1
Hari ini Indi dan teman-temannya datang lagi ke rumah kontrakan milik Samuel. Karena memang hari ini ternyata ada mata kuliah yang kosong lagi. Mereka pun terlihat menggunakan mobil bersama-sama menuju ke kontrakan milik Samuel tersebut. Sebenarnya kemarin juga mereka sudah pergi ke sana. Hanya saja yang kemarin pergi hanya beberapa dari mereka saja. Saat ini mereka pun sudah sampai.
"Kuy lah guys masuk di rumah kontrakan gua. Mon maap nih ya kalo agak gak rapi. Ya namanya juga cowok semua yang ngisi maklum lah ya" ujar Samuel ke mereka semua. Mereka semua pun langsung masuk ke dalam rumah kontrakan.
Mereka pun masuk dan duduk di ruang TV yang ada di rumah kontrakan Sam. Saat ini mereka semua sedang saling mengobrol dan ada juga yang bermain game. Mereka tampak asyik melakukan hal yang sedang mereka lakukan itu sampai akhirnya ada satu suara yang membuat mereka langsung menengok ke suara itu.
"Weh pada kumpul-kumpul nih ga ajak-ajak ya. Wahh banyak temen baru nih kayaknya ya. Cantik-cantik deh" ujar Nathan pada mereka dengan tebar pesona.
"Astaga dasar ya calon dokter tapi rada-rada ya gini nih" ujar Natya ke Nathan karena memang kemarin Natya sudah bertemu dengan Nathan di kontrakan ini.
"Wahh lo ada masalah apa sih sama gua Nat. Kenapa lo tega banget kayak gitu. Kenapa lo... Kenapa lo kayak gitu Nat. Gua jadi sedih deh" ujar Nathan dengan memperlihatkan muka sok sedihnya itu pada mereka semua yang ada disana.
"Ck dasar ya lo Nat. Kok lo dah balik sih? Bolos ya lo? Wah kalo mau jadi dokter yang baik itu jangan bolosan lo Nat ntar lo kena batunya loh" ujar Samuel ceramah.
"Enak aja. Gua ga bolos ye. Gua emang lagi kosong ini. Dosennya lagi ikut seminar di Selandia Baru. Eh emangnya sda Selandia Lama ya kok ada Selandia Baru sih aneh juga ya wkwkwk. Ngakak deh gua" ujar Nathan tertawa yang sendiri.
"Astaga cute, ini siapa tolong kasih tau gua. Kayaknya dia calon bapak buat anak-anak gua nanti. Oh my god. Kenalin dong yang kenal" ujar Indi pada mereka.
"Astaga Indi mulai edan ini. Tolong dong guys dia kenapa deh dia" ujar Yudhi.
"Wkwkwkw ihh lo juga cantik. Kayaknya lo calon ibu dari anak-anak gua deh. Yuk kita kenalan biar pendekatan kita lebih komperhensif" ujar Nathan kepada Indi.
Sementara itu teman-teman mereka semuanya pada berlaga sok-sokan ingin muntah. Mereka pun menertawakan Nathan dan Indi tersebut dengan ngakak.
"Woy lah kayaknya emang lo berdua tuh cocok deh. Udah sana kenalan terus jadiin aja. Dah bener itu mah. Bhahahha" ujar Natya ngakak disetujui yang lainnya.
"Gila kayaknya bakalan ada pasangan baru nih Nathan dan Indi wiss udah cocok disandingkan di undangan nikahan gitu bhahah" ujar Yudhi kepada mereka.
"Iya nih kayaknya bakalan ada pasangan baru nih selain Natya sama Abi. Yuhuu gua tunggu kalian berdua resmi yak" ujat Raya kepada Nathan dan juga pada Indi.
"Apa sih Ray, gua sama Abi ga ngapa-ngapain kok. We are friend" ujar Natya.
"Udah lah kalian kenapa malah pada ribut gini woy gua ngakak" ujar Indi.
"Yuk kenalan lebih intensif yok Indi. Kenalin nama gua Nathan Emilio. Mahasiswa tingkat pertama jurusan Kedokteran, calon imam lo sekaligus calon papa dari anak-anak kita nanti" ujar Nathan kepada Indi membuat yang lainnya tertawa.
