"Psssttt... Sudah. Mereka tidak akan berani melakukan apapun padamu kalau sudah sama aku. Jadi jangan bersedih lagi, nanti cantiknya aku jadi jelek." Aku tidak memungkiri kalau hatiku menghangat mendengar Haris berkata demikian untukku. Di saat yang lainnya membela Dania, mengkhawatirkan Dania dibandingkan aku yang baru saja ditampar beberapa kali oleh mama hinggga menimbulkan bekas kemerahan, sekali lagi untuk kesekian kalinya hanya Haris lah yang menjadi pahlawanku. Dia berani beda, berani melawan semuanya, demi aku. Pria ini tidak hanya berani melawan keluargaku, tapi juga rela pindah ke Jakarta meninggalkan orang tuanya demi aku, demi dekat denganku dan demi terus menjalani hubungan denganku meski saat ini status kami hanyalah sebagai pacaran pura-pura saja. Ya, mungkin mulai sekar