Lizy memandangnya dan mengawasinya yang sedang mencarinya. Dia mengerutkan bibir tipisnya, “Tuan Davis, lihatlah ke atas dan ke depan.” Wendel mendongak dan segera melihat sosok ramping berdiri di aula. Lizy Oliver ada di sana, sepasang mata yang gelap dan berair sedang menatapnya. Bola matanya penuh dengan pantulan Wendel Davis. Wendel menutup ponsel dan segera masuk dengan langkah yang mantap. Tubuhnya yang tinggi berheti di depan gadis itu, “Mengapa kau di sini?” Lizy menatapnya dengan ekpresi yang menakjubkan tetapi dia tidak memberikannya jawaban melainkan bertanya pendapatnya, “Menurutmu?” Resepsionis yang baru saja berlari keluar langsung membeku. Ada apa ini? Apakah gadis ini sedang berbicara dengan CEO di telepon tadi? Wow! Mata Wendel memerah dan menatap Lizy Oliver, “Meng