Ragu-ragu Daffa menekan beberapa nomor yang tertera di kartu nama SASA PRISILLA.
Menurut info dari Denis sudah setahun ini mantan kekasihnya itu sudah jarang terlihat wara-wiri di majalah,malah hampir tidak ada.
Paling hanya foto cantiknya terpampang di kalender toko emas atau sampul buku TTS.Berbeda di awal karirnya yang sering wara-wiri menjadi sampul majalah,iklan papan billboard atau iklan di tv.
Daffa pikir, mungkin memang benar setahun ini Sasa fokus mencari keberadaannya dan anaknya.
Meski awalnya ragu-ragu pada akhirnya Daffa menelpon Sasa.
"Hallo... "
Terdengar sapaan dengan suara serak seksi milik Sasa.
Sasa yang sekarang memang berbeda dengan Sasa dulu,tubuhnya lebih terawat dan lebih seksi dari yang dulu.
Sebagai pria normal tentu Daffa sedikit tertarik apa lagi ada perasaan cinta padanya dulu atau mungkin sampai saat ini.
"Hallo Sa,ini Daffa."
" Iya Daff, kenapa? "
"A..ehmm...aku mau kasih kesempatan sekali buat kamu."
"WHATT..seriously..."
Terdengar suara yang antusias dari seberang telp.
"Iya,sekarang kamu ke rumahku!Nanti aku chat alamatnya."
"Iya Daff,aku langsung siap-siap"
Lalu Daffa memutuskan sambungan telfonnya itu dan mengetikan alamat rumah barunya untuk di kirim pada Sasa.
"Semoga keputusanku yang terbaik saat ini." Gumam Daffa.
Daffa perlahan memasuki kamar Raffa putranya.Raffa terlihat duduk di ranjangnya sembari memandang kosong ke arah luar jendela.
" Raffa sayang,kenapa belum tidur? "
" Papa..."
" Tadi papa lihat Raffa tidak mau makan?Katakan pada papa Raffa mau makan apa?Biar nanti papa belikan."
"Enelan pa? " (beneran pa?)
"Iya dong buat jagoan papa apa sih yang tidak bisa papa berikan? "
Raffa tersenyum penuh antusias
"Afa mau cop ayam buatan undaa.." Serunya
(Raffa mau sop ayam buatan bunda..)
"Emm..sop ayam ya?Nanti papa minta mbak Mia buatkan ya! "
Raffa menggeleng
"Idak mau paaa...Afa mau uatan unda..uatan bak Mia dak enak..uatan nenek juga dak enak."
(Tidak mau paaa...Raffa mau buatan bunda..buatan mbak Mia tidak enak..buatan nenek juga tidak enak )
Daffa menghela nafasnya
"Iya nanti mama buatkan,kita tunggu mama datang ya!."
"Mama? " Tanya Raffa ragu.
"Iya mama Raffa mau datang ke sini."
"Mama itu cama kaya undanya Ica ya pa? " Raffa ingat kalau temannya Ica memanggil bundanya dengan sebutan mama.
"Mama itu sama dengan bunda,jadi nanti Raffa panggil mama ya biar pas dengan panggilan papa! "
Raffa tampak berfikir lalu mengangguk.Yang penting ia bisa bertemu dengan bunda yang sudah ia rindukan.
Tok..tok..
Mbak Mia masuk ke kamar Raffa,
"Maaf tuan di luar ada tamu katanya cari tuan Daffa."
Sasa menghentikan taksinya di depan sebuah gerbang tinggi rumah mewah.
Setelah membayar ongkos taksi Sasa ragu-ragu mencocokan alamat rumah yang di kirimkan Daffa padanya.
"Beneran ini rumah Daffa? Gila dia serius sudah sukses!Untung aku lihat dia kemarin,terus ikutin sampai kantor.Jadi beneran dia sudah jadi CEO?Hebat,nyesel aku ninggalin dia dulu.Tpi bodo amat,yang penting aku yakin dia bakal balik lagi sama aku! Apa lagi ada anak di antara kita.."
Sasa masih memandang takjub bangunan mewah di depannya.
"Permisi nona ada yang bisa di bantu?" Tanya seorang satpam yang bernama Jono.
"Owh..apa benar ini rumah Daffa Pradipta?"
"Owh..iya benar,anda siapa dan ada perlu apa ya?"
"Saya mau ketemu Daffa,cepat buka pintunya! "
"Maaf nona apa sudah ada janji? "
"Sudahlah,kalau tidak ngapain saya ke sini."
Satpam itu tampak berfikir
"Ck..lama..udah cepet bukain kalau tidak mau saya pecat."
"Pe..pecat nona?"
"Iya..asal kamu tau ya!saya calon nyonya di rumah ini."
Satpam itu terkejut dan segera membuka pintu gerbangnya.
Sasa masuk dengan angkuhnya.
"Judes banget sih." Gumam Jono.
Daffa tampak menuruni tangga sambil menggandeng Raffa.Ia melihat Sasa yang tampak sedang melihat segala penjuru rumahnya.
Ehmm..Daffa berdehem namun Sasa masih asik memandang penuh takjub rumah Daffa, "Sa..." Panggil Daffa pada akhirnya.