"Halo Nathan Emilio, nama gua Gayatri Indhira. Mahasiswi tingkat pertama jurusan Manajemen Bisnis sekaligus calon pendamping lo dan calon ibu dari anak-anak kita nanti wkwkwk" ujar Indi dengan tertawa ngakak karena ini sangat lucu.
"Bhahaha gua ga bisa nahan ketawa anjir freak banget kita ya" ujar Nathan.
"Guys mari kita serempak mengaminkan apa yang udah disampaikan oleh dua sejoli ini guys. Amin paling serius ya guys" ujar Samuel dan mereka pun serempak mengucapkan kata 'Aamin' yang tertuju untuk hubungan Nathan dan juga Indhira.
"Hahaha only jokes guys jangan diambil hati ya" ujar Nathan ke mereka semua.
Yah padahal gua udah beneran. Ternyata dia ciman bercandaan. Batin Indi.
"Hahahah emang ya lo tuh Nat selalu aja canda mulu hidup lo. Serius dikit napa woy biar ga bercandaan mulu isi hidup lo itu" ujar Natya menasehati Nathan itu.
"Iya calon psikolog yang harusnya masih ke jurusan psikologi. Iya.. Lo tenang aja nanti juga ada saatnya dimana gua serius kok" ujar Nathan pada mereka.
"Udah lah mending kita sekarang pesen apa gitu deh. Lapar gua" ujar Indi ingin mengalihkan pembicaraan yang tadi sempat membuat Indi menjadi baper ke Nathan.
"Hooh yokk kita pesen makanan. Mau pesen apa ini?" tanya Raya pada mereka.
"Penyetan depan kampus" ujar Indi dan Nathan yang bersamaan berbicara.
"Ciee... Cieee... Uhukk aduh keselek ini gua" ujar Faris teman dari mereka.
"Tapi beneran enak kan ya penyetan depan kampus. Udah pesen itu aja lah. Ayo lah guys pesen itu aja biar kenyang juga nanti wkwkwk" ujar Nathan ke mereka.
"Iyaa iyaa ya udah guys pesen itu aja lah emang enak kok" ujar Samuel.
Mereka semua pun akhirnya memesan penyetan depan kampus. Sebenarnya tadi mereka akan langsung memakan disana. Namun saat melihat jam mereka tidak jadi karena pasti saat ini bangku disana sudah penuh dan pasti juga antri. Jadi mereka memilih untuk membeli lewat online makanan mereka itu. Saat ini mereka semua pun tinggal menunggu makanan mereka sampai ke kontrakan Samuel.
"Jadi lo temen sekelasnya Sam juga ya. Kayak Natya, Yudhi sama yang lainnya?" tanya Nathan ketika ia melihat Indi di dapur dan ia mendekati Indi.
"Astaga gua kaget tau ga ya Tuhan Nathan. Pelan-pelan ngomongnya bikin gua kaget aja loh" ujar Indi kepada Nathan yang ternyata ada di belakangnya itu.
"Hehehe ya sorry lah Ndi. Abisnya lo keliatan lagi fokus ambil minum sih. Ntar kalo gua nepuk lo lo malah kaget terus gelas lo pecah. Nanti jadi gini lagunya. Gelas.. Gelas kaca... Katakan padanya... Wkwkwk apa sih gua tuh" ujar Nathan tertawa. Indi pun juga ikut tertawa bersama dengan Nathan. Karena Nathan memang aneh sekali.
"Apa sih lo gila deh bikin gua ngakak mulu sih lo" ujar Indi kepada Nathan.
"Nah berarti lo jodoh tuh sama gua Ndi, kayaknya bener deh lo itu ibu dari anak-anak gua deh. Buktinya lo ketawa waktu ngeliat gua. Berarti lo bahagia kan kalo sama gua atau kalo liat gua. Hiyaaa wkwkw. Gua bercanda ya Ndi. Jangan masukin ke hati. Gua emang kayak gini nih orangnya" ujar Nathan kepada Indi.
Tuhkan bercanda mulu. Gua kan maunya serius. Batin Indi dengan kesal.
"Ah lo mah canda mulu wkwkwkw udah yok balik ke ruang TV ntar malah mereka curiga lagi kalo kita ada apa-apa. Padahal ga ada" ujar Indi ke Nathan.
