Wendel menundukkan kepalanya dan merapatkan bibir merahnya. Lizy tidak bisa mengelaknya. Dia menarik napas dalam-dalam kemudian berkata, “Wendel, aku sudah mematuhimu. Bisakah kau melepaskan aku sekarang? Tanganku sangat sakit!” Aura permusuhan yang melintas di mata Wendel Davis perlahan menghilang. Lizy berhasil membujuknya. Segera tangan yang panjang pria itu mengulur dan membuka tali yang mengikat gadis itu. Lizy menggerakkan tangan rampingnya dan menyelipkan salah satu tangannya ke bawah bantal. Akhirnya, dia menemukan sebuah jarum akupunturnya. Namun, dia meletakkannya kembali saat matanya menangkap kewaspadaan gerakan pria itu. Menyadari Lizy melakukan sesuatu, Wendel meremas tangannya dengan cepat. “Apa yang akan kau lakukan?” Lizy membuka tangan kecilnya dan memasukkan jari