Dia tidak bisa membiarkan mereka begitu saja. Lizy bangkit dan berlari ke kamar tamu. Dia meraung saat dia mengetuk pintu, “Wendel! Buka pintunyaaa!!!” Detik berikutnya, pintu terbuka dan dia mendapati Hellen yang terbungkus dengan handuk di kepalanya. Hellen tidak menyangka jika yang datang adalah pelayan Wendel. Dia menatapnya dengan jijik saat dia bertanya dingin, “Apa yang kau lakukan di sini?” "Di mana Wendel? Apakah dia di kamar mandi? Wendel! Keluarlah! Aku ingin bicara!” Lizy melangkah menuju ke kamar mandi tetapi dia dihadang Hellen. “Kau hanya pelayan di sini!” Mata Lizy menjadi dingin saat dia menatap ke arah kamar mandi. “Aku hitung sampai tiga, jika tidak keluar maka kau akan tahu akibatnya!” “Satu, dua… tiga!” Lizy berhitung ketika dia memberi intruksi pada Hellen