Lizy Oliver berbalik dan keluar, tetapi ketika sampai di pintu, langkah kakinya tiba-tiba berhenti dan dia malah menutup pintu. Dia berbalik dan berjalan ke pintu kaca buram. Wendel Davis segera menarik handuk dan mengikat handuk ke pinggangnya. Dia membuka pintu kaca dan matanya menatap Lizy Oliver, “Nyonya Davis, apa yang kau lakukan? Cepat katakan, jangan mempermainkan aku atau aku akan memberimu pelajaran!” Jantung Lizy Oliver berdebar-debar. Dia ingin memberinya rasa aman dan memberitahunya bahwa dirinya adalah miliknya, jadi dia tidak perlu mengamuk karena pria lain. Selain itu, dia sudah menjadi istrinya dan semuanya sah. “Tuan Davis, apakah kau ingin aku menggosok punggungmu?” Mendengar perkataannya, Wendel Davis meraih lengannya dan menariknya masuk. Air hangat mengalir dari a