Elmera menatap pada orang tuanya yang mencoba untuk menenangkan Ariel—adik Elmera yang terus saja menangis karena kematian kekasihnya. Elmera hanya diam tidak berniat untuk menenangkan. Lagian dia senang dengan melihat adiknya yang terus menangis, merasa sedih dengan kematian kekasihnya yang kesekian kalinya. “Ini kenapa selalu kekasih Ariel yang mati? Ariel sudah mau serius dengan kekasih Ariel yang sekarang,” ucap Ariel yang menangis sambil memeluk ibunya. Elmera tersenyum tipis, lalu dia menatap pada Ariel. “Bisa saja kau membawa sial untuk para pria yang menjalin hubungan dengan dirimu. Ini sudah kesekian pria yang mati karena menjalin kasih dengan dirimu. Ah, mari kita hitung. Apakah selama menjalin hubungan ini, ada pria yang tidak mati?” tanya Elmera. Semuanya menatap pa