika ia ikut tadi, pasti teman-temannya itu juga hanya akan mengganggunya dengan Nathan yang akan membuat dirinya itu menjadi susah sekali melupakan Nathan tersebut. Karena jujur saja, Indi memang sangat susah jika harus melupakan seseorang, apalagi seseorang yang pernah bercanda dengannya dan juga pernah tertawa bersama dengan dirinya itu. Bahkan sampai saat ini, ia juga masih belum bisa melupakan mantan pacarnya sewaktu SMA dulu yang bernama Anrez. Dulu memang Indi dan Anrez putus karena memang Indi yang memutuskan, karena menurutnya waktu itu Indi dan Anrez sudah tidak ada kecocokan lagi. Namun sampai saat ini dan detik ini juga bayang-bayang Anrez masih menghantui pikiran dari Indi tersebut. Ia pun sebenarnya tahu dimana Anrez karena memang mereka pun juga satu Universitas yaitu di Universitas Garuda. Namun yang Indi sangat heran sekali, mereka sama sekali belum pernah bertemu. Saat ini Indi sedang melohat handphone nya yang mana sedang terbuka album fotonya bersama dengan Anrez. Dimana saat mereka berdua masih berpacaran itu. Aduh Anrez kenapa sih lo susah banget gua lupain deh. Kenapa ga pergi aja sih Rez dari ingatan gua. Lagian juga gua kenapa jadi orang gampang banget deh kayaknya buat inget orang gitu tuh. Capek deh gua tuh kalo gini. Batin Indi tersebut. Dan saat ia sedang memandangi fotonya itu, tapi tak lama kemudian, bel apartement milik Indi tersebut pun berbunyi dan Indi pun langsung keluar dari sana. Saat membuka pintu apartement itu, betapa terkejut nya Indi ketika melihat siapa yang datang dengan tubuh sempoyongan karena mabuk ini. Padahal ini masih sore. Tapi sudah ada yang mabuk. Indi pun masih shock dengan apa yang ia lihat itu dan cowok itu mau masuk ke apartement Indi tersebut dengan keadaan yang tidak sadar. "Woy Anrez. Wah gila ini bocah woy itu bukan apartement lo woy" teriak seorang cowok yang baru keluar dari lift dan langsung mendekati Anrez dan Indi tersebut pada saat ini. Ya. Cowok yang sedang mabuk dan ingin nyerobot masuk ke apartement nya ini adalah Anrez. Mantan Pacar dari Indi yang baru saja ia liat fotony. "Rez ini bukan apartement lo, apartement lo itu depannya woy bukan ini. Ah lo mah bikin malu aja. Mba maaf ya mba, temen saya lagi ga sadar ini" ujar cowok itu yang mana mendapat anggukan dari Indi karena memang Indi belum siap ngomong. "Kalo gitu saya permisi dulu ya Mba mau bawa masuk temen saya ke apartement nya Mba. Ini di depan apartement Mba heheh" ujar cowok tersebut yang buru-buru dicegah oleh Indi karena ia ingin menanyakan sesuatu pada saat ini itu. "Eh tunggu mas, sejak kapan ya apartement depan saya ini berpenghuni? Kok saya baru tahu ya Mas? Apa baru ya Mas?" tanya Indi tersebut dengan penasaran karena jujur saja ia belum pernah sama sekali berpapasan dengan Anrez disana. "Udah sekitar satu bulanan kok Mba. Wah ini emang bukan tetangga yang baik Mba. Nanti kalo udah sadar saya bilangin supaya jadi tetangga yang baik. Oh ya Mba kalo gitu saua permisi ya Mba. Kalo ada apa-apa panggil saya aja Mba di apartement depan. Nama saya Nico. Ntar juga kayaknya saya nginep disini. Dia masih mabuk gini hehehw. Maaf ya mba atas ketidaknyamanan nya" ujar Nico tersebut yang mana saat ini langsung membawa Anrez masuk ke apartement yang berada tepat di depan apartement Indo tersebut. Indi pun baru masuk ke dalam apartement nya ketika ia sudah melihat bahwa apartement di depannya itu sudah tertutup dengan rapat juga. "What? It's so dam*n crazy. Gila aja gua tadi baru aja ngomong dan liat foto nya Anrez tapi tiba-tiba aja dia langsung dateng di depan apartement gua. Bahkan gua jadi punya kabar kalo dia ternyata itu tetangga apartement gua dan udah satu bulan disini. Gila ini kenapa gua ga pernah ketemu sama dia sih?" ujar Indi merasa heran. Indi pun saat ini masih memikirkan mengenai kenapa dirinya bisa tidak bertemu dengan Anrez padahal banyak kemungkinan dan waktu di satu bulan ini untuk ia bisa bertemu dengan Anrez. Dan ia juga bingung ketika tadi melihat Anrez dalam keadaan mabuk. Karena yang Indi tahu, Anrez itu tidak suka minum-minuman keras. Namun sekarang seperti nya Anrez sudah berbeda karena ia tadi malah mabuk, dan ini juga belum malam tapi ia sudah mabuk saja. Indi pun saat ini masih memikirkan hal itu. Sementara itu teman-temannya saat ini masih nongkrong di Star Caffe dan mereka juga mengobrol bersama. Mereka pun saat ini sedang membicarakan tentang Indi kepada Nathan. Dan Nathan pun merasa sangat malas sekali ada disini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN