Marvi terlihat duduk di kursi kebanggaannya, menatap Minzy yang sedang mengobrol bersama teman dekatnya, siapa lagi jika bukan William. Ya, Marvi sengaja memanggil William ke dalam ruangannya sebelum dirinya membawa Minzy pulang. Dan sesuai dengan yang ada dalam pikirannya, Minzy terlihat senang. "Aku udah baik-baik aja Zy," Ucap William. Minzy tersenyum senang. "Aku seneng dengernya, kalau kamu sakit kan bingung mau dijagain siapa. Anak rantaumah gitu, kalau bisa gak boleh sakit." Ucapnya. William tertawa pelan mendengarnya, Minzy masih sama seperti pertama kali mereka berjumpa. Menggemaskan. Tidak ada alasan untuk tidak jatuh hati kepada dia. Tapi William tidak bisa mengambil langkah, saingannya terlalu sempurna. Tanpa dirinya ketahui, pengertian yang dimiliki William, sangat Minzy ha