Pada saat ini, sebuah mobil mewah perlahan berhenti di seberang jalan. Jendela perlahan bergerak turun, memperlihatkan wajah Rahil yang tampan dan dingin. Rahil Davis memandang sepasang pria dan wanita yang saling berpelukan di bawah penerangan lampu jalan. Beberapa detik kemudian, dia menginjak pedal gas dan menjauh. Wendel memeluknya sebentar. “Aku sudah lapar, ayo kita makan lobster.” “Tapi, tiba-tiba aku tidak mau makan lobster.” Lizy Oliver meraih tangannya, “Tuan Davis, ikut denganku!” Lizy Oliver membawa Wendel Davis ke farmasi, lalu mengeluarkan bekal makan siang. “Suci memberiku makanan tadi siang. Aku akan memanaskannya di microwave. Tuan Davis, makanlah bekal ini bersamaku.” Hati Wendel melembut melihat sikap manisnya. Lizy Oliver dapat melihat kelelahan yang tersirat di