Sasa menoleh dan langsung menghambur memeluk Daffa.
"Aku kangen banget sama kamu Daff..."
Sedikit heran karena Sasa nampak tidak ngeh dengan keberadaan Raffa di sampingnya, " Lepas dulu Sa...ada Raffa."
"Raffa..siapa?" Tanya Sasa lalu melepas pelukannya.Sasa tampak melihat ke samping kanan dan kiri.
"Raffa anakku." Ujar Daffa sambil menunjuk Raffa dengan dagunya.
Sasa mengikuti arah pandang Daffa
'Ini anak aku?cakep juga.' Batin Sasa lalu berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Raffa," Hallo sayang,ini mama." Ujar Sasa lalu memeluk tubuh kecil itu.
Raffa tampak bingung.Ia makin erat menggenggam tangan papanya.
"Sayang..mama kangen kamu." Dengan lembut Sasa membelai rambut lebat Raffa.
Raffa memeluk kaki Daffa dan nampak meremas kencang celana papanya.Menyadari anaknya yang bingung sekaligus nampak takut Daffa segera mengambil Raffa ke dalam gendongannya," Sa,Raffa tidak mau makan dari kemarin,dia minta sop buatan kamu,bikinin sana! "
"A..apa..m..masak?." Kaget Sasa.
"Iya..ini permintaan anak kamu!."
"I..iya..aku bikinin."
"Ya sudah dapurnya di sana!." Tunjuk Daffa ke arah dapur,"Bahannya cari di kulkas."
Setalah beberapa saat Sasa sudah menyelesaikan acara masaknya.Ia lantas menemui Daffa yang sedang ada di ruang tengah dengan laptopnya.
"Daff..aku udah selesai masak."
"Ya sudah tunggu di meja makan "
.
.
Tak lama Daffa datang dengan mendorong bu Sukma di kursi rodanya.Raffa muncul di belakangnya dengan di gendong Mia.
"Sa..ini ibuku..."
"Bu..dia Sasa...ibu kandung Raffa."
Sukma nampak sedikit terkejut tapi ia segera tersenyum Sukma berfikir mungkin perempuan itu sudah berubah dan semoga putra dan cucunya bisa bahagia.
Setelah semuanya duduk Sasa segera mengambilkan nasi dan sop untuk Daffa.
"Kamu ambilkan saja untuk Raffa." Ujar Daffa
" Daffa sayang,Raffa kan ada susternya."
Daffa mengernyitkan dahinya melihat sikap Sasa yang cuek pada Raffa
"Ck..lalu apa gunanya kamu di sini."
"Ish,Iya..aku ambilkan."
Sementara Daffa mengambilkan untuk ibunya.
"Kok duduk,suapin dong anaknya."
Dengan wajah kesal Sasa menyuapi Raffa.Namun Raffa segera melepehkannya.
"Iisss...kok di lepeh sayang kan kena baju mama nih."
"Tidak enak...wleeee."
"Raffa,tadi katanya mau sop buatan mama."
Raffa menggeleng," Ini ukan uatan unda pa..nek afa mau uatan undaa."
(ini bukan buatan bunda pa..nek Raffa mau buatan bundaa)
Sementara bu Sukma tampak sendu memandang wajah cucunya.
Lalu Daffa mencoba memakan makanannya.Namun segera ia mengambil tisu dan melepehkan makanannya kembali.
"Kenapa sih? " Tanya Sasa heran.
"Kamu, gimana caranya kamu masak?"
"Ya aku potong-potong terus rebus di panci.."
"Tidak kamu kasih bumbu? "
"Aku cari tidak ada bumbu sayang."
"Masa sih? " Tanya Daffa tak percaya,
"Mia bi Sumi tidak belanja apa? "
"Maaf tuan bi Sumi kan lagi ijin tidak masuk,tapi seingat saya bumbu masih lengkap kok."
"Kata Mia masih ada bumbunya! "
"Ish tidak ada sayang." Kekeh Sasa.
Tak lama Mia datang dengan membawa keranjang bumbu sebagai bukti.
"Itu bumbu lengkap." Tunjuk Daffa.
"Ya aku mana tahu,aku kan carinya bumbu praktis Sajiku."
"Ya Lord..."Ujar Daffa sambil menepuk jidatnya.
"Ya sudah kita delivery saja..."
"Pa..mana unda?Afa mau ketemu unda.." ( Pa..mana bunda?Raffa mau ketemu bunda..)
"Raffa itu mama di depan kamu!Mama sama dengan bunda."
Raffa menggeleng,"Afa mau unda,afa dak mau mama ini" (Raffa mau bunda,Raffa tidak mau mama ini)
"Daff..bisa antar ibu ke kamar?Ada yang mau ibu omongin sama kamu."
"Iya bu."
"Kamu dekati Raffa kalau mau kembali padaku" Ujar Daffa sebelum mengantar ibunya ke kamarnya.
Sasa terlihat mencebikan bibirnya kesal, lalu melirik Raffa yang terus menatap dirinya membuat Sasa bertambah kesal.
.
.
myAmymy