"Hayooo lo berdua pada ngapain. Wahhh kalian nih ya ckckc" ujar Faris yang baru saja datang ke dapur dan memergoki Nathan sedang mengobrol dengan Indi.
"Tuhkan baru aja diomongin eh udah beneran kejadian kan. Gini ya Faris kita ga ngapa-ngapain. Tadi kebetulan gua mau ambil minum Nathan mau buang sampah. Nah sekarang kita mau balik ke ruang TV lagi" ujar Indi menjelaskan ke Faris.
"Udah lah ayo ke ruang TV aja yok. Kayaknya makanan dah dateng" ujar Nathan.
Mereka bertiga pun kembali ke ruang TV dan ternyata memang benar jika makanan meraka sudah datang. Mereka semua pun mulai memakan makanan mereka yang mereka pesan dari penyetan depan kampus itu. Indi dan Nathan makan dengan nikmat karena memang ini adalah makanan kesukaan mereka. Yang lain pun juga makan dengan nikmat karena mereka juga menyukai penyetan depan kampus.
"Gila sih ini enak banget" ujar Raya sewaktu ia memakan penyetan itu.
"Wah jelas dong Ray, kan ini yang ngerekomendasiin pasangan baru kita nih. Indi sama Nathan uhuyy. Gua tunggu ya pokoknya pajak dari kalian" ujar Yudhi.
"Apa sih guys ga bakalan lah gua sama Nathan wkwkwkw. Ga cocok ihhh" ujar Indi kepada mereka semua dengan tertawa ngakak menyembunyikan kegugupannya.
"Nah betul itu. Kita itu ibarat cuman hanya di dalam mimpi. Yakk bahasa gua keren banget anjirr wkwkwk" ujar Nathan dengan ngakak sendiri pada dirinya.
"Astaga please dong ini beneran calon dokter yang kayak gini ini? Kok bisa sih ketrima di jurusan itu" ujar Indi bertanya kepada mereka semua yang ada disana.
"Jangan salah Ndi, lo harus liat pas dia lagi praktek. Wuh lo bakalan liat Nathan tapi bukan Nathan. Kayak dia punya kembaran anjir. Gua pertama kali ya liat Nathan pas praktek gua shock anjir hampir aja jantungan gua. Ga nyangka dia bisa seserius itu. Gua malah sempet ngira kalo dia kemasukan jin yang rajin dan pintar. Bener-bener beda dan dia ini jangan salah dia mahasiswa kesayangan dosen" ujar Sam.
"Sam lo lagi marketingin si Nathan biar Indi mau sama dia atau gimana. a***y gua ngakak deh lpas denger omongan lo tadi kayak ngiklanin Nathan" ujar Raya.
"Ya bukannya gitu gua tuh ngomong yang sesungguhnya. Kan kali aja mereka berdua emang beneran nyantol kan kita yang kena pajaknya guys. Udah deh ngikut gua aja. Gua yakin nih mereka itu jodoh. Menurut pandangan gua ini" ujar Samuel.
"Heh emang pandangan lo kenapa? Lo punya kacamata kuda? Atau apa? Gua ngakak anjir wey udah lah ngobrol ngawurnya tuh" ujar Indi pada mereka semua.
"Tuh Nat kode tuh kalo Indi ga kau bercanda sama ngobrol ngawur lagi tuh. Dia mau ngobrol serius sama lo Nat. Gih Nat lo kan cowok maju duluan" ujar Yudhi.
"Wahh kalian emang ga beres deh wkwkw. Salah nih tadi gua pas awal ketemu ngajak bercanda. Sekarang malah di ceng cengin gini deh" ujar Nathan menyesal.
"Ya elah lagian ga papa dong orang lo sama Indi juga sama-sama jomblo kok. Jadi ga salah lah kalo kalian jadian aja gitu" ujar Natya kepada mereka berdua.
"Aduh gua harus bilang berapa kali guys gua sama Indi itu ga bakalan jadi wkwk lagian kita tadi kan cuman bercanda. Ya ga Ndi" ujar Nathan bertanya ke Indi.
"Iya dong kita kan kerjaannya bercanda aja guys jangan dimasukin ke hati" ujar Indi. Setelah itu mereka semua pun dadar jika jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Mereka segera menunaikan sholat. Setelahnya mereka kembali ke kampus.