Phoebe *** Debar cemas yang sempat kurasakan ketika masuk ke dalam rumah –setelah mengambil anggrek untuk Tante Dewi– bersama Ben, perlahan berkurang hingga aku nyaman berada di tengah keluarga besar Ben. Opa menyambut sangat hangat. Beliau banyak bercerita tentang masa muda dan ambisinya untuk membangun banyak gedung yang indah. Tak lama, keluarga Pak Ryan datang. Aku sudah beberapa kali bertemu dengan Ana, tetapi baru pertama kali bertemu dengan Tante Melissa –yang memaksaku memanggil beliau “Bunda”– dan Eva, yang ternyata adalah murid les Allana. Pak Ryan –yang kini kupanggil “Om”– sibuk bicara dengan Om Benny, sementara Tante Melissa bergabung bersamaku dan Opa. “Sekolahmu gimana, Mel?” tanya Opa kepada Tante Melissa. Perempuan paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu meng